Aku Pembunuh Nomor 1 di Dunia Disuruh Membunuh Seseorang Dengan Bayaran 10 Miliar..., Aku Menolak!


Setelah membeli sebungkus rokok, aku keluar dari supermarket. Aku berjalan santai sambil menghidupkan sebatang rokok yang baru saja aku beli, ini adalah siang hari dan udara cukup panas, untung letak supermarket tidak jauh dari rumahku. Jadi aku tidak akan tersiksa berjalan pulang terlalu lama.

Ketika aku berjalan beberapa langkah dari Supermarket, sebuah mobil Porsche 911 berhenti tepat didepanku.

Seorang pria berpakaian rapi dengan jas hitam keluar dari mobil.

"Tuan silahkan masuk, Bos kami ingin bertemu."

Pria itu dengan sopan menyambutku. Hal-hal seperti ini sering kali terjadi, jadi aku tanpa ragu masuk kedalam mobil tersebut.

Mobil kami melaju kesebuah tempat yang aku tidak ketahui. Dan setelah 1 jam akhirnya kami sampai disebuah rumah besar dengan lima lantai. Kami masuk kehalaman, halaman rumah tersebut cukup besar, kira-kira cukup untuk membangun taman bermain mini.

Saat ini, aku mengikuti pria yang menjemputku tadi, dan kami sampai didepan seorang pria setengah baya kira-kira berusia 40 tahun. Di belakang pria tersebut ada beberapa orang berpakaian hitam, dengan otot-otot besar yang terlihat, sepertinya mereka adalah Bodyguardnya.

Masing-masing orang menatapku termasuk pria didepanku, yang sepertinya dia adalah Bos mereka. Terus terang, aku tidak nyaman dengan tatapan mereka, tapi aku tetap bersikap santai seolah-olah tidak peduli.

"Silahkan duduk, perkenalkan namaku Kanjeng Ganaspati Sewengi... maaf jika sikap anak buahku tidak sopan."

Seperti yang kupikirkan! pria itu adalah Bosnya. Dari namanya sepertinya dia salah satu keturunan ningrat.

"Tidak apa-apa, jadi ada bisnis apa kau mencariku?"

Aku berjalan ke kursi didepan orang tersebut kemudian duduk.

"Black Killer! kami membutuhkan bantuanmu untuk membunuh seseorang."

Kata pria itu tanpa basa-basi langsung mengungkapkan isi permintaannya.

Ngomong-ngomong aku adalah seorang pembunuh bayaran, Black Killer adalah nama kodeku. Untuk melakukan bisnis hitam, aku memakai nama palsu. Di dunia bawah, Black Killer adalah pembunuh bayaran paling ditakuti.

Jika aku mengatakan aku adalah pembunuh bayaran terhebat nomor 2 didunia, maka tidak ada yang berani mengaku menjadi nomor 1 didunia. Itulah kira-kira seberapa tenarnya nama Black Killer.

Tidak memperhatikan pandanganku, pria itu terus menjelaskan target dan rincian tanpa henti.

"Kami akan membayar anda 1 Miliar jika target berhasil dibunuh."

Dia menyelesaikan ceritanya yang panjang dan menawarkan hadiah yang menggiurkan. Tapi, bahkan jika anda mengatakan itu semua... aku hanya bisa menjawab.

"Aku sibuk!"

Pria itu langsung membalas penolakanku dengan sebuah pembicaraan tentang krisis yang dia hadapi dan menaikkah bayarannya jika aku berhasil membunuhnya.

"Aku telah mengirim beberapa pembunuh bayaran sebelumnya, tapi mereka semua gagal! Andalah satu-satunya orang yang bisa melakukannya, Black Killer pembunuh nomor satu didunia."

"Aku menolak!"

Aku sama sekali tidak menghiraukannya dan langsung menolak.

"Kenapa!?"

"Aku bilang aku sibuk. Aku harus menjemput istriku."

Hari ini istriku kembali dari rumah orang tuanya, aku punya janji untuk menjemputnya dibandara. Sementara aku diculuk dan dibawa kemari, waktu hampir terlambat? Jadi, bagaimana aku bisa memiliki suasana hati yang baik untuk menerima permintaannya.

"....."

"....."

Setelah terdiam beberapa lama, aku memelototi pria tersebut dan berkata.

"Sebaiknya suruh anak buahmu mengantar aku kembali kerumah, aku tidak bisa menerima permintaanmu."

"Tidak... tunggu... itu..."

"...Kami pasti akan mengirim anda kembali, tetapi hanya kau yang bisa melakukan tugas ini... Aku akan membayar 5x lipat dari harga awal."

Pria itu menaikkan harga bayaran. Tapi, anda membuat kesalahan besar jika anda berpikir saya hanya akan mengangguk hanya dengan menaikkan harga 5x lipat.

"Aku akan dibayar 5 Miliar jika berhasil membunuhnya?"

"Betu!"

Dia mengangguk seolah pikirnya aku akan menerimanaya.

"Kau akan mengirimku kembali atau tidak? ini membuang-buang waktuku, kau pikir aku tertarik hanya dengan 5 Miliar?"

".....!!"

Mereka telah merusak moodku. Jadi, bagaimana aku bisa menerima permintaannya.

"Sialan! Kamu tidak sopan!"

Salah satu Bodyguard dibelakannya yang sepertinya tidak tahan dengan sikapku, akhirnya memasuki panggung perang.

"Diam! Aku tidak perlu ocehanmu. Aku tidak tertarik dengan 5 Miliar itu."

Si Bos didepanku mendapat kejutan setelah mendengar perkataanku. Dia terdiam cukup lama, entah kenapa aku memiliki firasat aneh. Sepertinya dia salah sangka dengan perkataanku.

"Baiklah aku mengerti... Aku akan menaikkan bayarannya menjadi 10 Miliar, bagaimana?"

Seperti dugaanku, dia salah sangka. Karena itu, aku langsung menjawab dengan suara nyaring.

"Nggak!"

Ini bukan masalaah bayaran. Dia telah merusak moodku, jadi aku tidak tertarik sama sekali. Bahkan jika dia memberi semua hartanya. Aku sangat tidak tertarik sehingga aku tidak akan menerimanya.

Istriku sangat menyeramkan saat marah, aku tahu itu! Jadi aku mulai panik ketika melihat jam tanganku.

Sambil merasa kesal, tiba-tiba teleponku berbunyi. Aku mengambil telepon dari saku celanaku, ah sial... itu dari istriku.

"Dimana kamu sekarang? aku sudah sampai."

Aku mendengar suara sangat akrab dengan nada marah, aku berkeringat dingin dan menjawabnya.

"Sayang? sebentar lagi aku sampai, aku diculik oleh seseorang... aku akan menyelesaikan urusan ini dengan cepat."

Aku menjawab dengan lembut untuk menenangkan kemarahannya.

"Tolong, setidaknya beritahu aku jika kamu telat sampai."

"Maaf sayang! Tapi, aku tiba-tiba diculik dan ditahan dirumahnya."

Aku dengan patuh meminta maaf padanya. Seorang Black Killer yang kejam, terlihat jinak didepan istrinya.

"Omong-omong, kenapa kamu diculik?"

Tanya istriku dari telepon.

"Dia menawari tugas untuk membunuh Kepala Polisi Badan Investigasi Obat-Obatan Terlarang dengan imbalan 10 Miliar."

"Ara-ara, mereka menawarimu tugas seperti itu? dan 10 Miliar untuk membunuhnya, bukankah harga untuk kepalanya sangat besar."

"Benar."

Aku menyetujui perkataan istriku.

"Sialan! berhenti berbicara di telepon bajingan!"

Ketika aku sedang asik teleponan, sebuah suara marah terdengar keras dari salah satu Bodyguard.

"Apa?"

"Berani-beraninya kau mengabaikan Bos kami seperti itu!!"

Wajah para Bodyguard berubah merah karena marah. Tekanan darahnya meningkat tanpa diragukan lagi. Bahkan sepertinya mereka akan meledak.

"Bagaimanapun anda akan menerima permintaan kami atau tidak?" ancamnya

"TIDAK"

Balasanku segera menolaknya.

"Kamu cari mati!!"

Para Bodyguard begitu marah wajahnya berubah dari merah ke hijau akhirnya hitam. Bodyguard itu mengeluarkan pestol siap untuk menembak. Tapi, si Bos menghentikannya.

"Keberadaan dia sangat berbahaya bagi dunia bawah... Jadi membunuhnya sangat penting."

Si Bos itu menatapku dan berkata dengan tegas.

"Jadi, bagaimana jika dia berbahaya bagi dunia bawah? kalian telah merusak moodku! jadi aku tidak akan menerima permintaanmu."

"Anda juga adalah anggota dunia bawah... keberadaannya akan mengancam anda."

"Jangan terlalu egois! bahkan jika dia membahayakan keberadaanku, itu bukan urusanmu!"

Lalu aku mengabaikan mereka dan bicara kembali di telepon.

"Ah, maaf sayang aku mengabaikanmu, aku akan menyelesaikan urusan disini dengan cepat."

Aku berkata meminta maaf kepada istriku.

"Baiklah, lakukan yang terbaik."

"Iya sayang... aku mencintaimu."

"Aku juga. aku cinta kamu."

Kami mengucapkan kata-kata cinta kemudian menutup telepon.

"Anda bangsat!! menggoda didepan kita..."

Bentak salah satu Bodyguar yang sudah tidak bisa menahan kemarahannya.

"Apa yang salah tentang mengucapkan kata-kata cinta dengan pasangan kita sendiri?"

"Diam! Diam! Aku tidak tahan lagi!" si Bos akhirnya tidak bisa menahan ketenangannya dan mengaum marah.

Dia serius menatapku dengan mata merahnya. Tapi bagiku itu tidak menakutkan.

"Anda seharusnya patuh dan menerima permintaanku! Apa anda berpikir anda bisa keluar dari rumahku hidup-hidup!"

Ahh, ada idiot disini! akhirnya Bos ini tidak bisa menekan kemarahannya.

"Kau mengancamku..." Aku samar-samar tersenyum kepadanya. "Jadi, waktunya sudah berakhir ya..."

"Apa!?" si Bos binging mendengar perkataanku.

"Mengganguku dan istriku sama saja menandatangani hukuman mati. Keberanian kalian sangat besar."

"Lelucon macam apa yang kamu katakan? siapa yang menggangumu dan istrimu!?"

"Kamu bajingan, berani mengancam Bos kami, sepertinya kamu ingin mati!"

"Ingin membunuhku, haha bermimpilah. Oh ya, asal kalian tahu... istriku adalah Kepala Polisi Badan Investigasi Obat-Obatan Terlarang, orang yang ingin kalian bunuh."

"Kepala Polisi Badan Investigasi Obat-Obatan Terlarang... adalah istrimu?"

Mata si Bos itu terbuka lebar, para anak buahnya juga sama kagetnya. Orang-orang itu menatapku tak percaya.

"Itulah mengapa aku menolak permintaanmu. Tidak mungkin suami membunuh istri tercintanya kan? kalian benar-benar idiot."

Sang suami di panggil untuk melakukan tugas pembunuhan istrinya sendiri, sungguh itu kisah yang menggelikan.

"Sekarang..."

Aku pelan-pelan menatap si Bos itu dan para anak buahnya.

"Selamat jalan! salamku buat raja neraka."

Bersama dengan kata-kataku, aku dengan cepat mengambil pistol milikku yang tersembunyi dibalik jaketku, dan secepat kilat menembak semua orang yang ada didalam ruangan.

Pop!

Tembakan terakhir menembus kepala si Bos. Aku tersenyum melihat darah memancur dari kepalanya. Dilantai mayat para Bodyguard berserakan.

Aku mengangguk puas di wajahku. Ingin membunuh istriku? hal konyol, itu tidak mungkin.