Volume 12 Chapter 3 - Bagian 5: Beggining The Counterattack
Ini bukan figur seorang yang berpidato.
Hati dan Jiwa Ainz terbentang hingga batas kelelahannya. Dan terlepas dari sifat Undead-nya, dia merasakan kelelahan mental dan berlutut mencengkram wajahnya.
Apa yang harus aku lakukan… Apa yang harus aku lakukan setelah ini…
Pada dasarnya, Ainz sudah mengikuti naskah yang dibuat Demiurge.
Tentu saja, tidak setiap kata dan tindakan sudah direncanakan. Jadi dia melakukan improvisasi. Tapi meski begitu, Ainz memperhitungkan, mengikuti perkembangan rencana Demiurge.
Atau lebih tepatnya, bisa di bilang masalahnya adalah dia sudah terlalu banyak melakukan improvisasi.
Terus terang, arahan operasional yang dia dapatkan dari Demiurge pada dasarnya berkata:
“tolong beradaptasilah dengan situasi.” Dan sesuatu seperti itu.
Ini terlalu banyak, itulah dugaan Ainz saat pertama kali melihat Intruksi itu.
Jika Ainz adalah seorang yang istimewa, mungkin dia bisa mengikuti petunjuk itu dan memainkan peran sebagai Sorcerer King dengan sempurna. Tapi, yang paling disesalkannya adalah kemampuan Ainz sangat normal, atau bahkan lebih buruk dari itu.
Dia mengingat hal-hal seperti ini: Ainz sudah memohon, “Aku tidak mengerti, tulislah dengan lebih detail,” dimana Demiurge dengan segala kerendahannya menjawab
“Bagaimana mungkin saya melakukan sesuatu yang tidak sopan terhadap Ainz-sama yang cerdik”, dan ini berujung pada intensi yang bolak balik. Dia sudah mengikat Albedo ke tengah-tengah pertempuran ini, dan Ainz — yang memulainya dengan kerugian yang sangat besar — berakhir pula dengan kerugian yang sama.
Karena itu, Arahan operasional yang memberinya wewenang penuh di tangan Ainz sendiri.
Jika ini adalah lelucon bagi Demiurge, dia mungkin bisa menghadapinya dengan cara lain, tapi ini adalah buah dari kepercayaan dan rasa hormat bawahannya.
Secara khusus, pernyataan tersebut dibuat sangat jelas dengan pernyataan seperti “Anda pasti bisa mencapai kesimpulan yang lebih baik, Ainz-sama –bagaimana mungkin seseorang tidak signifikan seperti saya mengikat Anda dengan kata-kata dan perbuatan?”
Jika kau masuk akal, kenapa juga raja dari negara lain datang seorang diri… Benar-benar argumen yang tidak masuk akal… tetap saja, aku sudah datang sejauh ini. Meskipun aku menimbulkan beberapa masalah di sepanjang jalan dan sedikit ceroboh, tetap saja aku masih sampai sejauh ini…
Dia tidak percaya pada dewa, tapi dia ingin berdoa kepada mereka dengan segenap hatinya.
Apa tidak bisa Demiurge dan Albedo mempertimbangkan kemampuanku sebelum memberikan misi ini padaku…
Karena diminta melakukan hal yang tidak mungkin membuat motivasinya mengerut.
…Baiklah, tarik saja ini bersama-ku, ini akan menjadi lebih mudah setelah aku mewati ini.
Ainz menuangkan kekuatan kekakinya, lalu dia beridiri.
Rencananya telah sampai pada tahap menengah yang sangat penting, tapi itu juga adalah hal yang buruk.
Menurut Demiurge, jika mereka membentuk garis pertahanan di kota ini, mereka akan menyerang sampai ada 85% korban.
Ainz tidak tahu apa yang dia bicarakan.
Karena Demiurge merasa seharusnya begini, maka itu seharusnya menjadi jawaban yang lebih baik daripada yang dilakukan Ainz. Jika semua kematian itu membawa manfaat bagi Nazarick, maka biarkan mereka mati. Sebaliknya, Ainz akan memikirkan apakah membunuh lebih banyak akan membawa manfaat lebih bagi Nazarick dan hal-hal semacam itu.
Namun, masalahnya berada pada kenyataan kalau Demiurge bertanya pada Ainz untuk manusia disini yang tidak boleh dibunuh.
Terus terang kalau itu saja, maka dia akan secara acak memilih beberapa dan selesai dengan itu, tapi ada satu hal lagi yang harus diperhatikan.
Itu adalah manusia-manusia yang di khususkan untuk ainz, atau yang mungkin bisa di bujuk untuk bergabung di pihak Ainz.
『Aku merasa kalau pasti ada beberpa manusia yang dikhususkan untuk anda layaknya para Dwarves tersebut, Maka tolong baritahu saya nama merka, dan ketika saya bergerak saya akan berusaha untuk tidak membunuh mereka.』
Ketika dia menerima pesan dari Demiurge, dia bahkan berpikir, Apa kau bercanda? Karena dia meragukan pemikiran Demiurge.
“…Tidak ada yang seperti itu.”
Kata-kata putus asa itu berhasil lolos dari Ainz.
Tidak ada manusia di sini yang akan mengabdi pada AInz.
Sebaliknya, dia sangat merasakan betapa Undead itu sangat dibenci diHoly Kingdom.
Di bawah keadaan mengerikan ini, berapa banyak orang yang akan dikhususkan untuk dirinya sendiri?
Bagaimanapun, dia tidak bisa mengatakan pada Demiurge kalau tidak ada satupun.
Demiurge dengan tulus percaya kalau Ainz bisa memikat beberapa manusia. Jadi apa jadinya jika dia mengatakan ke Demiurge kalau dia tidak berhasil melakukannya dengan siapapun?
Perut ku terasa sakit…
Dwarf yang Demiurge bicarakan pastinya adalah Gondo Firebeard, tapi itu hanya keberuntungan. Dia telah mencatatkan pukulan kritis pada kelemahan di hatinya dengan kesempatan murni, dan keberuntungan semacam itu tidak akan terulang kembali.
Dan justru karena dia memiliki wadah informasi yaitu Gondo bahwa dia berhasil menyodorkan senar ke hati para runesmith. Namun, tidak ada yang seperti itu di Holy Kingdom.
Ada satu orang dengan siapa dia telah membentuk suatu hubungan pertemanan, Neia Baraja, tapi hanya itu saja.
Lagi pula, dia memberinya item magic untuk memperbaiki hubungan mereka dan juga untuk alasan lain, tapi seberapa efektifnya itu masih belum jelas.
Dia terus menatapnya dengan mata pembunuh, jadi mungkin sebaiknya dia tidak mengharapkan sesuatu yang baik untuk melakukannya.
Apa yang akan Demiurge pikirkan jika aku mengatakan kepadanya kalau hanya ada satu orang, Ainz bertanya pada dirinya sendiri.
Apa citra Ainz yang Demiurge rasakan di dalam hatinya tidak akan hancur sama sekali?
Lalu, apa yang akan terjadi di masa depan?
Di Dwarven Kingdom, aku mengatakan ke Demiurge kalau aku tidak begitu pintar, tapi saat itu sepertinya dia sama sekali tidak mempercayaiku… ini buruk. Betapa hebatnya aku di matanya? Atau lebih tepatnya, sepertinya aku semakin besar dan lebih besar; apa aku membayangkan sesuatu? Biasanya, bukankah sebaliknya?
Penantiannya terasa menyakitkan. hal itu tidak berpengaruht; itu hanya terasa sakit
Dulu, dia merenungkan bagaimana berat dan menyakitkan kata “tugas” itu. Secara khusus, bagian di mana bawahannya memandang Ainz sebagai makhluk agung adalah yang paling menyakitkan dari semuanya.
Kurasa aku harus mengambil kesempatan ini untuk mengatakan ke Demiurge kalau aku tidak terlalu semenakjubkan itu, tapi apa yang akan terjadi jika aku melakukannya? Apa yang harus kulakukan jika hal itu menyebabkan rencana yang dipersiapkan Demiurge begitu lamanya berakhir dengan kegagalan? Jika aku menghabiskan beberapa tahun dengan mencari sebuah klien yang besar—hanya untuk membuatnya jauh karena sepatah kata dari bos bajingan yang tidak peduli dengan semua itu…
Ahhh, kata Ainz sambil menggaruk kepalanya yang tidak berbulu.
Apa yang harus dia lakukan?
Apa jawaban terbaik yang bisa dia berikan?
Tidak peduli bagaimana dia mencoba mensimulasikannya, semuanya berakhir di Demiurge menatapnya dengan kecewa. Dia tidak bisa mencapai kesimpulan yang bisa dia terima.
Dia mengharapkan terlalu banyak dariku – semakin tinggi mendaki, semakin lama jatuhnya. Itu sebabnya aku bilang tidak ada luar biasanya aku ini…
Dan kemudian, rencana Ainz sendiri adalah kegagalannya.
Ainz merogoh sakunya dan menarik pedang.
Itu adalah pedang biasa yang bertuliskan rune.
Namun, itu berisi kekuatan yang sebanding dengan busur yang dipinjamnya pada Neia.
Tentu saja, ini bukan rune para Dwarven. ukiran yang dipahat tidak memiliki kekuatan sama sekali. Ini adalah peralatan yang dibuat dengan teknik YGGDRASIL.
“Haaaa …”
Ainz menghela napas. Dia memiliki beberapa senjata seperti ini. Rencana awalnya adalah meminjamkan senjata ini ke Holy Kingdom.
Orang-orang Holy kingdom akan terpesona oleh kekuatan pedang yang luar biasa dan berpikir, jadi ini adalah kekuatan senjata Runic yang pada gilirannya akan memperbaiki reputasi senjata rune Sorcerous Kingdom.
Inilah alasan lain mengapa dia meminjamkan senjata ke Neia.
Dia merasa kalau orang-orang Holy Kingdom akan melihat senjata itu dan diam-diam meminjamnya dari Ainz.
Tapi—
Ainz meraih kepalanya.
Kenapa tidak ada yang meminjamnya? Aku bahkan berpikir orang akan membicarakannya karena sangat mencolok… Kurasa seharusnya aku memaksa dia ke garis depan dan membuatnya bertarung, ya…
Saat itu, ada tok tok tok saat seseorang mengetuk pintu.
Dengan cepat dia memeriksa jubahnya dan tempat-tempat berantakan lainnya sebelum mengembalikan pedangnya ke dalam saku dimensinya. Lalu dia meletakkan tangannya di belakang punggungnya, menatap pintu seperti seorang berkuasa, dan berbicara dengan suara keras:
“Siapa itu?”
“Yang Mulia, bolehkah pelayan anda masuk?”
Tidak ada cara untuk mengetahui apakah itu suara laki-laki atau perempuan melalui pintu. Biasanya, dia seharusnya bertanya pada nama pengunjung, tapi Demiurge sudah mengatakan kepadanya bahwa ada seseorang yang datang, dan Ainz memberinya izin tanpa ragu sedikit pun.
“Ahh, tidak masalah. Silahkan masuk.”
Orang yang memasuki kamar AInz menutup pintu di belakangnya, dan tubuhnya juga berubah.
Ia memiliki kepala berbentuk telur dengan mulut dan dua mata yang tampak seperti lubang cekung. Tangannya yang berjari tiga sama ramping seperti serangga tempel.
Itu adalah Doppelganger.
Itu adalah Doppelganger yang telah dia pinjamkan kepada Demiurge atas permintaannya.
Dikarenakan itu adalah seorang monster Doppelganger, dia tidak begitu kuat.
Bahkan saat bertranformasi, hanya bisa menyalin kemampuan level 40, dan bahkan lebih lemah lagi tanpa transformasi. Kemampuannya yang lebih berpotensi adalah bagaimana dia bisa dengan bebas memanfaatkan perlengkapan karma-restricted. dikatakan bahwa,dia tidak bisa menggunakan item magic diatas kelas Legacy.
Mata seperti lubang hampa itu beralih ke Ainz, dan kemudian membungkuk dalam-dalam.
“Pelayan Anda dengan tulus meminta maaf atas banyak pelanggaran yang telah saya timbulkan selama menjalankan tugas. Saya berdoa Anda akan memaafkan saya. ”
“Jangan khawatir tentang itu. kau hanya melakukan pekerjaamu. Tak ada yang perlu kukatakan tentang itu. ”
“Pelayan anda bersyukur atas kata-kata Anda yang begitu baik.”
Ainz menatap pintu kamar.
“Apa kau tidak sedang sibuk sekarang? seharusnya ada banyak hal yang perlu kau arahkan, bukan? Dan apa ada seseorang di luar? Jika ada orang, kita akan mendapat masalah jika kita tidak menjaga suara kita.”
“Itu tidak masalah. Tidak ada yang keberatan dengan hambamu ini sendiri untuk menemui anda, Ainz-sama. ”
“Jadi begitu…”
Oh ya, jawab Doppelganger. Bagaimana pun, masih sangat penting untuk berhati-hati.
“Kalau begitu, Ainz-sama, mohon informasikan hamba anda ini tentang keputusan anda.”
“Menginformasikan tentang apa?”
Dikatakan bahwa, Ainz tahu betul mengapa Doppelganger datang kemari.
Atau lebih tepatnya, sekarang saatnya untuk memberitahu Doppelganger ini.
Ya, pertanyaan tentang siapa yang dia kagumi.
“Maafkan saya. Pelayan anda membicarakan masalah ini dari sebelum-sebelumnyanya – masalah Manusia yang mengabdi kepada Anda dan yang hidupnya harus diselamatkan, Ainz-sama. ”
“Mm…”
Ainz mengangguk kuat, dan mulai berjalan.
Tentu saja, dia tidak bisa meninggalkan ruangan. Akhirnya, dia hanya bisa berjalan di dalam ruangan ini. Tidak ada yang tahu dari mana mata Doppelganger melihat, tapi Ainz yakin mereka mengikuti gerakannya, Ainz yakin. Sebenarnya, akan sangat menakutkan jika mereka tidak melihat ke arahnya.
Waktu hampir habis. Seperti dugaan Ainz dengan segenap kekuatannya, dia segera berhenti di tempat.
– Dia tidak bisa menemukan jawaban yang benar. Tentu saja, dia tidak punya ide untuk membiarkan dirinya terus menutupi semuanya lagi.
Pasti hati manusia akan berdebar sekarang, tapi tubuhnya tidak memiliki organ yang bisa bergerak seperti itu…
Emosi yang kuat melonjak, menyebabkan override emosinya mulai berlaku, dan saat riak-riak kecil melayang di dalam hatinya, Ainz memberi tahu Doppelganger jawabannya.
“Umu… Aku akan jujur. Tidak ada manusia yang perlu diselamatkan. Tinggalkan beberapa hidup sesuai kebutuhan.”