Chapter 4: Boneka Kenangan Otomatis dan Sarjana
Bagi dirinya yang masih kecil, orang itu adalah seluruh dunianya.Tak terpikir olehnya bahwa dia akan pergi suatu hari nanti.Apa lebih baik bila orang itu tidak pernah ada sejak awal?, setidaknya, dia adalah wali langsungnya sejak lahir sampai ia menjadi seperti sekarang.Dia akan menemukannya kapanpun dia berlari untuk menangis dan memujinya untuk setiap hal baik yang dilakukannya.Jika ia mengulurkan tangannya, maka ia akan memeluknya.Dia adalah eksistensi yang agung,lebih baik darinya dalam segala hal.
Dia pikir begitulah sikap seharusnya dari orang tua
--Pegang tanganku.Jika tidak, aku tidak bisa berjalan.Lihat aku, aku tidak bisa hidup tanpa diawasi olehmu.Jangan pergi… kau masih punya tanggung jawab disini.
Penjahat yang membohongi orang itu dan mencurinya dari kehidupan sehari harinya adalah penjahat yang harus diadili – setan yang telah menghancurkan dunia miliknya. Namun, memiliki niat untuk melakukan itu juga merupakan dosa.
Dia berhenti merenungkan pintu yang takkan menyuarakan kembalinya orang itu,dia mulai meremehkan segala sesuatu yang dapat membuatnya terjatuh.Ia pikir dia baik baik saja, dia takkan pernah tersesat.Dia tidak percaya siapapun, dia tak pernah sesuai dengan orang lain.Dia takkan pernah hancur.Begitulah dirinya menodai orang di masa lalu yang menangis sambil menatap pintu yang tertutup setelah kepergiannya.
Eustitia adalah kota yang dikenal sebagai kota astronomi.Terletak di pegunungan dengan tingkat rendah.Penduduknya itu, tinggal 1500 meter diatas permukaan laut,mereka adalah pengamat yang terpesona oleh bintang di langit malam.Pusat Eustitia, yang dibangun melalui pencukuran pegunungan , adalah Observatoriumnya, dikelilingi bangunan yang terbuat dari batu disekitarnya.
Satu satunya cara untuk mencapai kota yang dibangun diatas dataran luas itu adalah dengan naik kereta api ke dasar pegunungan dan menaiki ‘ropeway’ yang berderit saat bergerak keatas.Tidak seperti kebanyakan kota metropoilis yang terbentang ratusan kilometer dan berkilau dengan lampu neon, itu adalah dunia dibawah langit yang tidak tercemar oleh warna yang diproduksi manusia, diselimuti sebuah jilbab hitam secara alami.
Kota itu juga disebut “Ibukota Astronomi” karena keunggulannya dalam pengamatan astronomi, namun dapat juga dikatakan bahwa karakteristiknya yang paling luar biasa adalah rumah dari lembaga penelitian astronomi termuka didunia.Institut tersebut dibuat setelah seorang raja navigasi maritime mendapatkan kekayaan selama masa hidupnya, Shahar.Observatorium yang didirikan dibawah pengaruh almarhum Shahar itu masih berdiri sampai sekarang, berkat rezeki terus menerus dari keluarganya.
Lembaga Penelitian Observatorium Astronomi Shahar memastikan beragam kegiatan, seperti menemukan bintang baru, meneliti segala sesuatu yang berhubungan dengan astronomi dan pembuatan teleskop.Sekarang, apa yang dilakukan oleh personil dari markas besar Shahar itu adalah mengelola buku buku tentang setiap bintang yang telah ditemukan, buku itu dikumpulkan dari berbagai tempat didunia.Setelah didirikan sebagai gabungan dari berbagai organisasi observatorium astronomi,kantor pusat itu memeiliki perpustakaan dengan penjagaan ketat.Perpustakaan raksasa itu dapat membuat pecandu buku mengeluarkan air liur dan pingsan dalam sekali pandang.Tentu saja, setiap bukunya berisi mengenai bintang dan berbagai mitos yang terkait dengannya.Namun, tak dapat dipungkiri bahwa ada sangat banyak buku disana.
Di ruang atrium, tangga spiral besi hitam yang membentang panjang dijadikan jembatan antara masing masing lantai, dengan lampu gantung emas khusus yang membentuk citra bintang turun dari atas langit.Tidak ada celah yang terlihat diantara buku buku yang tersusun di rak.Banyak meja dan kursi berserakan di tempat itu, ada lebih banyak sofa disana.
Orang orang yang bekerja disana bertanggung jawab atas berbagai tugas,mengatur klarifikasi,memandu pengunjung dan memecahkan kode tulisan kuno dari perpustakaan sastra asing.Di antara mereka, pekerjaan paling tidak menarik ada di departemen manuskrip, yang menyimpan buku buku tua yang berada di ambang kepunahan.Seperti namanya, itu adalah departemen untuk menuliskan buku dengan format tulis kedalam format ketik.Meski orang orang dari departemen tersebut dengan jadwal yang padat terus menerus mengerjakan manuskrip setiap harinya, saat ini mereka berada ditengah krisis kecil.Penyebabnya adalah sejumlah besar buku astronomi telah dipilih dari koleksi sastra yang sudah dibeli berasal dari gudang keluarga berpengaruh.Jumlah Volumenya cukup banyak, namun masalahnya adalah menjaganya tetap utuh.Teksnya hampir tak terbaca dan akan robek saat halamannya dibalik.Satu satunya hal yang dapat dilakukan adalah membukanya secara hati hati.Dan juga, jumlah orang di departemen itu adalah 80 orang.Dan meski tanpa istirahat sekalipun, mereka takkan bisa menyelesaikan manuskrip buku buku itu.
Membuka buku itu secara perlahan dan menerjemahkannya secara bersamaan tentunya sulit.Saat itulah orang orang tersebut memanggil ahli professional yang tidak ada tandingannya dalam bidang ketik, Boneka Kenangan Otomatis.
'Ropeway' bergetar tanpa henti.Yang keluar darinya adalah beberapa wanita dengan pakaian rapi, mulai dari wanita dengan kacamata baca dan yang berada di usia remaja awal,yang mengenakan pakaian bergaya barat dan timur, dan dari berbagai ras serta warna mata.Setiap dari mereka terlihat sangat anggun.Dan mereka semua dipekerjakan oleh perusahaan terbesar didunia, Shahar.
Yang terakhir keluar dari ropeway itu mengenakan sepatu boot rajutan berwarna coklat kakao.Warna hijau zamrud dari bros di dadanya bersinar terang bersama dengan rambut emasnya dan mata birunya yang menakjubkan.Pita merah gelap yang menghias kepalanya memancarkan keharuman halus dan gaun one piece putihnya sangat pas sebagai pelengkap dari tampilannya yang feminine.Jaket Prusianya yang cocok dengan udara tenang yang bermartabat,dengan kulit seputih susunya.Dia memgang sebuah tas troli dan paying renda cyan bergaris putih, sambil mengayunkannya keatas dan kebawah ia mengangkat wajahnya.
Bersamanya, mengenakan kimono mini yang berawarna warni, Boneka Kenangan berambut merah melangkah keluar dari ropeway, para rekan kerjanya berbisik dan membicarakannya.
Bunga unik yang menonjol lebih dari wanita di kota.Tanpa diragukan lagi, dia sangat indah.Keindahannya adalah sebuah tipe yang sulit didekati.Tak seperti yang lainnya, yang bergaul dengan baik dan bercakap cakap satu sama lain, dia hanya berjalan menuju ke tempat tujuan mereka.
Seorang pemuda mengamati mereka melalui sebuah teleskop kecil dari salah satu ruangan di markas Shahar.Karena jam kerja belum dimulai, dia mengenakan kemeja yang setengah terkancing dan celana panjang,dengan riang ia mengamati pemandangan diluar dari jendela disamping tempat tidurnya.
“Leon,hei.Lihat.Gadis ‘kemana saja kapan saja’ itu sudah tiba.”
Pemuda itu, Leon, menanggapi kata kata temannya sambil mengerutkan kening, “Bagaimana kalau kita segera ganti pakaian? Para penyalin itu akan segera datang.”
Mata almond yang tampak rewel bisa terlihat dibalik kacamata berbingkai tipisnya.Wajahnya yang berkembang dan muda menunjukkan bahwa dirinya berada di pertengahan usia remaja.Dan rambut panjangnya yang langka itu berwarna hijau laut.
“Boneka Kenangan Otomatis,huh.Mereka wanita cantik yang menggunakan kata kata indah untuk dituliskan pada klien mereka!,Bukankah itu patut dipuji?.”
Leon menjawab dengan nada rendah kepada pria yang berusia sekitar lima tahun
lebih tua darinya.”Mereka itu seperti pelacur bukan? Aku dengar tujuan mereka hanyalah merayu dan menikahi orang kaya.”
“Siapa yang memberitahu hal seperti itu? Jangan katakan itu didepan mereka.Kau ini selalu berkata buruk,wanita itu mengerikan saat marah…terutama mereka yang bekerja.Mungkin ada yang seperti kau bilang tapi,tapi mereka sudah sampai kesini untuk membantu warga biasa seperti kita.Tunjukkan rasa hormatmu.”
“Shahar akan membayar mereka kan? Itu sudah tugas mereka, bukan alasan untuk menunjukkan rasa hormat.Mereka sudah dibayar, kita juga tidak perlu menyewa manusia boneka.Untuk apa kita membiarkan wanita wanita ini masuk?.”
“Maksudmu boneka ciptaan Profesor Orland? Solusi ini sudah diputuskan.Banyak yang telah dibahas, menyewa orang untuk hal seperti ini cukup mahal dan tidak banyak yang menyediakan bisnis seperti itu.Namun, cukup mudah untuk mengumpulkan boneka dalam jumlah besar, karena mereka memiliki hubungan erat dengan kantor pos.”
Meski Leon merasa jijik dengan perkataannya, dia mengerti dengan baik.
Kantor pos diseluruh dunia bervariasi menurut masing masing benua, namun pengiriman barang pos di benua mereka tidak mengikuti pola, mereka dipimpin oleh perusahaan swasta.Lembaga ini merupakan lembaga pos paling berbeda dari yang ada di generasi saat ini, penggunanya harus memilih agen pos berdasarkan batas potensial untuk distribusi dan biaya pengirimannya.Namun, Boneka Kenangan Otomatis memiliki kemitraan sampingan dengan layanan pos setempat.
Mereka memberi kesan penggunaan kelas atas yang bermutu tinggi, namun rencana pembiayaan nya banyak.Selain itu, layanan sederhana dari wanita yang dipilih dengan hati hati dan terlatih ini seringkali diminta lebih dari sekali oleh pengguna yang sama.Kehadiran mereka di pasar tidaklah besar,namun tidak kecil pula.
“Kita tak bisa memperpanjang jam kerja mereka, tapi harga mereka cukup terjangkau, lebih baik kita menyewa boneka imut ini , keputusan ini sudah tepat.Mereka juga bisa melakukan koreksi dalam teksnya.Lagipula, Leon….jika yang datang laki laki, kau mungkin takkan mengeluh.”
Diam
“Aku berpikir bahwa kebencianmu terhadap wanita itu…tidak proporsional.Aku tak tahu apa yang membuatmu seperti itu…tapi aku yakin kau bisa sembuh dari kebencian itu dengan mencintai seseorang.Kau melewatkan banyak pengalaman berharga dalam hidup karena tidak suka dengan hal itu.”
Leon terlihat seperti menggigit kembali perkataannya.Wajah kesalnya itu memang sudah bawaan, meski dia benci saat orang membicarakannya.
“Kenapa semua orang bilang aneh…untuk tak menyukai siapapun?”
Sepertinya hal itu adalah sesuatu yang biasa ia dengar.
“Tidak, itu tidak aneh.Hanya saja sedikit sia sia.Untuk apa kau hidup?”
“Aku tak perlu itu untuk hidup! aku mencintai pekerjaanku, dan aku suka tempat ini.Itulah sebabnya aku direkrut berdasarkan keputusan Shahar.Apa kau tidak mengerti? Kita akan mengekspos karya suci kita pada orang yang tidak pantas.Membiarkan wanita masuk ke tempat yang penuh dengan pria itu adalah hal yang buruk…!”
“Karya suci yah….”
“Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapapun.Kita ini terpilih untuk berada disini.Teknik pengarsipan dokumen memerlukan pembelajaran segala macam bahasa.Kita dari departemen manuskrip adalah orang dengan bakat luar biasa.”
“Tapi ini membosankan.Hanya ada pria.Ada beberapa wanita yang mengurus koleksi buku tentang bunga,Ah…mungkin mereka ada di bagian referensi.Kuharap aku dipindahkan kesana.”
Leon terdiam sambil mengamati senyum temannya itu pada wanita wanita yang akan datang.Dia mengenakan setelan kerja yang biasanya dia kenakan dibalik kemejanya dan keluar dari ruangan itu.Meski dia mendengar namanya dipanggil dari belakang, dia mengabaikannya.
Koridor diselimuti suasana pagi yang lembut.Dari jendela, sinar matahari pagi bersinar terang sambil menuangkan cahaya yang samar, pada saat itu kicauan burung bisa terdengar.Dia juga melihat anggota staff yang sedang menulis kata kata “Selamat datang, Boneka Kenangan Otomatis” pada sebuah spanduk.
Wajah orang orang yang ida lihat di asrama laki laki itu tampak agak bodoh,Bahkan mereka yang biasanya tidak pernah mencukur janggut mereka sekarang mencukurnya.
“Leon,Selamat pagi! Brom akhirnya hari yang…hei?”
“Kenapa dia berwajah seram begitu? Yah seperti biasanya…”
Dia melewati tempat itu tanpa menyapa rekan rekannya yang mengejek.
“Semua orang selalu memusingkan tentang ‘wanita’ dan ‘cinta’.Bukankah itu menyedihkan?”
Berulang kali mendengar hal yang sama, dalam kesunyian pagi yang menyenangkan, Leon menggigit lidahnya (tck!) dan menendang dinding dengan sepatu kulitnya.”
“Persetan dengan itu semua!”
Burung burung diluar langsung bereaksi terhadap suara keras itu; semua yang berada di pohon terdekat terbang menjauh.Kakinya tampak saki karena tendangannya, Leon mengerang (aww) untuk beberapa saat.
Aula masuk markas besar Shahar, di mana rasi bintang dan karakter mitos tergambar di langit langit berbentuk kubahm adalah tempat Boneka Kenangan Otomatis itu berkumpul, omongan mereka terus menerus bergema seperti riak riak.Yang ada di depan mereka adalah sosok personel departemen manuskrip Shahar, yang tampak mengenakan gaun hitam (baju akademis//baju wisuda) yang tampak nyaman dan topi perguruan tinggi berbentuk persegi panjang dengan rumbai diujungnya, seseorang menyuarakan batuk.
Atas isyarat dari tangannya, anggota lain dengan pakaian yang sama muncul dari belakang secara berturut turut.Meski ada beberapa wanita,jumlah pria tampak lebih banyak.Di antara mereka, Leon tampak paling muda.Hal itu terlihat jelas diantara begitu banyak orang dewasa, yang tampil dengan kepintaran kaku khas sekelompok spesialis yang datang dari Negara lain.
“Untuk Boneka Kenangan Otomatis yang telah hadir, kami mohon maaf karena sudah membuat kalian menunggu.Saya manajer departemen manuskrip, Rubelie.”
Kerumunan itu langsung hening saat pria itu berbicara.Seolah sinkron antara satu sama lain, mereka membungkuk dengan elegan dalam berbagai cara, dan suara mereka menjadi satu,
“Senang berkenalan, Tuan.”
Paduan suara itu ceria, tidak sesuai dengan aula yang sudah tua.Segera setelahnya, para wanita saling melirik dan tertawa.Rupanya, sapaan bersamaan adalah sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.Memang, semuany adalah saingan bisnis yang dikirim dari organisasi amananuensis yang berbeda.Dan para wanita yang disewakan sebagai Boneka Kenangan Otomatis diminta untuk menerima pelajaran bermutu tinggi mengenai rincian profesi kuno mereka.Oleh karena itulah, menanggapi lawan bicara mereka dengan anggun adalah peraturan yang umum.
Meski tersanjung, Rubellie terbatuk lagi dan membuka mulutnya, “Masa kontrak kalian adalah sebulan .Sementara itu, kami akan membuat salinan dari ratusan karya sastra yang berharga.Jumlah anggota staf di bagian manuskrip kami berjumlah 80 orang.80 Boneka Kenangan yang saya hormati , tujuan transkripsi manuskrip dalam satu bulan ini adalah 80%.Jika boleh jujur, saya harap kalian bisa menetap lebih lama disini, tapi ketersediaan maksimum untuk mempekerjakan wanita yang sangat sibuk seperti kalian hanya 30 hari.Alasan lainnya adalah karena sebagian besar dari kalian adalah mereka yang seringkali dipanggil oleh departemen militer.Kami dari departemen manuskrip menyambut kalian dari lubuk hati kami yang terdalam, mohon kerjasama dari kalian semua.
Saat dia melepas topinya dan membungkuk, anggota lainnya mengikutinya.Belum ada yang dimulai tapi sudah ada sesuatu yang hangat tumbuh di hati mereka, yang saling bertemu satu sama lain dengan sebuah keajaiban.
Setelah perkenalan, pekerjaan segera menjadi topik.
Naskah itu ditangani berpasangan.Rubellie mengumumkan pasangan mereka satu persatu, dan orang orang yang dipanggil dikirim ke ruang kerja.Berbaris dengan orang lain di aula,Leon menunggu namanya dipanggil.Sepertinya temannya berpasangan dengan Boneka Kenangan yang memakai kimono.Sambil mengawalnya, dia berbalik ke belakang dan menunjukkan kepalan tangannya kepada Leon.
“Selanjutnya, Leon Stephanotis.Leon silahkan melangkah maju.Pasanganmu adalah… dari layanan Pos CH ,Nona Cattleya Baudelaire.Cattley Baudelaire silahkan melangkah maju.”
Anggota staf departemen manuskrip menahan napas pada wanita yang berjalan melewati mereka yang belum dipanggil.Dia memiliki ciri ciri tubuh dan wajah seperti boneka, dan auranya mengisyaratkan bahwa daya tariknya bukanlah satu satunya pesona miliknya.
“A-apakah anda Nona Cattleya Baudelaire?”
‘Boneka’ itu memalingkan kepalanya kearah Rubellie, yang tenggorokannya sudah kering sedetik.Dengan bola mata sebiru air dan bulu mata pirang yang membuat bayangan diantara mereka, wanita itu menatapnya dengan sihir yang dapat membuat orang tercengang.”Tidak,saya datang kesini sebagai penggantinya.Saya pergi kemanapun yang diinginkan klien saya.Saya dari layanan Boneka Kenangan Otomatis,Violet Evergarden.”
Suaranya cukup untuk memikat semua orang dan mengendalikan seluruh ruangan itu.
“Saya berasal dari agen pos yang sama dengannya.Dia dijadwalkan untuk dua pekerjaan pada saat yang sama karena sebuah kesalahan, jadi saya telah dikirim untuk yang satu ini.Dia akan absen untuk seminggu, dan setelahnya, Boneka Kenangan Otomatis yang awalnya dipekerjakan,Cattleya, akan datang.Namun, permintaan maaf dari presiden kami seharusnya sudah disampaikan…”
Sorang wanita muda yang sepertinya menjadi sekretaris melangkah disamping Rubellie yang kebingungan.
“Saya minta maaf.Kalau dipikir pikir,kami memang menerima telepon tiga hari yang lalu.Karena satu satunya perubahan yang harus dilakukan adalah nama registrasi, saya pikir itu bisa dilakukan nanti dan hmm…”
Rubellie melambaikan tangannya pada gadis yang tidak nyaman itu.”Tidak, yah.. tidak masalah asalkan tempatnya tidak kosong.Sekarang, Nona Evergarden, kami akan memasangkanmu dengan si pemarah ini.Leon pasanganmu berubah tiba tiba, tapi pria brillian sepertimu tak masalah dengan itu bukan?”
Dengan semua perhatian ruangan pada dirinya, Leon tetap diam, tidak mengucapkan sepatah katapun.
“Leon…?” Rubellie mengintip wajahnya dari samping.
Bahkan untuk penonton, waktu seola olah telah berhenti.Dia bahkan lupa berkedip dan bernafas.Kelainan yang belum pernah ia rasakan muncuk di dadanya.
--Hatiku…berdenyut denyut.Apa ini…? Wanita ini? Apa yang ia lakukan padaku?
Matanya terbuka lebar, bibirnya ternganga, telinganya merah padam.Reaksi seperti itu disebabkan oleh keindahan langka didepannya.
“Leon.Hei, Leon?”
Bahkan kata kata atasannya tidak cukup untuk menyadarkannya.
--Perasaan aneh…membakar didalam tubuhku.
Violet memiringkan kepalanya sedikit kepada tatapannya – yang begitu berapi api sehingga hampir bisa membuat orang meleleh – saat Leon terdiam kaku,Violet berkata, “Tuan?”
Leon Stephanotis.16 Tahun.Lahir dan dibesarkan dipelukan Gunung Eustitia, dia selalu melihat langit malam, menjalani kehidupannya dengan hal hal yang berhubungan dengan astronomi.Waktunya dipersembahkan untuk para bintang, tanpa celah bagi orang lain untuk menyelinap kedalamnya.
Begitulah seharusnya sampai sekarang.Sampai saat ini, dia tak pernah mengenal cinta romantis, dan sekarang hati misoginis nya itu disentuh oleh orang lain untuk pertama kalinya.
Ruang kerja departemen manuskrip Shahar terasa hidup dan berisik.Beberapa buku tergeletak di sofa.Tempat itu penuh sesak dengan orang orang yang bekerja berdampingan, mereka menyingkirkan buku dan diagram untuk tempat alat ketik.Leon dan Violet duduk di kursi secara bersampingan, celah diantara mereka begitu kecil sampai lutu mereka dapat bersentuhan.
“Gunakan yang ada didepanmu.Masing masing perangkat modern di Shahar dikunci dengan kata sandi khusus.Jangan bocorkan kata sandinya.”
“Tentu saja, apapun yang berhubungan dengan pekerjaan Anda sangat rahasia”
Sama sekali tidak terintimidasi oleh alat yang tak ia kenal, Violet mulai menyentuh mesin ketik itu.Mata Leon terus tertarik pada penampilannya yang menakjubkan.
--Ini aneh…sepertinya, aku tidak sehat.
Leon berjuang menghadapi detak jantungnya yang berubah secara misterius tanpa tahu penyebabnya.Akan menjadi aib baginya sebagai bagian dari departemen manuskrip Shahar untuk jatuh sakit pada saat orang lain bekerja dengan keras.Jadi,tanpa memberitahukannya kepada siapapun, dia dengan putus asa berusaha bersikap seperti biasanya.Namun, orang orang disekitar mereka berdua melihatnya dengan cara yang berbeda…
“Wajahnya…memerah”
“Ini…pasti ‘hal itu’ bukan? Dia menyukai gadis itu?”
“Jadi dia memang menaruh minat pada wanita.Aku begitu yakin itu…”
“Kurasa itu sudah pasti, karena kita belum pernah melihatnya berkencan dengan siapapun.”
“Uwah,aku merasa seperti orangtua yang melihat anaknya tumbuh dewasa”
Rekan rekan Leon segera mengetahui perubahan ekspresinya dan khawatir,tapi pada akhirnya yang mereka lakukan adalah mengamatinya dari kejauhan dengan senang.
Gelarnya adalah astronom termuda dengan pengetahuan yang cukup untuk menjadi bagian dari departemen manuskrip.Anggota staf muda yang diakui oleh atasannya biasanya dilihat sebagai penganggu,namun orang dari staf departemen manuskrip meperlakukannya sebagai seorang adik laki laki.
Penonton yang penasaran itu mengukir lubang ke punggung Leon, tapi meski tau, ia memutuskan untuk tidak mengatakan apapun, sebagai gantinya ia menatap mereka dengan mata setajam pedang. Mereka yang ditatap olehnya hanya tertawa pelan dan melanjutkan tugas mereka.
Tangannya masih menempel pada mesin ketik yang sudah disiapkan, Violet mengangguk sedikit dan kembali menatap Leon. "Tidak ada masalah dengan metode operasinya.Silahkan bacakan. "
"Yang pertama kita lakukan adalah deskripsi yang ditulis di Lingua Franca tentang sebuah komet dari dua ratus tahun yang lalu bernama Alley. Aku ingatkan: aku cepat dalam menerjemahkan. Biasanya, ketika kita membentuk pasangan di departemen manuskrip, satu orang menerjemahkan dan satu lagi menulisnya. Jika kau tidak bisa mengikuti, maka kau akan jadi tak berguna. "
"Saya siap."
Jawaban singkatnya mengejutkan Leon sebagai tanda sikap terlalu percaya diri. Keinginan untuk mematahkan kebanggaan semacam itu menggelegak di dalam dirinya.
"Kalau begitu, mari kita lihat keahlianmu." Dia dengan hati-hati membalik halaman salah satu buku yang hampir lepas dari pinset nya. "Panah Cahaya yang menembus langit gelap menua memenggal leher Saint Barbarossa dengan ekor panjangnya. Menurut kutipan almarhum astrolog Ariadne, Panah Cahaya adalah pertanda buruk. Setelah kilatan cahaya itu pudar, malapetaka muncul, dan kerajaan tersebut bergema akan kematian raja mereka.Dikatakan bahwa Saint Barbarossa terkena Panah Cahaya itu juga, dan membuat jiwa dan tubuhnya hancur. Dari apa yang diungkapkan Ardiane, ada beberapa penampakan dari panah cahaya pada masa lampau. Alasan keberadaan Panah Cahaya adalah untuk menculik pengantin Raja Reinhardt dari Negeri Peri. Pada saat itu, seorang bangsawan meninggal. Namun, fakta bahwa wanita itu berubah menjadi istri Reinhardt sementara mantan mempelai pria dijadikan sebagai korban dalam perjamuan yang penuh berkah itu bukanlah sebuah tragedi. Dia kembali dengan tubuh baru di Negeri Peri, berada di celah antara hidup dan mati, dengan jiwanya dipertahankan untuk selamanya." Leon membacakan dengan lancar tanpa berhenti sekali pun, tidak sedikit pun melirik pada Violet yang sedang menulis. Dia bisa mendengar suara mengetik saat dia berbicara, bertanya-tanya seberapa jauh dia menulisnya. Begitu dia berhenti untuk memeriksa ...
"Tolong lanjutkan."
... Violet baru saja selesai menyalin bacaannya. Dia tercengang sejenak.
--Dia mungkin mengetik lebih cepat dariku.
Alih-alih takjub, ia merasa frustrasi.
"Sepertinya aku bisa membacakannya lebih cepat." Leon berdeham, memfokuskan sarafnya dan memulai kembali terjemahannya, "Dengan sengaja atau tidak, kematian bangsawan itu berdampak pada warga. Banyak orang menjadi gila saat melihat panah cahaya. Beberapa akan melemparkan diri ke danau sambil mencari pantulannya dan tenggelam; beberapa akan mengejarnya dan tidak pernah kembali. Ada juga banyak yang kehilangan semangat setelah menyaksikan panah cahaya. Dan juga panah cahaya bukan pertanda nasib buruk di negara kita saja. Seorang troubadour pernah melaporkan bahwa, di Timur, ada sebuah legenda bahwa panah cahaya membakar langit saat kemunculannya. Namun, di tengah keputusasaan menyaksikan segala sesuatu dibakar oleh perwujudan bola api yang berjalan di sepanjang langit, orang-orang tak berdaya dan hanya bisa menatapnya. Hal-hal besar selalu dimulai dan berakhir di tempat yang tidak bisa kita capai. Jika sebuah akhir yang sebenarnya datang, pasti akan ada sesuatu yang secerah itu. " Dia bahkan tidak berhenti untuk menarik napas, mengembuskan napas berat setelah berbicara dan dengan terburu-buru melihat Violet.
"Tuan?" Dia sudah selesai mengetik, setelah dengan sempurna mentranskripsikan penggambaran ke dalam dokumen.
Rasa frustrasi yang telah ditekannya sebelumnya tergabung dengan perasaan jengkel. Entah bagaimana, dia tidak tahan melihat dia terlihat begitu tenang.
"Jangan sombong!"
Jemari Violet bergerak cepat ke keyboard.
"Tidak! Jangan tulis itu! Aku tidak sedang membacakan! "
"Maafkan saya."
"Sialan ... aku akan menang tidak peduli apapun ... Tidak! Jangan tulis ini! "
"Saya minta maaf lagi."
Setelah beberapa jam mengulangi proses yang sama, keduanya jauh di depan duo lainnya dengan hasil pekerjaan mereka. Sambil memeriksa dokumen yang disalin, Violet melirik ke samping ke Leon, yang memegangi tenggorokannya yang terlalu banyak membaca.
"Pekerjaan ini setara dengan hasil kerja tiga hari. Tuan, Anda patut dihargai. "
"Ah, apakah begitu ...?" Disusul dengan rasa kekalahan, Leon tidak bersukacita.
Kecepatan pengetikannya adalah kemampuan yang sangat nyata bahkan di bagian manuskrip. Terlepas dari menjadi spesialis, dia telah kalah dari orang luar, yang dibencinya.
"Saya berasumsi kita dua kali lebih cepat seperti rekan lainnya.Bukankah ini artinya, jika kita terus melanjutkannya, kita akan bisa menyelesaikan semua dokumen dalam setengah periode kontrak? "
"Itu ... tidak mungkin." Kata Leon sambil mengamati tabel perkembangan kerja yang diletakkan di salah satu dinding ruang kerja. Nama masing-masing pasangan, tujuan dan pencapaian harian terdaftar di dalamnya, dan setiap pasangan mempresentasikan angka yang jauh lebih maju daripada yang direncanakan.
Baru saat itulah Leon menyadari sesuatu tentang Boneka Kenangan Otomatis selain Violet. Meskipun itu adalah waktu istirahat pertama mereka setelah bekerja selama delapan jam, mereka semua tersenyum, saling mengobrol dengan damai. Sebaliknya, seperti Leon itu sendiri, para pria di departemen manuskrip benar-benar kelelahan.Agak berlebihan untuk menggambarkan mereka sebagai tumpukan mayat, tapi bukan hanya satu atau dua dari mereka yang telah roboh ke meja di dekatnya.
"Bagaimana ... bisa kalian menjadi sangat energik ...?"
" 'energik'? apa maksud Anda ...?"
"Siapa pun akan merasa lelah setelah melakukan pencatatan sebanyak itu ..."
Violet berkedip berulang kali beberapa kali. "Tulisan cepat pasti membutuhkan konsentrasi dan stamina, tapi itu tidak menyebabkan banyak kelelahan dibandingkan dengan bepergian."
" 'Bepergian', kau bilang ... maksudmu pergi ke tempat klien kalian berada?"
"Iya.Itu adalah bagian dari pekerjaan kami sebagai Boneka Kenangan Otomatis untuk pergi ke mana pun yang diinginkan klien kami setiap saat. Bahkan jika tempat itu adalah bagian dalam hutan lebat yang belum pernah dijelajahi atau sebuah negara besar yang tersembunyi di balik belasan gunung, kami tahan untuk membawa tas kami dan berjalan ber hari hari tanpa trans."
"Meskipun kau wanita?"
"Kebanyakan Boneka Kenangan Otomatis adalah perempuan."
"Yah ... meski begitu... itu tempat yang berbahaya kan?"
"Itu benar. Tapi apakah semua orang memiliki kekuatan fisik dan pertahanan diri minimal? Karena saya berasal dari Pelayanan Pos CH, saya ditugaskan ke daerah konflik juga. Dalam kasus ini, saya membawa senjata api dengan saya, yang menambah berat bawaan saya. Jadi, mengetik selama beberapa jam... "
Tampaknya dia ingin mengatakan "bukanlah masalah". Perasaan jengkel muncul di dadanya Leon. Tapi pada saat bersamaan, pandangannya teerhadap Boneka Kenangan Otomatis sedikit berubah. Dari sudut pandang orang biasa, Boneka Kenangan Otomatis adalah jasa profesional khusus yang layanannya hanya bisa disewa oleh masyarakat kalangan atas.
--Kupikir mereka hanya penghibur orang kaya, tapi ...
Melihat postur tubuhnya yang tidak terganggu bahkan setelah berjam-jam bekerja. Ketenangan yang konsisten.Kondisi kerja yang parah dan juga hari libur yang tak pasti. Agenda yang menuntut pergi ke daerah berbahaya. Jika ada yang bertanya kepadanya apakah dia bisa melakukan semuanya, jawabannya tidak.
"Kenapa kau ... melakukan pekerjaan berat seperti itu?"
--Ini bukan hal yang bisa dilakukan seseorang yang hanya ingin merayu pria kaya.
Violet menjawab dengan lembut, "Ini adalah peran yang diberikan pada saya."
"Oleh perusahaanmu?"
"Itu ... juga. Tapi saya tidak pernah berpikir semua itu sulit. Saya percaya bahwa ... pergi ke klien saya dan menggambarkan perasaan mereka, seolah-olah saya menerima pemikiran seseorang yang memiliki kisah lama yang tertulis dalam diri mereka dan memberi bentuk kepada pikiran itu, rasanya sangat ... unik ... dan luar biasa. "
Kata-katanya langsung meniup keletihan dari tubuh Leon.
--Aku mengerti. Aku sangat mengerti
Di masa lalu, ada seseorang yang sering mengamati bintang-bintang dan meneliti mereka sepertinya, dan Leon bisa merasakan perasaan romantis setiap kali orang itu membicarakan pengamatannya. Rasa empati, kekaguman dan rasa takut yang dirasakannya terhadap orang yang telah tiada itu, sama seperti perasaan berhasil memecahkan sebuah naskah untuk pertama kalinya, dan hal itu agak luar biasa.
"Kau benar…"
Itu benar-benar indah.
"Meskipun ... kau seorang wanita ... kau mengerti."
"Apa menjadi wanita ... ada hubungannya dengan itu?"
"Yah, tidak ... tidak ada ..."
Setelah dipuji oleh Leon untuk pertama kalinya, Violet membiarkan sudut bibirnya melengkung sedikit saat dia tidak melihat.
Para Boneka Kenangan Otomatis telah dijuluki "asisten penalti departemen manuskrip" terus bekerja dengan kekuatan penuh beberapa hari berikutnya.
Sikap wanita terdidik yang memikat dan cara mereka berperilaku tidak hanya menarik perhatian pria, mereka juga dipuji oleh wanita lain. Di antara mereka, yang paling menonjol adalah mitra Leon, Violet Evergarden. Pesona berkelasnya adalah salah satu alasannya, tapi yang juga menarik perhatian para pria adalah perilaku dinginnya. Tanpa sadar, dia mulai mendapatkan fans.
"Hati-hati. Orang-orang iri padamu. "
Meskipun dia diperingatkan segera dan pada awalnya tidak memahaminya, Leon kemudian menyadari apa yang sedang terjadi. Bahkan setelah selesai mencari bahan atau mengetik manuskrip, mereka berdua selalu berkeliling gedung bersama. Leon, yang jahat dengan kata-kata dan tidak kompeten dengan wanita, dan Violet, yang, hampir seperti boneka sejati, yang berbicara dengan kaku khasnya, tidak seharusnya menjadi duo yang ceria. Namun, logika tidak sampai pada orang-orang yang matanya tertutupi oleh cinta. Dan yang paling cemburu adalah orang-orang di luar departemen manuskrip.
"Nah, apa yang ingin Anda bicarakan?"
Setelah menabrak dinding dalam penerjemahan, Leon menuju ke perpustakaan untuk mencari kamus. Karena kamus yang ia butuhkan ada di tempat yang begitu tinggi sampai dia harus menaiki tangga, dia membiarkan Violet menunggu di kursi di dekatnya.Dia merasa berjaya seakan dia berburu harta karun saat mendapatkan buku itu.Dan saat ia kembali, dia melihat Violet dikelilingi oleh tiga orang pria dari departemen referensi.
"Sayang sekali partnermu itu Leon. Dia memiliki kepribadian buruk. "
"Benar. Meskipun dia anak yatim piatu ia tidak akan bisa menjalani kehidupan yang layak jika bukan karena Shahar yang membawanya masuk ... "
"Bunga langka sepertimu akan terbuang sia-sia bila bersamanya .Jika kau bosan dengannya, pergilah ke bagian referensi. Apa kau suka membicarakan bintang? Kita lebih ahli tentang itu dibanding Departemen Manuskrip ini. "
Violet dengan tanpa ekspresi mendengarkan semua yang mereka katakan.
- Menyebalkan
Leon menggigit lidahnya. Meskipun dia mudah marah, dia telah berkali-kali menerima perlakuan sedemikian rupa sehingga dia terbiasa dengan hal itu. Alih-alih marah, apa yang muncul dalam pikirannya dirinya adalah kata yang penuh dengan rasa menggelikan, "Ini lagi?" Dia lebih dari sekadar sadar akan asal usulnya sendiri, karakternya yang jahat, kenyataan bahwa dia lebih muda dari pada orang lain dan hanya sedikit orang yang menyukainya. Mungkin karena tampil tidak bersahabat saat berhadapan dengan orang-orang dari departemen lain. Reputasinya di antara mereka tidak begitu positif. Dia bahkan mungkin takkan dipekerjakan di departemen manuskrip karena sikapnya terhadap atasannya, Rubellie. Namun, Leon memiliki sebuah gaya hidup di mana dia tidak mencari kasih sayang orang lain, dan karena itu dia tidak pernah marah terhadap penghinaan semacam itu. Dia sama sekali tidak tersinggung.
"Aku juga anak yatim piatu." Kata-kata yang diucapkan Violet merobek kesunyian perpustakaan.
Mereka menganggap suaranya indah sebelumnya, tapi itu adalah pertama kalinya suara miliknya terdengar begitu murni.
"Aku tidak memiliki kehidupan memuaskan, seperti apa yang kau maksudkan." Kalimat yang penuh ketidaksabaran itu bergema.
--Dia ... berbohong kan?, adalah apa yang dipikirkan Leon, tapi dia bisa melihat sikapnya yang tenang dan jujur dari ruang di antara punggung pria itu.
"Baru beberapa tahun berlalu sejak saya belajar membaca."
Meskipun hatinya tidak terluka oleh apapun tentang dirinya sendiri, dia diserang rasa sakit karena pengakuan Violet.
"Dan, maaf... bila aku mengembalikan perkataanmu tadi, tapi ... paling tidak, orang-orang dari departemen naskah lebih menyenangkan dan lebih ahli dariku dalam hal percakapan." Violet, yang masih cantik seperti biasa, dengan bersahaja mengungkap dirinya. "Jika apa yang ingin kau bicarakan adalah tentang tempat lahir atau masa kecil ... apakah kau keberatan untuk memasukkan aku kedalamnya?"
"I-ini salah. Kau tidak ... seperti itu bukan?"
"Tidak ada yang salah. Dibandingkan dengan Tuan Leon, aku kehilangan lebih banyak hal ... dan aku bisa menegaskannya bahkan tanpa konfirmasi darimu. "
"H-Ibunya adalah seorang pengembara."
"Aku bahkan tidak mengenal wajah orang tuaku. Selain itu, aku juga seorang pengembara. Aku adalah Boneka Kenangan Otomatis. Jika kau bermaksud untuk membelaku, ucapanmu tidak sesuai. "
"Kau... mengatakan ini untuk menutupi Leon karena dia pasanganmu, bukan?"
Violet berpaling ke arah pria yang tadi berkata begitu dengan wajahnya yang berwarna merah. "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya ... meskipun ... itu mungkin benar ..." alis emasnya bergetar saat bibirnya yang membeku menunggu pikirannya untuk terbentuk.
Violet Evergarden kemungkinan besar bukan tipe orang yang akan berkecil hati, tidak peduli apapun yang mendesaknya.
"Kontrak saya mungkin sudah disegel oleh manajemen Shahar, tapi tuan saya saat ini adalah Leon Stephanotis sendiri. Jika kau mencoba menyakitinya, aku akan melindunginya dengan semua yang kumiliki. Ini mungkin merupakan penyimpangan dari tugasku ... tapi itu sudah merupakan sifatku sebagai boneka. "
Para pemuda, yang benar-benar terdiam, dan tidak tahu bagaimana menanggapinya.
"Ayo pergi, percuma melanjutkan ini." Dengan satu pernyataan itu, akhirnya, ketiganya menjauh dari Violet.
Memang, dunia yang ia tempati berbeda dari mereka.Bahkan bila mereka berdua sesama manusia, bahkan bila mereka menggunakan bahasa yang sama, hal itu takkan mengubah fakta tersebut.Bahkan bila mereka sesama manusia, bahkan saat mereka berbicara dalam bahasa yang sama, kebenaran itu tetap tidak berubah. Seolah-olah mereka saling berhadapan satu sama lain dari pantai seberang - kata-kata mereka tidak akan menyatu.Itulah realitas yang tidak menguntungkan, tapi ada banyak yang tidak menyadari bagian yang menyedihkan dari dunianya itu.
Seseorang yang melihat hal itu bertanya dengan nada rendah tentang apa yang telah terjadi dan berbisik tentang Violet.
"Ada apa dengannya? Berbicara besar hanya karena dia cantik ... memangnya dia siapa? "
"Sepertinya dia anak yatim piatu ..."
Bergosip tanpa rasa bersalah. Orang-orang mulai mengobrol cukup keras dan hanya mereka yang telinganya rusak tidak akan mendengarnya. Meski begitu, Violet duduk dengan sikap sopan dan terus menunggu Leon. Dia menunggunya kembali, tidak lebih.
Bagi Leon, sosoknya tak tertahankan karena suatu alasan.Sosoknya sangat bermartabat. Saat pertama kali bertemu dengannya, juga sama, ia berpikir bahwa dia memiliki kecantikan yang bermartabat. Tanpa diragukan lagi, dia lebih memukau dibanding wanita mana pun yang pernah dia temui. Kemuliaan dari kecakapannya patut dipuji. Namun, dia telah menunjukkan pesona baru lainnya
--Sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang lebih bersih dan tak tergantikan.
Sesuatu yang…
Dia tampak seperti orang yang mempesona sekarang. Itu membuat dadanya sakit.
Leon menggigit lidahnya lagi dan berjalan pelan, dan mendekati Violet.
"Tuan." Violet mengangkat wajahnya.
Bersamaan dengan itu, Leon memegangi lengannya dan membuatnya berdiri. Mereka melewati koridor perpustakaan dengan cepat. Langkah mereka mendetar lantai.
"Tuan, apa anda menemukan yang anda cari?"
"Ada disini."
"Itu bagus."
"Tidak...!"
"Apa maksudmu?"
"Ini tidak bagus!"
--Bukan salahku kalau orang mulai berpikir buruk tentangmu.
Bahasan mereka tidak berlanjut setelahnya.
"Benarkah? Ngomong-ngomong, apakah perpustakaan ini punya buku dari jurusan selain manuskrip?"
"Hah? Tentu saja ... ada banyak sekali buku tentang rasi bintang. Apa ada yang ingin kau baca? "
"Iya. Bagi seseorang yang sering bepergian, sangat berguna untuk mengumpulkan pengetahuan. " Violet bertindak seolah-olah gangguan sebelumnya tidak sedikit pun mempengaruhinya.
Apa yang menarik perhatian Violet adalah setumpuk buku di dekatnya. Bahkan kehangatan tangan Leon tidak mempengaruhinya. Meskipun Leon ingin pergi secepatnya, dia berhenti seketika.
"Kalau begitu mulailah memilih sekarang juga. Kau butuh kartu untuk meminjam buku. Akan sulit bila kau yang meminjamnya, jadi ayo bertindak seolah-olah saya yang meminjamnya. "
"Tapi ... kita di tengah jam kerja ..."
Leon sekali lagi merasa tidak enak karena menahan Violet. "Kita hanya meminjam beberapa buku, bukan? Selain itu, aku sudah membuatmu menunggu, anggap saja ini ganti rugi.Kau itu cukup aneh dalam berbagai hal.Meskipun kau selalu mengatakan apapun yang kau inginkan ... "
"Maafkan saya."
"Aku tidak marah, jadi tak perlu minta maaf."
"Kau tidak marah?"
Tidak peduli bagaimana orang memandangnya, wajah Leon menunjukkan ketidaksenangan.
"Wajahku memang begini, aku tidak marah"
Dengan bibirnya yang meruncing seolah sedang merajuk, Violet sedikit menyipitkan matanya. "Orang bilang wajah saya datar.Begitulah wajah yang saya miliki. " Dia mengatakan dengan cara yang mirip dengan nya. "Kami sedikit mirip."
Leon merasa sulit melepaskan pegangannya.
"Lalu aku berkata, 'ini menakutkan, ya'. Dan apa yang menurutnya dia katakan kembali? 'Kamu menggemaskan'! Kuuuuuh! Aku tidak tahan dengannya! Dia menggemaskan bukan? Hei, apa kau mendengarkan, Leon? "
Tiga hari telah berlalu sejak pekerjaan kolaboratif dimulai. Seperti biasa, teman sekamarnya mengoceh tanpa henti.Bukannya mengganti baju tidurnya Ia malah berbicara tentang Boneka Kenangan Otomatis sejak dini hari, tapi Leon berhenti mendengarkan di tengah percakapan.Selagi dia mengikat dasinya, ada suatu hal yang ada dalam pikirannya.
"Tidak. Ceritamu itu tidak penting.Aku tidak bisa memikirkan hal lain selain pengamatan Komet Alley yang akan terjadi dalam empat hari. "
"Sudah kuduga, kau tidak mendengarkanku ... Komet Alley memiliki siklus 200 tahun bukan?, jika kita melewatkannya, kita tidak akan hidup cukup lama untuk melihatnya lagi."
"Aku penasaran kenapa itu bisa begitu indah"
"Ekor cahaya yang tercipta saat komet itu lewat tepat seperti fantasi seperti pada lukisannya.Aku juga ingin melihat itu. Dan aku berpikir untuk mengundang pasanganku. Kalau dipikir-pikir, bukankah pasanganmu yang super cantik itu hanya akan tinggal empat hari lagi?"
"Dadaku ... sakit aku tak tahan... saat aku menatapnya."
"Kenapa kau tidak mencoba mengundang gadis cantik itu, Violet?.Dan hei, apa yang kau katakan tadi? Bukankah kita berbicara tentang komet? "
--Empat hari lagi, ya?
Pengamatan Komet Alley adalah acara besar bagi staf Shahar. Hanya orang-orang yang lahir dalam periode kunjungan komet-komet siklus panjang yang dapat melihatnya. Itu adalah kesempatan ajaib. Namun, meski komet itu memenuhi pikiran Leon, begitu pula Violet.
Sejak dia datang, setelah setiap hari bekerja, dia akan menghitung jam-jam yang tersisa yang bisa dia pakai bersamanya. Saat fajar menyingsing, dia akan mendapati dirinya terus memikirkan hal-hal seperti apa yang harus dikatakan saat mendekati dia, atau mengapa dia akan selalu hilang saat makan siang. Melakukannya mengurangi rasa sakit yang menyengat di dadanya.
"Kembali ke topik ... tidak ada gunanya, tidak peduli seberapapun kau menyukainya. Dia adalah Boneka Kenangan Otomatis. Dia akan segera menghilang entah kemana. Yah, wanita memang biasanya seperti itu. Tepat saat kau memikirkan semuanya berjalan baik, sebelum kau menyadarinya, mereka mengajukan surat cerai dan semuanya berakhir. Lalu mereka menjadi gila seperti, 'Aku sudah menahannya selama ini' dan pergi. Ini hanya masalah untuk tidak memendam sesuatu dan membicarakannya. "
--Aku tidak ingin ... dekat dengannya seperti itu. Aku tidak mau. Aku tidak mau.
Dia menggelengkan kepalanya untuk berhenti memikirkan kegagalannya. Seolah ingin menasehati dirinya sendiri, Leon mengikat dasi lebih ketat. Sampai dia menjadi sesak napas.Sebenarnya, sulit untuk bernapas -- semenjak ia bertemu Violet.
Sudah menjadi kebiasaan di Shahar agar semua orang menghentikan aktivitas mereka pada waktu makan siang. Direktur Rubellie mengatakan bahwa itu demi kualitas pekerjaan mereka.Di markas Shahar ada kafetaria yang bisa menampung tidak hanya para pengunjung tapi juga seluruh staf setiap departemen. Ada makanan yang bisa dibeli dan dibawa pulang. Itu adalah ruang bebas.Leon biasanya berada di kafetaria tersebut, tapi hari ini, dia menolak undangan rekan-rekannya untuk duduk bersama, berjalan di sekitar aula setelah tidak mendapat seletette bacon dan selada dan minuman.
--Dimana dia?
Dia menemukan orang yang bersangkutan tanpa banyak masalah.
Balkon bisa diakses melalui tangga darurat yang tidak banyak digunakan. Patung dewi bintang anggun berdiri di atas pegangan batu. Violet duduk di atasnya dengan nyaman. Dengan minumannya di satu tangan, dia memberi makan potongan roti untuk burung-burung itu. Rambut emasnya yang cerah bersinar memancarkan cahaya lembut dan membuatnya terlihat seperti seorang Dewi.
Burung-burung itu terbang begitu Leon membuka pintu.
"Apakah kau ... tidak suka dilihat saat makan?"
Meski sadar akan kedatangannya, tanpa terkejut sedikit pun, Violet mengangguk.
Leon mendekat, duduk di sisinya."Kenapa?" Dia bertanya, sambil menggigit baguette.
Violet mengalihkan tatapannya, seakan tenggelam dalam pikirannya. "Saat saya makan atau tidur, saya tidak berdaya. Saya tidak bisa bereaksi dengan benar terhadap serangan musuh. "
"'Musuh'... ? Meski kau adalah wanita yang sering bepergian sendiri, apa mungkin hal berbahaya seperti itu benar-benar terjadi?"
"Itu hanya kebiasaan.Dulu, Saya adalah seorang tentara. "
"Hah? Kau?"
"Iya. Apakah itu aneh? "
Leon tersentak saat Violet perlahan mengalihkan lehernya untuk menatapnya. Saat matanya bertemu dengan rambut hijau lautnya, mereka sedikit menyipit pada cahaya yang sedikit menyilaukan.
"Maksudku....,Bagaimanapun kau melihatnya ... kau hanyalah seorang wanita."
"'Hanya'…?"
Selama bekerja, dia datang untuk mengetahui bahwa lengannya itu prostetik.Dia mengira itu semua akibat kecelakaan, tapi setelah mengetahui bahwa dia tentara, dia mengerti semuanya.Di Benua ini, veteran perang yang cacat tidaklah jarang. Terjadi perang antara negara-negara besar - yaitu, Perang Kontinental - sampai beberapa tahun sebelumnya.Tapi bahkan setelah mendengar hal itu, Leon, yang tidak tahu apa-apa tentang masa lalu Violet, hanya bisa melihat dirinya saat ini.
"Kau ... itu wanita ..." Baginya, yang pertama 'wanita'.Sekali lagi, Violet memiliki ekspresi serius sesaat.
"Tuan, kau itu unik.""
Eh, maksudnya?"
"Ke mana pun saya pergi, biasanya orang bilang bahwa saya aneh."
"Bukan begitu karena pakaianmu? kelihatannya sulit untuk bergerak dengan itu."
"Bukankah baju akademis milikmu itu lebih sulit lagi untuk dipakai?"
"Yah itu benar. Ada orang yang bahkan tidak memakai dalaman apapun selama musim panas.Karena,baju mereka akan berbau apek. "
"Akan sangat mengerikan jika angin bertiup saat mereka berpakaian seperti itu."
Saat dia berkomentar serius, Leon akhirnya tersenyum.
"Omong-omong, Tuan, apa ada yang perlu dibicarakan?"
"Y-Yeah ... tidak banyak. Pada hari terakhirmu di sini, Alley's Comet akan datang. Dan, hum ... ini akan menjadi acara yang sangat besar, jadi aku datang untuk memberitahumu tentang hal itu ... "
"Komet Alley adalah ... yang disebutkan dalam manuskrip itu, bukan?"
"Betul. Ada siklus 200 tahun, jadi kita tidak akan bisa melihatnya lagi dalam masa ini. Nah, mau melihatnya? "
Sambil bertanya, Leon secara internal berdoa semoga dia mengatakan ya.
"Ya, saya ingin melihatnya." Violet mengangguk.
Leon mengepalkan tinjunya, menghancurkan baguette yang dipegangnya. "Benarkah begitu? tadinya kupikir tak perlu mengajakmu. "
"Kau ingin mengajakku? Atau tidak? "
"A-aku mengajakmu!. Pengamatannya sebelum fajar, jadi kita akan mulai bersiap-siap pada pukul dua.Kau mungkin akan mengantuk pada saat akan pergi; Apakah itu tidak apa apa?"
"Tidak masalah. Tidur dua jam saja sudah cukup untukku. "
"Tidurlah dengan cukup..... Kau hanya perlu menunggu hari yang akan datang. Kamilah yang akan mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan. Sampai jumpa. Maaf karena mengganggu. "Bangkit dari tempat duduknya itu, Leon melangkah pergi.
Setelah membalik beberapa sudut di koridor, dia menyandarkan punggungnya ke dinding dan berjongkok di tempat. Pipinya berwarna merah padam, keringat mengalir di dahinya. Saat tangannya menyentuh bibirnya, dia menyadari bahwa dia tersenyum. Tanggapan Violet tentang "iya, saya ingin melihatnya" diputar berulang-ulang di kepalanya.
"Fu ... fuha ... fuhaha ..." bagus kalau tidak ada orang di sekitar saat dia tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba kembali ke dirinya sendiri setelah beberapa detik. Dia tergesa-gesa, meluruskan bajunya dan menyeka keringatnya. "Aku ... ini aneh ... Apa ini ...?" Tanpa tahu nama penyakitnya yang aneh, Leon mengeluarkan suara yang menyedihkan dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Violet, yang ditinggalkannya, melihat apa yang terjadi pada baguette yang ia tinggalkan.
Observatorium Eustitia dilengkapi dengan teleskop astronomi yang besar, yang dianggap sebagai yang terbesar di dunia. Selain itu, Observatorium memiliki teleskop kecil yang tak terhitung jumlahnya yang bisa dipinjam dan dipasang. Karena tempat itu adalah tempat observasi benda angkasa terbaik di Eustitia, orang bisa melihat langit dari tempat yang mereka sukai, karena tidak ada bedanya asalkan memiliki alat yang tepat.
Di tengah malam, masih terlalu gelap untuk melihat dengan benar, Leon bertemu dengan Violet setelah mengumpulkan potongan-potongan teleskop, bersama dengan selimut untuk dua orang dan beberapa barang lainnya.
"Tuan, saya akan membawa ini."
"Tidak apa-apa."
"Tapi ... mereka tampak berat."
"Tidak apa-apa!"
Violet berjalan di belakang Leon, jauh dari pemandangan kota yang terbuat dari batu. Meski musimnya hangat, di sebuah kota yang berada di pegunungan, dinginnya masih cukup untuk menusuk kulit seseorang pada malam hari. Selain itu, mereka berdua menuju lebih jauh ke atas menuju gunung. Begitu sampai di tempat yang diinginkan, tubuh mereka benar-benar merasa kedinginan.
"Ini, tutupi dirimu dengan ini. Dan minum supnya. Aku akan memasang teleskop. "
Pengamat lain bisa dilihat di sana-sini di daerah yang dipilih Leon. Sekilas, itu tampak seperti lapangan terbuka yang luas, tapi sedikit ke depan adalah tebing terjal. Namun, tidak ada hambatan dalam pandangan siapa pun, dan pepohonan besar di sekitarnya menciptakan perlawanan yang baik terhadap angin. Itu adalah hari terbaik bagi sebuah bintang untuk kembali setelah 200 tahun.
"Tuan, apakah itu Komet Alley?" Tanya Violet saat melihat segumpal cahaya kecil di langit.
"Itu akan terlihat lebih cantik lagi. Semakin dekat komet itu ke Matahari, semakin menguap dari panasnya, dan itulah yang menciptakan ekornya dan membuatnya berbentuk seperti apa yang orang sebut 'bintang jatuh'. Saat-saat ketika itu terlihat adalah saat Matahari terbenam di barat atau di kanan sebelum terbit di timur. Ini akan memakan waktu tapi layak ditunggu. Ini, duduklah. "
Violet berangsur-angsur dikepung oleh barang-barang yang dibawa Leon - tikar yang sudah mulai rusak karena sering dipakai, bantal yang dapat digunakan sebagai alas untuk duduk berjam-jam, selimut lembut yang hangat dan sup lezat yang menghangatkan tubuh.
"Kau masih kedinginan? Wanita mudah kedinginan dan sakit. Butuh satu lapisan lagi? Ini, pakailah."
Meski dia sering berbicara kasar, dia adalah orang yang pengertian.
"Tuan... kau sangat baik." Bisik Violet bersamaan saat dia berbicara.
"J-Jangan bilang begitu. Aku tidak baik. Terutama terhadap wanita. Aku memperlakukan mereka dengan jijik. "
"Benarkah? Menurutku kau sangat lembut. Tampaknya tuan tak pernah mencoba berbicara dengan anggota staf perempuan, ... "
Dia tampak seperti tidak tertarik pada orang lain.
"Jujur saja, aku benci wanita ..." Setelah mengucapkannya, dia akhirnya melihat reaksi Violet.
Dia hanya menunggunya untuk melanjutkan.
"Aku-tidak ... membenci mereka semua ... Hanya saja ini seperti kutukan ... Setiap aku dekat wanita, semuanya berakhir dengan buruk. Aku tahu ... ada beberapa wanita yang baik.. "
"Apakah ada wanita yang pernah ... melakukan sesuatu yang jahat padamu?"
Jawaban atas pertanyaan Violet adalah bekas luka di hati Leon yang belum pernah dia bagikan kepada rekan-rekannya.
--Lagipula, dia akan ... segera pergi
Terlepas dari apapun yang aku katakan, kita tidak akan pernah bertemu lagi sesudahnya. Jadi mungkin tidak apa-apa ... untuk jujur di depan seseorang sekali ini saja bukan? Pikir Leon sambil menatap mata wanita cantik itu.
Untungnya, dia adalah orang yang pendiam. Dia pastinya tidak akan bergosip tentang masa lalu seorang pemuda yang dia temui di pegunungan. Bahkan jika dia melakukannya, kerusakan yang bisa ia sebabkan sangat minim.
"Bisakah kau berjanji kepadaku... untuk tidak akan mengatakan hal ini kepada siapapun?" Leon, yang tidak dapat membuka diri tanpa tindakan pencegahan semacam itu, melepaskan teleskop yang baru saja selesai ia persiapkan dan memegangi kedua tangannya dengan kuat.
"Sesuai keinginanmu."
Tangannya, yang terasa membeku karena angin malam, kini terasa tegang dan berkeringat di puncak kegugupannya.
"Aku ... aku lahir dan dibesarkan di kota ini. Kau ... mendengar banyak tentang hal itu di perpustakaan, bukan? "
"Kau mendengarnya ...?"
"Yah, aku mendengarnya. Seperti yang mereka katakan. Ibuku adalah seorang pengembara; seorang gipsi Apa kau tahu apa itu gipsi? Mereka adalah orang-orang yang mengunjungi banyak tempat dan melakukan pertunjukan, seperti menari, bernyanyi, dan kerajinan tangan, mereka mempromosikan karya mereka sendiri ... Mereka mirip denganmu, Boneka Kenangan Otomatis. "Saat berbicara, Leon mulai mengenang orang tuanya yang telah tiada."Kebanyakan gipsi adalah wanita berjiwa bebas. Ada yang berhubungan dengan pria kemanapun mereka pergi, dan ada mereka yang hanya mengejar satu orang. Mereka biasanya salah satu dari dua tipe ini. Ibuku tidak terkecuali, dia jatuh cinta dengan seorang pria dari kota ini, melahirkan seorang anak. Itu aku. "
Ibu Leon telah memberitahunya tentang warna hijau yang sangat langka. Itu adalah mutasi yang lahir dari campuran genetika beberapa ras. Itulah sebabnya dia begitu istimewa dan berharga, dia biasa mengatakan - itu karena dia adalah hasil cinta antara begitu banyak orang.
Ibunya memiliki rambut kuning muda yang selalu berbau harum. Karena dia telah hidup tanpa mewarnainya, kata-katanya terasa berat.Meski orang lain menganggap itu aneh.Dia tak pernah berhenti untuk menganggapnya sebagai sebuah berkah."Ibu melamar ayahku untuk menikahinya dengan bertanya langsung kepadanya." Kata-katanya terdengar aneh, tapi memang benar.
Dia tidak mengerti mengapa ibunya yang menakjubkan telah jatuh cinta pada pria pendiam yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengamati bintang-bintang di langit.Dia juga tidak mengerti mengapa ayahnya menerimanya. Hanya saja, keduanya selalu bergaul dengan baik. Kapan pun ayahnya mendengar ibunya dengan riang bernyanyi saat membaca korannya di sofa, dia akan mengajaknya berdansa dengannya,dan memaksa dirinya untuk berdiri dan melakukan berdansa dengan buruk, tanpa pernah memperlakukannya dengan kasar. Anak mereka akan membaca buku bergambar bintang di dekatnya, mendengarkan tawa mereka dari belakang punggungnya. Begitulah hidup mereka.
Dia percaya mereka keluarga yang baik.
Dikatakan bahwa hubungan antara pasangan suami istri sering dituding karena masalah dengan anak mereka, tapi di rumah mereka, tidak ada yang seperti itu. Bagaimanapun, kasih sayang ibunya adalah pada ayahnya, dan dia tidak lebih dari hasil akan hal itu. Oleh karenanya, jelas bahwa ibunya akan pergi untuk mengejar ayahnya ketika ia tidak kembali dari pencarian koleksi sastra.Setelah menghubungi departemen pengumpulan literatur, dia diberitahu bahwa dia telah pergi ke reruntuhan yang dulunya merupakan pusat dari kerajaan kuno. Kekaisaran bawah tanah telah runtuh karena kelaparan setelah bencana alam berturut-turut telah menghancurkan hutan megah di atasnya. Sebagai tempat telah berubah menjadi sebuah kuburan ditinggalkan, itu ditempati oleh binatang buas dan pencuri.
Dikabarkan bahwa siapa pun yang memasuki tempat itu dikutuk agar tidak pernah kembali hidup-hidup, namun tugas untuk menemukan kebenaran di balik enam peneliti yang telah lenyap bahkan tanpa mayat mereka yang tertinggal terlalu penting untuk diabaikan. Namun, pada akhirnya, orang-orang yang telah pergi dengan tujuan seperti itu kembali tanpa petunjuk tentang keberadaan kelompok pertama.Staf departemen pengumpulan literatur adalah penjelajah, dan tewas ditengah perjalanan mereka adalah hal yang tak dapat dihindari. Ibu Leon telah bersiap untuk hal itu terjadi saat menikahi ayahnya, namun menerimanya dan mampu menanggungnya adalah dua hal yang berbeda. Anak laki-lakinya atau suami tercintanya - menempatkan keduanya dalam sebuah timbangan, dan dia akhirnya memilih yang mana yang paling dia cintai.
Hal yamg terakhir dia lihat adalah punggungnya saat membuka pintu rumah mereka dengan penuh cahaya yang menyilaukan dan dengan niat untuk menjelajahi dunia lain ia pergi. Sebelum melakukannya, dia dengan diam-diam mengemasi barang bawaannya, memberi cukup uang kepada Leon selama beberapa bulan, memasak cukup makanan selama beberapa minggu, dan menceritakan kepadanya tentang orang dewasa yang bisa diandalkan jika terjadi sesuatu, membuang perannya sebagai ibu setelah mengelus kepalanya untuk terakhir kalinya. Pada saat ibunya pergi mencari ayahnya, dia hanyalah seorang wanita yang mengejar suaminya.Bayangan miliknya adalah bayangan seseorang yang telah dibaptis oleh orang-orang yang penuh dengan rasa cinta.
Saat itu, tentu saja, dia sedih karena ditinggalkan ibunya. Bagian yang paling sulit dilupakannya adalah saat setelah dia memanggilnya dengan suara rendah dan menangis, seolah memohon padanya. Meski ibunya sempat mendengarnya, dia sudah membuka pintu tanpa ragu.
"Aku akan segera kembali." Dia telah meninggalkannya dengan kebohongan yang kejam saat bertukar perpisahan dan menghilang, dan bahkan tidak pernah kembali lagi sejak saat itu.
--Tentunya, waktu kita bertiga bersama juga tidak akan pernah kembali.
Apakah dia berencana untuk meninggalkan anaknya dan lari ke suatu tempat? Atau mungkin - ini adalah kesimpulan bahwa - dia, yang telah hidup untuk cinta, bisa saja mati untuk itu. Leon membenci dirinya sendiri karena masih ingin kembali ke pintu itu sampai sekarang.
--Wanita itu egois ... mereka segera terobsesi dengan asmara dan cinta tanpa memikirkan masalah yang mereka timbulkan pada orang lain di sekitar mereka. Selama semuanya berjalan baik untuk mereka, mereka tidak peduli dengan hal lain. Cinta itulah yang membuat orang bodoh seperti mereka dipandang rendah oleh orang-orang. Apakah boleh orang tua melakukan hal seperti itu?
Kemana perasaan bocah kecil itu seharusnya pergi? Apa yang benar dan apa yang salah? Saat itu englihatan dari ingatannya terus berputar-putar di kepalanya, begitu juga pertanyaan "mengapa?" Dan "bagaimana?", Beberapa ratus juta kali. Bagaimana luka dari 'kehilangan orang itu dan mengulurkan tangan untuk menggapainya' di masa lalu sembuh?
Bagi dirinya yang masih kecil, orang itu adalah seluruh dunianya.Tak terpikir olehnya bahwa dia akan pergi suatu hari nanti.Apa lebih baik bila orang itu tidak pernah ada sejak awal?, setidaknya, dia adalah wali langsungnya sejak lahir sampai ia menjadi seperti sekarang.Dia akan menemukannya kapanpun dia berlari untuk menangis dan memujinya untuk setiap hal baik yang dilakukannya.Jika ia mengulurkan tangannya, maka ia akan memeluknya.Dia adalah eksistensi yang agung,lebih baik darinya dalam segala hal.
Dia pikir begitulah sikap seharusnya dari orang tua
--Pegang tanganku.Jika tidak, aku tidak bisa berjalan.Lihat aku, aku tidak bisa hidup tanpa diawasi olehmu.Jangan pergi… kau masih punya tanggung jawab disini.
Begitulah seharusnya orang tua.
--Itu yang dulu aku pikirkan.
Setelah selesai mengungkapkan sejarah pribadinya, Leon menggosok dadanya saat merasakan jantungnya berdetak dengan kuat. Meskipun dia hanya embicarakan masa lalu, hatinya bereaksi dengan jujur, dan mempengaruhi seluruh tubuhnya.
- Aku tetap bodoh, meskipun bukan anak kecil lagi.
Dia memiliki masa kecil yang tidak memuaskan, tapi rasanya dia tidak pernah beruntung.Shahar telah mengurusnya anak yatim piatu itu setelah diberi tahu bahwa dia telah ditinggalkan dan keluarganya telah tiada, tanpa sadar dia telah menjadi warga negara Eustitia yang independen. Dia kemudian berhasil menyelesaikan pekerjaan impiannya. Dia benar-benar sadar bahwa menaruh dendam abadi pada ibunya karena meninggalkannya tidak masuk akal. Walaupun demikian…
--Meski begitu, masa laluku yang menyedihkan tidak akan hilang.
Agar detak jantungnya mereda, Leon menarik napas dalam-dalam. Violet duduk dengan miring di sisinya. Angin bertiup melewati daerah itu, mengguncang pohon dengan guratannya. Suara serangga bergema lembut, langit dipenuhi bintang yang tak terhitung jumlahnya dan satu komet. Mungkin itu bukan topik terbaik yang bisa dibicarakan pada malam yang ideal.
Bibir merah yang telah diam dengan tenang itu tiba-tiba terbuka, "Tuan ... ibu Anda sangat penting bagi Anda,bukan?" Dia berbicara dengan cara yang sangat santai, tapi cara dia mengucapkan 'penting' terdengar seolah-olah dipinjam dari suatu tempat. Kata-katanya tampaknya tidak memiliki perasaan yang seharusnya tercetak di dalamnya.
"Saya tidak punya keluarga. Saya sudah berada di militer sejak kecil, dan... keluarga yang anda tanyakan... Saya merasa akhirnya saya memiliki gagasan samar-samar tentang hal itu sekarang. Hanya ... ada seseorang yang bersamaku saat aku masih kecil. " Violet berpaling untuk melihat Leon, yang tidak pernah meninggalkan pegunungan, dengan mata biru lautnya. Tatapannya saat menatap rambut hijaunya, yang konon merupakan hasil cinta yang luar biasa, terlihat serius untuk beberapa alasan.
"Apa kau tidak merasa kesepian terpisah dari orang itu?"
Sejenak, semua gerakan Violet berhenti sepenuhnya.Matanya bergetar tanpa henti, menunjukkan bahwa dia bingung. Tangannya tanpa sadar meraih bros zamrudnya. "Mengatakan ini ... bisa dianggap tidak sesuai sebagai boneka. Namun, sejujurnya, saya tidak bisa membedakan ... perasaan seperti kesepian, duka atau cinta. Aku tahu apa perasaan itu. Hanya saja, saya tidak tahu apakah saya bisa merasakannya. Ini bukan bohong. Aku benar-benar tidak tahu ... Tapi, meskipun aku tidak tahu, bisa jadi ... bahwa sekarang, aku mungkin merasa kesepian. "
Dia mungkin takkan percaya kata-kata itu bila dikatakan oleh orang lain. Namun, ada rasa kejujuran saat wanita yang misterius itu bicara. Seolah-olah Boneka Kenangan Otomatis cantik itu memiliki tubuh dan pikiran yang dikendalikan oleh sebuah benang yang mengikatnya. Meski begitu, Leon mengukir rasa heran di Di kegelapan malam, Violet tampak lebih kecil dari pada siang hari. Meski dia tampak seperti boneka, dia sebenarnya orang biasa. Dia adalah manusia ; Seorang gadis yang terbungkus dalam selimut.
"Kau ... mendedikasikan diri untuk pekerjaanmu terlalu jauh.Bahkan jika kau menyebut dirimu sebagai Boneka Kenangan Otomatis, kau adalah wanita normal yang telah melalui banyak hal. Bukan boneka.Kau... seharusnya merasa kesepian. Bahkan ada saat bagiku untuk merasa kesepian. Meski jarang. Pernahkah... sesekali kau memikirkan orang itu? "
"Saya tahu."
"Apa hatimu sakit saat menghabiskan hari harimu tanpa dia?"
"Memang begitu."
"Tidakkah Anda merasa lebih ringan saat melihatnya lagi?"
Violet memejamkan mata,bulu matanya saling bertemu. Mungkin dia sedang memikirkan orang yang bersangkutan. Akhirnya, bola mata birunya terbuka lebar. "Sepertinya aku mau."
Atas reaksinya yang sangat mirip dengan anak kecil, Leon tertawa terbahak-bahak, "Haha, kau ... apa sebenarnya kau hanya bermental seperti anak anak? Begitulah rasanya saat kau bicara. "
"Apa benar begitu? Apakah semua ini... karena saya terlalu kekanak-kanakan? "
"Siapa tahu? Itu adalah sesuatu yang hanya bisa dikenali oleh firasat. Dan tentang orang itu ... bagaimana kabarnya? "
Violet tercengang dan kehilangan kata-katanya sejenak. "Kami terpisah saat ini, tapi saya selalu merasa seolah-olah berada didekat orang itu."
Itu adalah jawaban yang tersirat. Cara Violet berbicara tentangnya membuat Leon membayangkan seorang tua sebagai wali sahnya. Dia pasti orang yang ketat untuk membesarkan wanita seperti dia.
"Jika... Anda mendengar orang ini berada dalam situasi berbahaya di sisi lain dunia ... saat masih berada dalam masa kontrak dengan saya, apa yang akan Anda lakukan? Anda tidak akan tahu apakah Anda bisa menyelamatkannya bahkan jika Anda pergi ke tempat dia berada.Bahkan anda bisa mati.Dalam situasi seperti ini, maukah Anda meninggalkan pekerjaan dan datang kepadanya? "
Interogasi itu mungkin sedikit kasar. Jelas bahwa dia akan menyelamatkan seseorang yang seperti orang tua baginya, namun Leon telah menciptakan harapan yang lemah.Violet hanya berkedip dalam keheningan.
"Maaf. Aku menanyakan sesuatu yang aneh. Ini merepotkan untuk dijawab, kan? "
"Bukan, bukan begitu. malah sebaliknya," jawab Violet sambil mengusap dadanya seperti yang telah dilakukan Leon sebelumnya. "Tidak ada jawaban selain pergi untuk menyelamatkannya dalam pikiranku, dan saya terus memikirkan bagaimana saya akan meminta maaf kepada tuan... untuk mengabaikan kontrakmu, tapi saya yakin saya akan pergi untuk menyelamatkan orang itu. Saya akan menyetujui segala bentuk fitnah dan hukuman setelahnya. Bagi saya, orang itu adalah dunia itu sendiri ... jika dia meninggal dunia, saya lebih suka mati."
Leon kehilangan suaranya, mulutnya ternganga mendengar jawaban yang keluar begitu lancar.
"Tuan?"
"Ah, bukan apa-apa ... hanya ... saja kau tidak terlihat seperti orang yang mengatakan hal semacam itu ... ini mengejutkanku."
"Apakah begitu? Saya tidak mengerti diri saya dengan baik. "
"Tidak ... hmm..."
"Tuan, maafkan aku karena menyela. Komet itu ... aku merasa ekornya menjadi sangat besar. "
Setelah diberitahu begitu, Leon menggerakkan lehernya untuk melihat ke atas. Tinggi di dunia kegelapan, sesuatu yang besar bersinar terang. Bola cahaya seperti ilusi menerobos langit dengan ekor panjang yang membentang dalam kegelapan. Bentuknya yang bercahaya adalah utusan cahaya yang menghancurkan dunia malam.
Bisa dilihat dengan hanya sekilas bahwa semua yang ada disana takut akan keberadaan komet itu, untuk semua orang, sama seperti saat jatuh cinta, mereka lupa berkedip atau bernafas. Hantu Pencuri itu merampas segalanya, bahkan emosi dan waktu - begitulah pesona tubuh yang berada di luar langit. Saat Leon bergegas mengintip ke teleskop, dia bisa memastikan bahwa itu adalah perwujudan dari apa yang mereka tunggu tunggu.
"Violet! lihat ini. " Melupakan apa yang baru saja mereka bahas, Leon merasa terkagum oleh kehebatan komet tersebut.
Violet mengubah berganti tempat dengannya dan mengintip juga. Mulutnya terbuka sedikit dengan hembusan kagum. "Ini adalah pertama kalinya saya melihat bintang begitu dekat."
"Itu bukan bintang! Itu komet! Apa kau melihat dengan benar? Ini adalah kejadian sekali dalam 200 tahun! Kita tidak akan pernah melihatnya lagi! Ini kesempatan satu satunya! "
"Ya, saya bisa melihatnya. Ini luar biasa ... mengetahui hal-hal yang indah seperti ini ada. "
"Betul! Menakjubkan, bukan ?! Itu sebabnya penelitian astronomi begitu hebat! "
Suara tawa dan botol anggur yang dibuka bisa terdengar di sekitarnya. Bahkan anggota staf yang tidak mereka kenal merayakan komet itu bersama-sama. Violet melepaskan teleskop, mengamati langit dan angkasa yang saat ini ditemukannya. Di bawah langit tepat sebelum matahari terbit, di atas pegunungan tertutup yang sunyi, orang-orang menikmati momentum itu satu sama lain sesuai dengan kepuasan hati mereka. Boneka Kenangan Otomatis itu menyipitkan matanya dengan lembut di tempat kejadian.
"Apakah kau sedang tersenyum sekarang?"
Sambil berlama-lama melihat komet, tanpa benar-benar menjawab pertanyaan itu, Violet menjawab dengan suara baru yang terasa hidup, "Tuan, pengamatan astronomi benar-benar indah, bukan?"
Malam yang datang sekali dalam 200 tahun itu berjalan dengan menakjubkan dan anggun.
Di tengah hari setelah pengamatan Komet Alley, Leon menemani Violet ke 'ropeway' setelah meminta waktu istirahat kepada Rubelie. Mereka pernah melakukan percakapan singkat pada hari sebelumnya, namun keduanya sama sama diam saat ini.
'Ropeway' itu perlahan naik dari bawah. Begitu sampai, dia pasti tidak akan pernah melihatnya lagi. Namun Leon tidak melakukan apapun selain memegang dadanya dengan erat. Hal itu terasa sangat menyiksa dalam dirinya. Rasa sakit akan perpisahan tampak menembusnya.
"Tuan, terima kasih banyak atas bantuannya. Aku bisa membawanya sendiri dari sini. "
Bahkan saat Violet berkata demikian, dia mendapati dirinya tidak mampu menyerahkan tas troli itu. Dia memiringkan kepalanya ke arahnya.
"Hei, kau ... kau ..." Leon memanggilnya dengan suara serak.Dan dia tau wajahnya semakin memerah.
Dia bahkan tidak tahu apa sebenarnya yang ingin dia katakan. Bila dia seorang pria dan mereka berdua membangun persahabatan dari waktu ke waktu, dia dapat dengan mudah mengatakan kepadanya untuk datang mengunjunginya lagi. Namun, dia adalah wanita yang seharusnya dia benci dan dengan putus asa dia sudah terikat dengannya.
Wanita bernama Violet berbeda dari yang lain yang pernah dia temui. Perasaan yang dimilikinya untuknya juga berbeda dari awal. Dia tidak pernah belajar cara mengucapkan selamat tinggal kepada orang seperti dia.
--Jika Ibu ... masih ada, apa aku harus meniru diriku saat berbicara dengannya?
Kebiasaan buruk Leon untuk mengaitkan hilangnya ibunya itu dengan segala hal yang ada didekatnya.Meski belum membuka mulutnya, ropeway sudah tiba.
"Tuan, sepertinya sudah waktunya. Meskipun hanya sebentar, terima kasih sudah menjagaku. "
"Ah, tidak ..." Dia sangat ragu untuk mengatakan apa yang sebenarnya penting. Berbagai perasaan berputar-putar dalam pikiran Leon. Kesedihan, frustrasi, dendam, dan sedikit kelegaan, bukan kemarahan.
Saat dia memberikan tas troli itu padanya, Violet membungkuk dengan sopan dan rasa syukur. Dia kemudian berbalik dan berjalan menjauh darinya.
--Kita tidak akan ... pernah bertemu lagi.
Lipatan putih roknya berayun,begitu juga pitanya, dan sepatunya itu membuat suara pelan.
--Aku ... tidak lagi bisa melihatnya.
Mata biru laut di matanya, bibir merah dan rambut emas itu adalah hal hal yang hanya bisa ia lihat di buku.
--Aku akan ... tidak akan pernah bisa melihatnya lagi
Kekosongan masa lalunya yang ditinggalkan dibalik suara pintu yang tertutup itu menyerang tubuhnya bahkan sampai sekarang.
--Aku ... tidak ingin terus menunggunya disini ...!
Ketika Leon menyadari hal itu, dia meraih bahu Violet tepat sebelum dia pergi dan memaksakan diri untuk menghadapinya.
"Tuan?" Bola mata permata itu mencerminkan sosoknya yang tenggelam dalam kepahitan.
"Violet ..." Sedikit kekuatan masuk ke tangannya saat dia memeganginya. Lengan prostetiknya mengeluarkan suara yang tajam ketika hal itu terjadi.
Wanita pertama yang diterima oleh hatinya adalah Boneka Kenangan Otomatis, mantan tentara, dan seseorang dengan kecantikan yang mutlak. Mungkin dia tidak cocok untuknya. Namun, justru karena dia bersikap seperti dirinya sendirinya lah, dia mencintainya.
--Aku tidak bisa mengatakannya ...
"Violet, aku tahu ini akan merepotkanmu untuk mengatakan sesuatu seperti ini, tapi ... aku ingin mengatakannya sekarang juga."
- ... hatiku, emosiku, dan diriku sendiri ... pergilah ke neraka.
"Aku suka kau."
- aku akan tetap mengatakannya
"Aku jatuh cinta kepadamu. Dalam artian yang sebenarnya. "
Jauh lebih baik daripada kesepian karena menyimpannya didalam dirinya sendiri untuk selamanya.
Terjadi keheningan di antara keduanya.
Penyesalan perlahan mulai membakar seluruh tubuh Leon dari kaki sampai kepalanya. Dia bermasalah. Itu sudah jelas.
--Jika memungkinkan ... aku ingin mengucapkan selamat tinggal ... tanpa dibenci.
Dengan itu, apakah dia akan menjadi satu dari banyak pria yang menyatakannya padanya?
"Tuan ..." Waktu Violet sepertinya bergerak lebih lambat karena serangan mendadak. "Tuan ... saya ..." meski umumnya memiliki sikap yang tenang, suaranya menjadi macet dan tidak seperti biasanya.
--Apa yang salah? Buang saja aku
Dia harus berurusan dengan rayuan dari begitu banyak pria selama dia tinggal. Mungkin sama saja kemana pun dia pergi. Akan baik-baik saja jika dia hanya menggunakan sikap menyendiri dan bertingkah seperti biasanya.
"Saya…"
Namun Violet tidak melakukannya. Tatapannya berkeliaran, berbalik ke Leon, lalu ke tangannya sendiri, dan akhirnya, dia mencengkeram bros zamrudnya. Seakan membenarkan adanya sesuatu, dia mencengkeramnya erat-erat.
"Ketika...kau menunjukkan bintang-bintang itu kepada saya, saya merasa momen itu sangat luar biasa." Nada suaranya berbeda dari biasanya. "Saya yakin itu sangat menyenangkan, dan saya sangat berterima kasih kepadamu karena telah menunjukkannya."
Wanita bernama Violet Evergarden itu adalah boneka anorganik, sebuah bunga yang tak terjangkau.
"Saya bagaikan terbang saat itu...saat diperlakukan seperti gadis normal."
Dia, wanita yang mengatakan bahwa dia tidak begitu mengerti tentang perasaan, menghilang entah ke mana.
"Namun…"
Terlepas dari itu semua, pada kenyataannya, hal itu tidak sesuai
"Saya tidak merasa ingin bersamamu dengan cara ini. Seperti yang anda gambarkan, saya adalah seorang anak anak ...yang tidak berpengalaman sebagai manusia ... saya tak tau apakah saya akan pernah jatuh cinta. Saya adalah wanita seperti itu. Meski begitu, jika kita bertemu lagi, saya ingin meluangkan waktu dengan Anda seperti ini sekali lagi. Cara saya melakukannya mungkin tidak sesuai dengan yang anda inginkan, tapi itulah yang saya pikirkan. " Violet menegaskan dengan yakin," Begitulah kebenarannya "
Leon mengembuskan napas dengan "aah". Kepalanya terkulai lesu. "Begitu ya…?"
Itu adalah penolakan yang jauh lebih baik daripada yang dia bayangkan. Dia bisa tetap tidak menangis karena tingkat harga dirinya yang tinggi.
"Maafkan saya…"
Setelah dimintai maaf, Leon menggelengkan kepalanya sedikit agar air matanya tidak keluar. "Aku tidak bersalah atas apapun. Aku yang salah sampai di kepergianmu aku malah... "
"Tidak"
"Aku menyebabkan masalah"
"Tidak, bukan seperti itu. Aku ... saat ini, aku yakin... "
Violet berusaha mengatakan sesuatu yang sangat penting.
Menganggapnya begitu, Leon memaksa matanya, meruncing tipis di antara air mata untuk menatapnya. Sebelum penglihatannya yang kabur itu adalah cinta pertamanya.
"... pada saat ini ..."
Berdiri di sini
"... Aku sangat 'bahagia'."
Dengan ekspresi seorang gadis yang sesuai umurnya, ekspresi yang sedikit kekanak-kanakan.
--Apa, jadi kau selama ini punya perasaan?
Dia merasa seperti tertawa, tapi air matanya akan mengalir bila dia melakukannya.Dia yang tak menunjukkan banyak emosi dari awal sampai akhir tersenyum seperti itu kepadanya.Namun, bukankah itu bagus? sekarang hatinya dapat berdiri kembali.
"Violet?"
"Ya?"
"Aku... aku ... aku adalah bagian dari departemen manuskrip sekarang, tapi ... sebenarnya aku ingin masuk dalam departemen literatur, seperti ayahku."
Violet mendengarkan tanpa mempedulikan topik yang melenceng itu.
"Aku berharap ibuku akan kembali bersamanya jika aku menunggu di sini ... dan menutup diri di tempat ini tanpa menjelajahi dunia sampai saya menjadi tua. Kemungkinan ada dengan tetap di sini, jadi aku akan terus berharap untuk itu. Tapi ... sekarang ... " berbicara dengan tegas, entah bagaimana Leon berhasil mendorong dirinya, " ... sekarang, aku telah membulatkan pikiranku.Aku akan menjelajahi dunia sepertimu. "
Seperti yang tercermin di mata Violet, dia tidak terlihat keren sedikitpun.
Sangat memalukan untuk menunjukkan sisinya itu kepada seorang wanita. Bagian dirinya yang bukan dirinya sendiri. Sambil berpikir begitu, dia terus menumpahkan kata-kata itu, "Aku mungkin terlibat dalam hal-hal yang berbahaya. Mungkin aku akan kehilangan nyawaku bahkan aku mungkin akan menjadi mayat seperti orang tuaku. Tapi ... tapi ... tidak apa-apa. Kupikir aku akan memilih jalan itu. "
Violet menerima kata-katanya tanpa rasa cemas. "Iya."
Dada Leon berderik mendengar jawaban seriusnya. "Dan kemudian, suatu hari nanti, pasti, kita bisa bertemu lagi di bawah langit malam di suatu tempat. Kami sesama gipsi. Saat ini terjadi, maukah kau ... "
--....mengamati bintang bersamaku lagi?
Sebelum Leon selesai, Violet mengangguk lebar. "Ya, Tuan." Matanya menyipit dengan cara yang sama seperti saat mengomentari betapa indahnya hal itu.
Bagian dalam dada Leon yang sangat berdenyut terasa segera berubah saat dia menatap hal yang biasanya tidak dianggap sebagai senyuman. Tidak ada salahnya lagi.
"Saya akan menantikannya."
Dia tidak lagi merasakan kesedihan.
--apa ... jadi waktu itu juga ...
Meskipun fakta bahwa mereka harus mengucapkan selamat tinggal satu sama lain tidak dapat diubah, seharusnya dia membuat orang itu berbalik, bahkan jika secara paksa. Dia sangat menyayangkan kurangnya inisiatif dalam dirinya untuk waktu yang lama.
Leon menjauh dari Violet. Tepat sebelum pintu itu tertutup, dia berbisik dengan suara yang memiliki cincin manis untuknya, "Tuan, saya bekerja untuk Layanan Pos CH.Saya pegi kemana pun yang diinginkan klien saya. Namun, di malam hari, saat semua orang tertidur, saya seperti yang Anda katakan, hanya seorang wanita. Hanya Violet Evergarden. Jika Anda pernah melihat saya suatu hari nanti di bawah langit berbintang, tolong panggil saya. Sampai saat itu tiba, saya akan mencoba menghafal nama-nama beberapa bintang. "
Begitu pintu itu menutup dengan suara melengking, 'ropeway' itu mulai turun. Tangan yang memegangi dadanya bergerak-gerak di udara saat dia melambaikan tangan dengan canggung. Violet membalasnya dengan ringan.
Ketika sosoknya tidak lebih dari sebuah titik di kejauhan, Leon pergi dari tempat itu dan menuju tempat kerjanya. Saat dia melakukannya, dia tenggelam dalam pikirannya.Boneka Kenangan Otomatis lainnya yang akan menggantikan Violet akan tiba siang itu. Mereka memiliki setumpuk pekerjaan yang harus dilakukan.
Permintaan transferensinya tidak akan terjawab dalam waktu dekat. Sebagai permulaan, begitu dia memberanikan diri berada di dunia luar, dia dan Violet bertemu di suatu tempat seperti yang dia gambarkan dan yang dia inginkan adalah kesempatan yang sidereal, sama jarangnya dengan sebuah komet yang dilalui setiap 200 tahun sekali. Meski begitu, ia merasa tidak takut, ia merasa gembira. Dia pasti tidak akan lagi membenci siapapun karena menutup pintu dan pergi meninggalkannya.
Begitulah hasil janji dengan wanita itu.
Pada suatu malam tertentu beberapa waktu setelah hari itu, di bawah langit berbintang di tanah sepi yang ia bahkan tidak tahu namanya, seorang sarjana yang sedang berjalan jalan melihat seorang gadis dengan rambut keemasan yang berkilauan di bawah sinar rembulan. Saat dia dengan ragu-ragu memanggilnya, dia berbalik dan bergumam dengan suara yang manis, "Sudah lama sekali."
Dia telah memimpikan hari itu, selalu memikirkan apa yang harus dikatakan jika mereka memang akan bertemu lagi. Jika mereka bertemu di bawah langit malam yang tidak berawan, mereka bisa membicarakan keindahannya. Jika pada hari hujan, mereka bisa membicarakan mitos yang berkaitan dengan bintang. Jika hari itu seperti hari dimana komet 200 tahun datang, mereka bisa membicarakan masa lalu di mana mereka menyaksikannya bersama. Meski begitu, tidak peduli seberapa jauh ke depan, kesempatan semacam itu mungkin muncul atau berapa banyak dirinya berubah sampai saat itu, dia sadar bahwa perasaan yang dia miliki terhadap orang itu tidak akan bergeming.
"Apakah kau sudah mengingat nama nama bintang?" Apa yang keluar dari mulutnya adalah kata yang berbeda dari yang dia rencanakan sebelumnya, tapi orang itu mengangguk, seolah sangat bahagia. Reaksi spontan dan alami itu berasal dari seseorang yang pernah mengaku tidak mengerti perasaan. Itu adalah tindakan yang sederhana, namun menyebabkan bagian dalam dadanya meluap dengan jumlah kasih sayang yang tak tertahankan, dan juga rasa sakit yang menyebalkan.
"Violet, kau ..." Leon menunjuk jari telunjuknya ke arah langit. Di langit malam sepi, kecemerlangan serupa dengan permata bersinar menyilaukan, sangat pas pada hari reuni.--Mari lupakan fakta bahwa aku masih mencintaimu. Untuk saat ini, hanya ...
"... jika kau punya waktu luang, maukah kau menghabiskan waktumu bersamaku?" Dia bertanya pada wanita muda dan langit berbintang itu.