LMS Vol 09 Chapter 9 Bahasa Indonesia


Volume 9 Chapter 9 -­ Penanaman Benih


~"Kalo ndak ada yang komen mending tak hentiin ajalah projeknya :D "~

Berkat efek patung "Warm Lovers", Weed memiliki lebih banyak resistensi terhadap dingin. Meskipun dia masih menderita sisa­sisa flu yang sebelumnya, kondisinya tidak akan memburuk.

Setelah itu perburuan menjadi jauh lebih mudah. Bersama dengan Alveron dan Seoyoon, mereka menghabiskan hampir 5 hari di Benua Versailles, secara terus menerus bertarung melawan para Ice Troll.

"Tak ada habisnya untuk membunuh mereka."


Para Ice Troll memiliki kemampuan regenerasi yang menakutkan. Jika bagian tubuh terpotong, bagian itu akan tumbuh lagi hanya dalam waktu yang singkat. Ketika HP mereka jatuh benar­benar rendah, mereka hanya membutuhkan beberapa menit untuk meregenerasinya.

Dengan 1­2 orang yang menghadapinya hal itu tampak seperti akan melawan pasukan yang tak terkalahkan. Hal bagusnya adalah bahwa disana ada tebing dan para Ice Troll tak bisa turun dari sana.

"Sekarang kita tau kenapa questnya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi."

Ketika dia berperang melawan Immortal Legion, dia menggunakan informasi yang dia miliki untuk

melawan mereka. Tetapi para Ice Troll adalah tingkat yang berbeda, dan dengan demikian, mereka lebih sulit untuk dihadapi.

Weed harus mengubah strateginya.

"Terlalu sulit untuk melawan para Troll jika kita berpisah. Para Wyvern terbanglah yang tinggi kelangit dan cengkram para Ice Troll! Dan dari sana, jatuhkan mereka kesini."

Para Wyvern membawa para Ice Troll turun dari tebing satu persatu.

Aku akan bisa mendapatkan banyak darah Ice Troll yang mana digunakan untuk membuat ramuan yang memulihkan HP!

Memecah dan menaklukan!

Dengan insting milik Weed, dia bisa membentuk sebuah strategi hebat.

"Dengar, kau harus membawa mereka ke area terpencil jadi kita bisa menaklukan mereka!"

Karena sejak masa kanak­kanak, Weed telah menguasai seni kerja keras. Karena jatuh dan kerja sama mereka, moral para monster menurun secara signifikan.

Para Ice Troll tak seperti monster lain, jadi ketika mereka tidak berkumpul bersama­sama, memburu mereka jauh lebih mudah. Mereka tertangkap dan terbunuh sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menggunakan kemampuan regenerasi mereka.

"Moonlight Sculpting Blade!"

Weed mengangkat pedangnya.

Para Ice Troll dikalahkan oleh pedang yang indah tersebut. Sekarang situasi pertempuran telah terbalik.

Tak ada gunanya melakukan pertarungan yang adil. Dia membunuh mereka semua sebelum mereka bisa meregenerasi HP mereka.

"Kuoooo!"

Bahkan saat mereka hendak mati, para Ice Troll melawan dan mengayunkan kapak mereka menargetkan kaki mereka.

Mengabaikan serangan yang datang, dia berteriak.

"Closed Eyes!"

Dia menutup matanya saat serang Ice Troll datang.

Jika kau tidak mencoba untuk memprediksi kejadian dari pertempuran, memenangkan pertempuran akan mustahil. Itulah cara bertarung Weed.

Menjebak monster dengan cepat dan tegas.

"Ahh! Mati. Kubunuh kau!"

Dengan mata tertutup, dia mengayunkan pedang yang dia pegang. Itu tampak seperti sebuah tindakan arogan yang bahkan tak akan dilakukan pemula. Hal itu setara dengan tindakan yang paling tercela dalam pertempuran.

Kapanpun Seoyoon menyerang, pedangnya meninggalkan sebuah afterimage berwarna hitam. Serangan seorang Berserker untuk membunuh Ice Troll.

Profesi yang menjadi semakin kuat saat seseorang membunuh dan melihat darah!

Sedangkan mereka melemah dalam pertempuran yang singkat, semakin lama pertempuran berlangsung semakin kuat mereka jadinya. Selama pertempuran, meskipun singkat, dia bisa melupakan tentang rasa sakitnya.

Meskipun ketegangan pada wajah Seoyoon menunjukkan bahwa pertempuran itu sulit, dia tak pernah sekalipun menatap Weed.

҅Tidak, tidak, jangan lihat....҆

Dia tidak mau Weed melihat.

Jika Weed melihat pertarungannya, Weed akan mulai tertawa. Karena itulah dia mati­matian memalingkan kepalanya.

Dengan bertarung sambil matanya tertutup, Weed berpaling kearah dimana Seoyoon bertarung.

Alveron dalam diam menyembuhkan para Wyvern dan Bingryong kapanpun HP mereka menurun.

Berburu di Valley of Death selama lebih dari 50 hari! Akhirnya, jumlah para Troll menurun. Tak peduli bagaimana mereka berusaha untuk melarikan diri dari cengkraman para Wyvern, upaya mereka sia­sia.

Weed mendongak ke langit biru cerah secara tak sabaran.

"Aku tak bisa percaya mereka semua menghilang!"

Seolah­olah mencari anak ayam didalam peternakan ayam, sulit untuk menemukan para Ice Troll, bahkan setekah mengucek­ngucek mata. Meskipun hal itu karena dia dengan sungguh­sungguh memburu mereka, dia dipenuhi dengan penyesalan.

"Sekarang tampaknya aku tidak akan bisa mendapatkan darah Ice Troll, yang mana aku yakin aku bisa mendapatkan uang darinya."

Tetapi ketika dia tiba­tiba menemukan sekelompok besar Ice Troll, dia menjadi senang. Seperti seorang petani yang melihat gandum yang tumbuh subur di lahannya, meskipun itu memungkinkan untuk menghancurkan hingga kematian untuk sebutir gandum itu.

Untuk setiap botol yang penuh dengan darah Ice Troll, Weed mendapatkan sekitar 5.300 gold.

Ramuan pemulihan yang cepat. Ramuan itu meningkatkan pemulihan HP dan Vitality, dan ramuan itu diproduksi dalam jumlah yang banyak dan ditempatkan didalam tasnya.

Karena terbatasnya pasokan ramuan, ramuan itu senilai dengan sebuah tangan dan kaki. Selama perburuan, sangat jarang orang­orang menggunakan ramuan semacam itu, tetapi ramuan itu bisa sangat berguna selama penyerbuan guild.

"Ha ha ha."

Weed tertawa pada pemandangan darah tersebut! Dia tertawa penuh kegembiraan sampai­sampai perutnya mulai terasa sakit.

"......."

Alveron dan Seoyoon tak menunjukkan reaksi saat mereka menatap Weed. Setelah melihatnya selama sehari atau dua hari mereka telah terbiasa dengan hal itu. Meskipun perilaku Weed sangat aneh, dia terlatih dalam mendisiplinkan dirinya sendiri. Dan segera, Weed kembali ke sikapnya yang biasanya.

"Apa kau mau pergi berburu lagi, Alveron?"

"Ya."

"Gunakan holy magic milikmu. Mulai dari sekarang, kita akan memerlukannya untuk pertempuran yang akan datang."

"Oke."

Alveron memberi blessing pada Bingryong dan para Wyvern.

Pertama­tama, Weed memerintahkan Bingryong dan para Wyvern sehingga mereka akan menyerang para Lamia. Sampai sekarang, strategi tersebut hanya digunakan untuk menyerang para Ice Troll untuk mengekstrak darah mereka, tetapi mulai dari sekarang, rencananya telah diubah untuk menguasai Valley of Death.

Level Weed saat ini adalah 312.

Dari saat Bingryong dan para Wyvern diberi kehidupan, level skill mereka telah meningkat secara signifikan. Sekarang, mereka tak kesulitan untuk mengalahkan para Lamia.

Level Weed sudah naik diatas 300 sudah lama sekali, tetapi karena dia menghidupkan banyak patung, dia terus­menerus kehilangan level. Meskipun dia berburu mati­matian bersama Pale dan anggota partynya yang lain, dia hanya bisa meningkatkan levelnya sedikit diatas 300. Levelnya paling banyak didapatkan melalui pertempuran dia dia lakukan di Valley of Death.

Mata Weed berkilauan.

Akhirnya҅ waktunya secara agresif menaklukan Valley of Death!҆

Para Wyvern dan Bingryong bertarung dengan sangat baik. Dibandingkan dengan menghadapi para Ice Troll, para Lamia memiliki defense yang relatif lemah.

"Kami adalah para Lamia yang elegan."

"Cobalah untuk tidak jatuh karena pesona kami."

"Venom of Eucla!"

"Tembak mereka dengan penyengat beracun!"

Para Lamia membuka tembakan dan bertarung dalam kekacauan.

Jalur es memungkinkan para Lamia dengan tubuh yang seperti ular untuk bergerak cepat dengan meluncur diatasnya.

Meskipun mereka dilengkapi dengan resistensi yang luar biasa terhadap serangan es, mereka dengan cepat jatuh pada serangan para Wyvern. Bingryong mengangkat tubuhnya dari tanah dengan sayapnya yang besar dan menggunakan cakarnya untuk menyerang.

"Tubuhku sangat besar. Tetapi kenapa kakiku begitu pendek!"

Melampiaskan ketidakpuasannya, dia terus mengeluh.

Dibandingkan dengan tubuhnya yang sangat besar, kakinya sangat pendek. Karena hal inilah dia ragu­ ragu untuk berjalan bahkan selama pertempuran.

"Tak ada peraturan yang menyatakan bahwa karya seni hebat harus sesuai dengan tindakan."

Alasan Weed adalah karena ada masalah dengan sifat dari es.

Untuk menyebarkan berat badan, kaki pendek yang tebal bekerja lebih baik daripada kaki panjang. Karena tubuh besar milik Bingryong hanya kaki pendek yang tebal yang bisa menopang dia.

Meski demikian, Bingryong dan para Wyvern menyudutkan para Lamia yang ketakutan. Tanpa perlindungan dari para Ice Troll, kehancuran para Lamia tak bisa dihindari lagi.

Sebuah pembantaian sepihak!

Kelompok Lamia berlevel 200 tewas dengan cepat.

Awalnya, tanpa kelompok Ice Troll yang mendukung mereka, para Lamia hanyalah ancaman kecil.

Para Lamia yang tewas meninggalkan item­item seperti kulit ular, gold, silver, sengat beracun, dan beberapa bijih mentah.

"Kita berhasil."

"Keurwrawrawrawra!"

Para Wyvern dan Bingryong terbang tinggi dilangit dan mengeluarkan raungan keras.

Mata Weed terfokus pada tebing disebrang. Diantara lembah tersebut, ada sekelompok monster yang banyak.

Lizard King, Possessed Soldier, Dibase Priest, Demonic Follower, dan Puppet.

Berbagai macam monster ini terbentuk menjadi satu pasukan yang besar.

*Chuk!*

Weed mengangkat tangannya memanggil Bingryong dan para Wyvern.

"Alveron, sembuhkan dan beri blessing pada mereka sehingga mereka bisa terus bertarung, pertempuran belum berakhir."

"Ok, aku akan meregenerasi Vitality mereka yang habis."

Para Wyvern dan Bingryong dikirim lagi.

"Kuoooo!"

Bingryong dan para Wyvern terbang sambil bertarung dengan para Lamia dan monster­monster lain di Valley of Death.

Lizark King memegang sebuah kapak, sementara para Demonic Follower menusuk musuh mereka dengan tombak dan pedang.

"Aliran ganas salju yang meleleh, melalui kekuatan kegelapan dan kelembaban, akan memperkuat dagingmu. Bloodlust!"

Para Dibase Priest merapalkan mantra blessing pada para monster. Tak seperti holy magic milik Alveron yang mana tak miliki efek samping, efek setelahnya yang ditimbulkan blessing itu sangat besar. Itu mirip dengan sihir kutukan yang secara sementara menguatkan serangan.

"Dibase memerintahkan kita untuk mengeluarkan sihir api pada bongkahan es yang besar itu."

"Dibase memerintahkan para Possessed Soldier untuk menyerang para Wyvern sekarang juga."

"Dibase mengkomando anak buahnya. Lihatlah, kami akan mendemonstrasikan apa yang akan terjadi kepada mereka yang berani menentang kami!"

Dibase Priest mengkomando pasukan monster. Monster­monster yang tak memiliki keyakinan, yang meluap­luap dengan kejahatan dan keserakahan, mengikuti para Priest itu.

Karena mereka menjadi bersatu melalui sistem komando yang akurat, pasukan monster tersebut bisa memblokir serangan para Wyvern dengan mudah. Serangan Bingryong juga tidak terlalu efektif.

Setelah itu puluhan monster menyerang tanpa kenal takut. Para monster yang dikomando oleh Dibase Priest tidak sepenuhnya menyusut.

"Ice Bolt!"

Meskipun Bingryong menggunakan Ice Magic kebanggaannya dengan kekuatan yang luar biasa, para Priest bisa membalasnya dengan mengeluarkan Flame Magic.

Para Wyvern berputar­putar dilangit tidak bertarung dengan benar. Sementara itu Bingryong terlalu ketakutan dan tidak mau terus bertarung.

"Tampaknya akan baik­baik saja. Namun, ini bukanlah akhirnya."

Mata Weed bersinar dingin.

Menggunakan waktu Benua Versailles, dia telah menghabiskan lebih dari 50 hari. Jika kau menambahkan hari­hari yang dihabiskan untuk sampai di Valley of Death setelah sampai di wilayah utara, waktu yang terkumpul akan lebih banyak lagi.

Dari sudut pandang Weed, mereka yang dengan rajin mendapatkan uang, tak akan mampu berjuang di tempat seperti ini.

"Summon Death Knight Van Hawk. Summon Vampire Lord Tori!"

Weed memanggil semua patungnya.

Dia bahkan memanggil Van Hawk dan Tori!

Kabut hitam muncul ketika Van Hawk dipanggil, memegang sebuah pedang.

"M..Ma..Ma..Master! Kau memanggil!"

Kata­katanya tergagap.

Itu adalah sebuah kesalahpahaman bahwa, karena mereka pucat, para undead tidak terpengaruh oleh panas. Dingin dari tempat ini bisa membekukan tulang­tulang mereka!

*Ttak. Ttak. Ttak. Ttak!*

Death Knight membuat suara gemeretak dengan giginya.

Kontras diantara kulit pucatnya dan bibir merahnya! Namun, Vampire Tori, yang menggenakan sebuah jubah merah dan hitam sangatlah santai.

"Tempat ini tidak terlalu jauh dari kota asalku. Morata! Aku merindukannya. Angin dingin, salju, badai es, dan tempat dimana kesendirian dan gairah panas hidup dan bernafas. Ini adalah sebuah tempat dimana keindahan dari cahaya yang cemerlang berada. Itu akan sempurna jika aku punya seorang gadis cantik di sampingku. Sungguh menyedihkan."

Vampire Lord Tori sangat gembira dengan rasa dingin tersebut, sambil mencari seorang wanita untuk diubah menjadi sebuah karya seni.

Weed melirik Seoyoon. kecantikannya tak tertandingi.

Meskipun dia menatap Seoyoon, yang bahkan memiliki patung­patung yang tak terhitung jumlahnya, Tori tak menunjukkan reaksi.

Apakah҅ karena kami berada dalam party yang sama?҆

Weed dan Seoyoon berada dalam sebuah party. Berkat hal itu, tak menunjukkan ketertarikan apapun terhadap Seoyoon.

Meski demikian, bagi Weed, itu adalah gangguan yang lain.

Tori mengerutkan hidungnya dan mengendus.

"Aroma apa ini? Sangat vulgar, tetapi itu adalah aroma yang meninggalkan rasa manis dalam mulutku."

Ketika berhubungan dengan aroma darah, Tori adalah ahlinya.

Jejak aroma tajam darah Ice Troll adalah yang menyebabkan endusannya.

Dia bisa memanggil Tori lebih awal. Dia bisa membersihkan para Ice Troll lebih cepat jika dia melakukannya. Namun, dalam pertukarannya, dia harus menyerah mengekstrak darah Ice Troll.

Karena hal itulah, Weed tidak memanggil Tori.

Karena para Ice Troll telah dikalahkan, dia sekarang bisa mengerahkan Tori dalam pertempuran.

"Tori, kau pergi dan bertarunglah juga."

"Kau berani memerintah aku?"

Tori bertanya dengan arogan.

Karena dia tidak dipanggil selama waktu yang cukup lama, dia tak bisa mengenali masternya.

Itu adalah Tori yang sama, yang pernah bertarung dengan Immortal Legion bersama dengan para Wyvern!

Harga dirinya tumbuh sejajar dengan kemampuan dan levelnya.

Weed mengerutkan alisnya.

"Aku memerintahkan kau. Sekarang pergi dan bertarunglah."

"Kalau begitu aku akan mengatakan sesuatu juga. Karena itu merepotkan, aku akan suka jika kau tidak memanggilku untuk mengerjakan tugas sepele semacam itu."

Kontras dengan kemampuannya, Tori adalah monster bos yang menjengkelkan! Namun, hal ini tak berarti bahwa Weed tak bisa menggunakan dia.

"Tampaknya kau masih belum cukup dihajar."

"......"

"Haruskah kita mengobrol lagi setelah aku menghajarmu secara terus menerus selama sekitar 10 hari lagi?"

Penindasan yang kejam yang Weed gunakan ketika pujian dan penenangan telah gagal!

*Shink*

Didekatnya, Seoyoon juga mengirimkan sebuah ancaman. Dia akan membantu Weed karena si Vampir yang dia panggil tidak tampak akan patuh.

Bahkan Alveron mempersiapkan holy magic miliknya, Tori tak punya pilihan, dengan berat hati mulai berjalan kearah musuh.

Namun, setelah berjalan beberapa langkah, Tori berbalik dengan ekspresi serius dan berkata.

"Master, aku punya sesuatu untuk dikatakan."

"Apa itu?"

"Pernahkah kau mendengar tentang Kerajaan Vampire?"

"Apakah ada tempat semacam itu?"

Ini adalah pertama kalinya dia mendengarnya.

Sejarah tentang Benua Versailles hanya memberi deskripsi singkat tentang Ras Vampir.

"Kerajaan Vampir Todium! Ada dibawah tanah. Kingdom of Darkness abadi. Berkat Master, aku telah menjadi lebih kuat, aku harus kembali."

".... Kembali?"

"Itu adalah kewajibanku sebagai seorang Vampir. Dalam sebulan di Benua Versailles, pintu masuknya akan terbuka selama 89 hari."

"Melakukan hal itu akan melanggar kontrak...."

"Kontrak akan berakhir. Namun jika kau mau, dengan namaku, aku akan menjanjikan kehidupan abadiku padamu."

Tori ingin menyingkirkan dirinya dari pembatasannya. Tetapi dia sudah bisa menebak kata­kata apa yang akan keluar selanjutnya.

Ketika҅ saatnya berburu, ada sebuah batasan dimana Tori bisa berguna.҆

Seorang monster bos berlevel 400. Dia sangat berguna berkat karakteristik Vampir miliknya. Namun dia hanya bisa menggunakan itu untuk memberi makan dirinya sendiri.

Dia҅ selalu punya pembatasan ini sejak awal.҆

Weed menggelengkan kepalanya. "Aku tak mau kehidupanmu."

Dia tak punya niat untuk merenggut kehidupan Tori.

Dia secara serius mempertimbangkan membunuh Tori hanya karena dia bisa mendapatkan item­item miliknya. Namun equipment milik Tori sangat tak berguna.

Semua equipment miliknya terbatas pada Vampire Lord, dan tak seperti para Orc dan para Elf, selain Dark Wizard, item­item yang hanya untuk monster tak memiliki nilai jual.

"Terimakasih. Ketika aku pergi ke Todium nanti, jika kau mau, aku bisa memandumu kesana. Itu mungkin menjadi pertama kalinya manusia pergi kesana, dan bahkan di masa depan, kau tidak akan bisa menemukan orang lain yang akan bisa memasuki makam dari seorang Vampir yang merupakan Penguasa Malam Hari."

*Ding*
Vampire Lord Tori mengundangmu ke Noble City of the Night, Todium!

Karya seni dan permata kuno, sebuah kota yang tidak ditemukan diatas tanah, dihuni oleh wanita cantik dan ratusan juta tikus dan kelelawar.

Dalam waktu 3 bulan, Vampire Lord Tori, telah mengundangmu dan rekan­rekanmu ke Todium.

Weed sedikit memiringkan kepalanya dan mengangguk.

Seperti҅ yang diduga, prediksiku benar.҆

Death Knight dan Vampir Tori telah berkembang pesat.

Mereka tidak akan selalu hanya eksis sebagai sebuah beban. Jika seseorang meningkatkan mereka diatas level tertentu, mereka bisa memperoleh sebuah quest spesial atau mendapatkan akses ke suatu area tertentu.

Tori berjalan menuju Valley of Death.

"Keluargaku, tunjukkan dirimu."

"Kau memanggil, tuanku."

Ratu Vampir yang cantik, dan para Vampir muda mengenakan mantel, tiba­tiba muncul.

"Musuh­musuh yang dipenuhi darah ada disebelah sana."

"Rasa hausku meningkat. Tuan."

"Meskipun kita mungkin belum bisa meningkatkan keluarga kita, kita bisa menantikannya untuk meminum darah. Ayo lakukan!"

"Baik, Tuanku."

"Veil of Darkness!"

Tori dan para Vampir yang lain menyembunyikan tubuh mereka dalam kegelapan.

Dan dalam sekejap, mereka muncul disekitar para Dibase Priest dan para Demonic Follower yang berada diatas lembah.

"Bangsawan Malam Hari!"

"Para Vampir muncul!"

Tori memperpanjang kuku­kukunya dan menimbulkan damage yang besar pada para Dibase Priest, sementara para familiar lain muncul dan menghilang. Para Vampir muda juga bergerak dengan cepat, dan si Ratu Vampir menjerat para Demonic Follower menggunakan sihir­sihirnya.

Namun, para Vampir muda bukanlah lawan bagi para Possessed Soldier. Jika mereka melawan manusia yang memiliki darah, mereka bisa menggunakan kekuatan mereka sesuka hati mereka, tetapi musuh­musuh ini terjerat oleh iblis. Bahkan meskipun mereka adalah Fallen Possessed Soldier, kakuatan para Vampir tidak goyah.

"Tornado Blade!"

*Crash!*

Tori menciptakan sebuah tornado yang luar biasa di area sekitar dimana musuh berkumpul dan membunuh beberapa orang.

Karena Tornado Blade yang besar tersebut menyapu seluruh area, tubuh dari para Dibase Priest babak belur dan hancur. Salju dan es berserakan dimana­mana. Karena kekuatan badai tersebut begitu kuat hingga dampaknya membuat para Wyvern terhuyung­huyung.

"Blood Drain!"

Masing­masing serangan Tori mengkonsumsi sejumlah besar MP.

Ketika dia kehabisan MP dia akan melemah, tetapi dia bisa memulihkan kekuatannya dengan menghisap darah para Dibase Priest.

Mata Tori juga berubah menjadi berwarna abu­abu.

"Tak bisa dipungkiri bahwa kalian tak menganggap aku secara serius, mereka yang darahnya kuhisap, berubah menjadi batu."

*Crack!*

Tubuh para Possessed Soldier mengeras dan berubah menjadi batu. Itu adalah efek dari kutukan Vampir.

Van Hawk menghunus pedangnya dan memimpin bawahannya. Bingryong dan para Wyvern, bersama Geumini, menguasai langit. Weed dan Seoyoon juga masuk dalam pertempuran. Mereka mendaki tebing tersebut dan melawan para monster.

"Moonlight Sculpting Blade!"

Menggandalkan defense yang bisa diandalkan dari Armor Tallock, diatas tebing, dia memegang pedangnya. Saat dia melakukannya, matanya yang serius memeriksa kesegala arah.

Selama pertarungan jarak dekat, tatapan seseorang tidak boleh terpaku pada satu tempat. Harus selalu

menilai situasi kawan dan lawan. Terutama dalam situasi serupa seperti sekarang ini ketika ada banyak monster untuk dilawan, kemampuan tersebut sangat penting.

Para Dibase Priest berada diambang kematian karena taring dari para Vampir.

"Seven Celestial Steps!"

Sudah cukup lama sejak aku menggunakan skill ini!

Dia bisa menggunakan kecepatan penuhnya dan mengubah arahnya ditengah­tengah dari masing­ masing 7 langkah tersebut.

Karena skill tersebut sepenuhnya mengabaikan pengetahuan umum, membuatnya sulit untuk digunakan selama pertarungan.

Tetapi jika kau bisa memanfaatkan skill tersebut dengan baik, kau bisa mendapatkan kekuatan serangan yang jauh lebih tinggi daripada orang lain.

Weed berlari diantara para Vampir.

Dengan langkah kaki yang membingungkan, dia bisa berada di depan Dibase Priest.

"Mati!"

Weed mengayunkan pedangnya kearah dimana tubuhnya berada.

Pedang yang berlebihan tersebut nyaris menyerempet lehernya, tetapi, saat dia mundur, pedang itu menebas dadanya.

Kamu telah menghantamkan serangan fatal!

Saat darahnya mengalir, si Dibase Priest, yang berada didepannya yang diambang kematian, mati.

Kamu mendapatkan exp!

Karena mereka bukanlah monster biasa, para Dibase Priest memberi exp setidaknya 30% lebih banyak.

Tetapi sebelum dia bisa memeriksa berapa banyak exp yang dia terima, Evil Spirit yang memegang gada yang telah mengikuti dia sangat dekat dibelakangnya, menyerang.

"Kkiyaaaat!"

Sambil meneriakkan teriakan perang, Evil Spirit itu mengayunkan gada tersebut.

Weed merendahkan tubuhnya kedepan bahkan tanpa melihat kebelakang. Dia berguling ditanah, dan bangun dengan segera. Ketika Weed bangun, tangannya memegang kantong penuh koin emas. Kadang­kadang ketika dia berada ditanah, dia mengambil item­item drop.

Seperti҅ yang diharapkan, ada banyak sekali.҆

Dibase adalah dewa kekayaan. Itu sebabnya Dibase Priest memiliki banyak uang.

Seseorang juga bisa mengatakan hal itu dari cara mereka berbicara saat mereka bertarung melawan para Vampir.

"Aku akan memberimu banyak uang jika kau mengikuti aku."

"Aku akan memberimu permata ini, jadi percayalah pada kami."

"Yang aku miliki hanyalah uang..."

Mereka mencoba untuk menggoda dan memancing mereka dengan uang.

Meskipun para Vampir, mahluk Bangsawan Malam Hari, sangat penuh harga diri untuk jatuh pada hal semacam itu, jika mereka adalah para Orc yang menyukai uang, mereka tak diragukan lagi akan memihak para Dibase Priest.

Weed melihat sekeliling secara cermat dengan mata yang tajam.

Dia tak punya ketertarikan pada para Evil Spirit, yang hanya menjatuhkan japtem.

Dia memahami lokasi umum dari para Dibase Priest, dan memperhitungkan Vitality mereka untuk mencoba menguras setiap copper dari mereka.

"Seven Celestial Step!"


Weed dengan cepat bergerak melewati para monster dan dengan cepat menyerang para Dibase Priest! Dia terlatih untuk mendapatkan item­item terbaik dari monster apapun.