ARK Chapter 1: New World
Memulai operasi awal. Memindai untuk data pribadi yang dibutuhkan. User yang belum terdaftar terdeteksi. Silahkan membuat akun baru. |
Terdengar
suara seseorang di dalam ruangan yang penuh dengan cahaya menyilaukan.
Mengikuti
petunjuk itu, segera setelah ia memberikan data pribadi, sebuah cahaya merah
menindai tubuhnya secara rata.
Tak lama
kemudian, sebuah karakter yang mengenakan pakaian kulit dan memiliki penampilan
yang sama dengan Hyun Woo muncul dihadapannya.
Status dari penampilan sekarang didasarkan pada data yang dipindai dari user. Jika anda ingin, anda bisa mengubah penampilan, jenis kelamin, atau ras. Namun berhati-hatilah, setiap akun dibatasi hanya untuk satu karakter saja. Setelah karakter telah diciptakan, anda tidak bisa mengubah atau menghapus karakter anda. Silahkan pikirkan dengan cermat sebelum memutuskan karakter anda. |
Batasan satu karakter per akun. Ini bukanlah batasan yang langka dalam
game virtual reality.
Bisa mengubah penampilan karakter di dalam game akan mengurangi
pendalaman fisik yang kau miliki.
Karena sebelumnya Hyun Woo selalu memakai kacamata, ia pikir wajahnya
sendiri tampak aneh.
Hyun Woo berpikir untuk beberapa saat, dan kemudian sedikit mengubah
tampilan wajahnya.
Ia memilih ras Human (manusia). Ini adalah opsi yang paling sering
dipilih oleh kebanyakan orang di kebanyakan game.
Karena ia belum memilih job dan tak memilih salah satu skill yang ada,
ia akan menjadi human yang mampu berubah ke segala yang tersedia nantinya.
Silahkan pilih nama karakter anda. |
“Ark.”
Itu adalah nama yang ia pikirkan ketika ia menerima unit gaming
miliknya.
Ia menggunakan nama itu dalam arti alkitabiah. Bukan karena bentuknya
yang seperti kepompong bulat mengingatkannya dengan bahtera, tapi lebih karena
Hyun Woo menganggap bahwa hidupnya sangat bergantung pada unit yang satu ini.
Sekalipun kedengarannya memang membosankan, yah mau bagaimana lagi.
User yang memiliki ras Human bisa memilih satu dari empat lokasi awal. Harun;kota perbatasan di Schudenberg Kingdom, suatu tempat di Bristania Kingdom, Kastil Kutran, dan Sinius Kingdom. Tak peduli tempat mana yang anda pilih, semua pilihan memiliki kesamaan. Para penduduk bersikap ramah terhadap orang asing... |
“Harun, kota perbatasan di Schudenberg Kingdom.”
Schudenberg Kingdom adalah kerajaan yang terletak paling dekat dengan
bagian tengah benua.
Jika anda ingin penjelasan yang lebih detil tentang New World... |
“Skip.”
Semua game punya pengenalan yang sama seperti itu.
Di tingkat awal-awal, pengetahuan tentang game seperti itu tak banyak
membantu.
Di atas segalanya, merasakan hal-hal secara pribadi adalah cara
mendapat pengetahuan yang terbaik. Setelah membatalkan tutorial, Hyun Woo
sekali lagi diselimuti oleh cahaya yang terang benderang.
Pada waktu yang sama, mata dari karakter dihadapannya terbuka, dan
tubuh Hyun Woo terserap masuk ke dalamnya.
Si petualang pemula, Ark, telah lahit.
***
“Apa-apaan?”
Ark menunjukkan ekspresi heran di wajahnya.
Ia sekarang sedang berada di tengah-tengah desa yang di kelilingi oleh
pegunungan.
Di desa itu ada sekitar 100 rumah dengan pagar yang tinggi menjulang.
Ini pasti adalah kota awal Harun.
Namun Ark masih tak bisa percaya dengan apa yang ia lihat.
‘Apa benar ini bagian dari game?’
Ia tak bisa mempercayainya. Pegunungan di sekitar. Pagar dan bangunan,
dan bahkan orang-orang yang berjalan kesana kemari...
Ini benar-benar berbeda dari grafis komputer. Ini bukanlah sesuatu
yang bisa kau dapatkan hanya dengan melihat.
Ia bisa merasakan sepatu kulit yang ia pakai, angin yang menerpa
telinganya, dan bahkan aroma makanan yang sedang dimasak di suatu tempat yang
agak jauh.
Itu benar-benar terasa nyata, namun sebenarnya bukan nyata, yang mana
membuat situasi ini lebih sulit untuk dipercaya.
‘Aku tau ini virtual reality, namun aku tak percaya ini adalah sebuah
game.’
Game virtual reality sebelumnya hanyalah didasarkan dengan gambar yang
ditampilkan secara langsung ke retina seseorang.
Itu adalah teknologi dari 3 tahun yang lalu. Pada hari ini pun,
kebanyakan game virtual reality tak bisa lepas dari penggunaan teknologi gambar
ke retina seperti itu.
‘Sekarang aku mengerti kenapa direktur Ha Myung Woo berkata dengan
penuh rasa percaya diri.’
Baru satu bulan yang lalu Global Exos mengumumkan rilisnya New World,
yang mana membuat game itu menjadi topik gosip paling hot di banyak game yang
lain. Sekarang ia mengerti mengapa itu semua bisa terjadi.
Kalau situasi yang ia alami tak penuh dengan penderitaan seperti
sekarang, ia akan rela menghentikan semua kegiatan hanya untuk memainkan game
ini.
Teknologi yang dikembangkan oleh Global Exos benar-benar menakjubkan.
‘Ah, sekarang bukan waktunya untuk itu.’
Ark, yang mulutnya daritadi menganga, mengusap air ludah yang menetes
di dagunya.
Beberapa orang disekitarnya menatap Ark dengan ekspresi linglung yang
muncul di wajah mereka.
Mereka juga sedang mengalami proses adaptasi yang sama dengan Ark.
Setelah pipinya memerah karena malu, Ark berjalan ke tempat yang lebih
cocok.
‘Sekarang, kemana aku harus pergi?’
Ark melihat cara orang-orang menggerakkan tubuh mereka, kemudian ia
meniru gerakan mereka.
Sekalipun ia sebenarnya sedang berbaring dan tersambung di dalam unit
game, ia merasakan dirinya benar-benar bergerak.
Sekalipun menggerakkan bagian-bagian kecil tubuhnya agak susah,
prosesnya tetap sama dengan cara bergerak di dunia nyata.
‘Ok, gerakan tubuh kayaknya gak butuh prosedur-prosedur spesial.’
Ark kemudian memeriksa jendela sistem.
“Menu.”
Lingkaran transparan muncul di hadapannya, dan memunculkan berbagai
daftar pilihan. Ada info karakter, tas, komunitas, dan lain-lain. Untuk
mengakses menu tersebut, player bisa secara langsung mengucapkan menu yang
dipilih atau menyentuh icon yang tersedia. Ark menekan icon yang menunjukkan
gambar wajah.
Nama Karakter
|
Ark
|
||
Ras
|
Human
|
Guild
|
-
|
Job
|
-
|
||
Level
|
1
|
Fame
|
0
|
Gelar
|
-
|
||
Health Point (HP)
|
100
|
Mana Point (MP)
|
100
|
Strength (STR)
|
15
|
Agility (AGI)
|
15
|
Stamina (STA)
|
15
|
Intelligence (INT)
|
15
|
Wisdom (WIS)
|
15
|
Luck (LUK)
|
15
|
Jendela informasi karakter yang muncul memiliki desin yang keren.
Setelah ia itu, ia memerika jendela skill yang ia miliki, dan di dalamnya masih
kosong melompong. Isi dari tas miliknya adalah; 10 unit air, 10 potong roti
gandum, dan sebuah dagger. (pisau)
Ia pun semangat, dan merasa bahwa hidup barunya baru saja dimulai.
‘Emm, apa yang harus aku lakukan sekarang.’
Ark menutup jendela informasi dan melihat sekeliling.
Semuanya terlihat sangat nyata, sampai-sampai susah untuk membedakan mana
NPC dan mana player.
Tapi entah itu player atau NPC, tak ada yang memberi perhatian pada
Ark sejak ia mulai.
Semuanya berlarian seperti orang gila.
Di kebanyakan game, pastinya ada seorang NPC yang baik hati, yang akan
mengajarkanmu bagaimana cara bermain ketika kamu baru memulai.
Setelah mencari-cari di sekeliling, ia melihat ada seorang pria tua
yang terus memandang dirinya dari jauh.
Ark berjalan mendekati pria tua itu.
“Per... permisi.”
“Kau pasti orang baru disini.”
Tanpa perlu menjelaskan apapun, pria tua itu berbicara layaknya sudah
mengerti situasi yang tengah terjadi.
“Siapa namamu?”
“Namaku Ark.”
“Aku biasa dipanggil Hansen. Aku hanyalah seorang pria tua yang tujuan
hidupnya adalah mengajari pemuda dan pemudi, seperti dirimu, tentang bagaimana
cara hidup di tempat ini. Seperti yang kukira, kau pasti ingin bertanya tentang
apa yang harus kau lakukan ditempat ini?”
“Ya.”
“Kebanyakan orang sepertimu akan melakukan satu atau dua pekerjaan
disini. Salah satunya adalah berburu anjing liar dan serigala yang ada di luar
desa, dan pilihan lainnya adalah mencari kerja di dalam desa. Jika kau ingin
bersantai-santai, lebih baik untuk memilih opsi kedua. Karena ini adalah desa
terpencil, kami selalu kekurangan tenaga untuk melakukan pekerjaan tertentu.”
“Ya, aku ingin mendapat pekerjaan.”
Ark menjawab tanpa ragu.
Namun, bahaya terbesar di dalam game adalah tak mempelajari dengan
benar bagaimana cara berburu dengan hati-hati, dan berpetualang tanpa alasan
yang jelas atau dalam pengaruh jelek.
Karena itulah, mengerjakan quest simpel adalah ide bagus untuk beradaptasi
dalam lingkungan game.
Awal mula game kebanyakan terdiri dari mengerjakan quest agar bisa
mengerti bagaimana cara melakukan ini dan itu, dan mendapatkan equipment awal.
Karenanya, quest awal lebih menguntungkan daripada langsung leveling tanpa
tujuan yang jelas.
“Aku berterimakasih karena kau mau mendengarku. Kebetulan, ada
pekerjaan yang ingin kupercayakan padamu. Baru-baru ini aku dengar pemilik
kedai minuman terus mengeluh gara-gara ada terlalu banyak tikus yang tinggal di
gudangnya. Aku pikir kau akan bisa menyelesaikan masalah ini. Bagaimana? Apa
kau mau membantu?”
Du~du~dung. Sebuah jendela pesan muncul ditemani suara yang aneh.
Kraydon, yang memiliki kedai minuman di desa Harun yang terpencil ini, sedang pusing memikirkan tentang para tikus yang terus menjadi masalah dalam beberapa tahun terakhir. Temui Kraydon, dengarkan dia, kemudian bereskan masalahnya. Ini adalah pekerjaan yang seharusnya gampang, bahkan untuk para pemula.
Level quest: -
|
Ark menerima quest itu dan pergi menuju kedai minuman.
Menemukan kedai itu bukan hal yang susah. Kedai itu terletak di
satu-satunya bangunan yang dipenuhi oleh para pelanggan, di alun-alun desa.
Selagi ia masuk ke dalam kedai minuman, seorang anak laki-laki dengan
rambut acak-acakan yang mengenakan apron berteriak.
“Kamu datang karena rekomendasi dari si pak tua Hansen?”
Dengan wajah lega, Kraydon mulai bercerita pada Ark.
“Senang bertemu denganmu. Bisakah kau membantuku dan membunuh para
tikus sialan di dalam gudang yang terletak di pojokan jalan? Belakangan ini,
aku pikir kalau aku sekali lagi mendengar decitan mereka, aku bisa jadi gila!”
“Ya, aku akan membantumu. Tapi kompensasi apa yang nanti akan
diberikan?”
Ark secara tak langsung menanyakannya. Entah itu kehidupan nyata atau
di dalam game, tak ada orang yang percaya dan mau melakukan pekerjaan yang tak
memberi upah.
Suatu pekerjaan harus memberikan kompensasi. Itu hal yang alami kan?
Kraydon mulai memukul dadanya sendiri dan menjawab.
“Tentu saja. Aku, Kraydon, tak selicik itu sampai-sampai menipu orang
asing yang bahkan tak punya rumah atau barang-barang, setelah ia melakukan
pekerjaannya. Aku telah menyiapkan hadiah yang cocok untuk orang sepertimu.”
“Aku akan menantikannya.”
Ark memasuki gudang dengan senyum sumringah.
Gudang itu padat dipenuhi oleh kerumunan tikus.
Kedua sisi secara resmi menganggap masing-masing lawan adalah lawan
yang mudah ketika mereka berhadapan satu sama lain.
‘Korban pertamaku adalah kalian! Mari kita mulai sekarang?’
Ark mengeluarkan daggernya, menerjang kedepan sambil mengayunkan
dagger, dan menyerang salah satu tikus yang ada.
Namun, ia mendapat hasil yang tak ia duga. Secara mengejutkan, tikus
itu hanya perlu sedikit bergerak kesamping untuk menghindari dagger Ark. Dan
juga, layaknya mengejek kemampuan Ark yang rendah, tikus itu berlari diantara
kardus-kardus, dan menjatuhkankannya.
Kejadian yang sama terus terulang. Ark menjadi marah pada tikus yang
tak henti-hentinya berputar sambil menghindari serangan dengan mudah, ketika
Ark mengayunkan dagger miliknya.
‘He? Kenapa bisa gini? Gak mungkin kan tikus sesusah ini?’
Bagaimana bisa ia tak bisa membunuh satu tikus pun? Ark menjadi
bingung.
Di semua game yang pernah ia mainkan sampai sekarang, tikus adalah
monster yang bahkan biasanya mati hanya karena mereka melihat pedang yang
diayunkan. Namun, tikus-tikus ini berbeda.
Layaknya tikus sungguhan, tikus-tikus ini bergerak persis seperti
tikus di kehidupan nyata. Kecepatan mereka juga gak main-main.
Ketika ia masih bingung, tiba-tiba sekelebat cahaya lewat di depan
matanya.
- Kamu telah diserang oleh seekor tikus. Menerima 1 damage. |
Bukannya membunuh mereka, ia malah terluka.
Meskipun ia hanya terkena 1 damage, bukan berarti ia bisa mengabaikan
hal itu. Tikus-tikus itu, ketika melihat Ark panik, tampak seperti menganggap
Ark adalah lawan yang mudah. Secara instan, cukup banyak tikus berkumpul
sampai-sampai lantai pun tak bisa terlihat, dan mereka mulai menggigiti Ark.
Dalam sekejap mata, HP miliknya turun hingga hanya tersisa 20.
Ark, yang merasa takut, mundur dengan cepat.
‘Si kecil sialan ini... Kalau aku gak hati-hati, bisa-bisa aku mati
gara-gara diserang tikus.’
Tak seorangpun, di seluruh dunia, ingin mati gara-gara digigit tikus.
Ark menenangkan emosinya. Ia tak boleh terkena serangan lagi.
Ark dengan cermat menandai tikus-tikus yang menyerang, dan balik
menyerang disaat mereka maju ke depan untuk menggigitnya.
Satu tikus berdecit kesakitan dan terbelah menjadi dua.
- Kau telah membunuh tikus. Mendapat 1 EXP. |
Akhirnya, ia mendengar suara sistem yang ditemani oleh sebuah jendela
pesan.
Ketika Ark mulai menyerang balik dengan benar, para tikus dibantai
dengan sangat cepat.
Sementara itu, Ark membunuh beberapa tikus lagi. Ia juga memukul
mundur mereka hingga ke lubang tempat mereka bersarang satu demi satu, selagi
ia mengayunkan daggernya. Para tikus tak menyerah begitu saja.
Beberapa dari mereka mulai bekerja sama dengan satu sama lain, dan
mulai melompat ke arah Ark setelah bersembunyi di kardus-kardus untuk menyerang
balik. Pertempuran sengit antara manusia dan tikus berlangsung hingga 30 menit.
Di akhir pertempuran, Ark hanya punya 3 potong roti gandum tersisa.
Agar bisa mengisi ulang HP nya yang terus turun, ia harus mengkonsumsi 7 potong
roti. Daya tahan dari dagger dengan 2 poin attack dan pakaian kulit dengan 2
poin defense miliknya pun turun drastis. Benar-benar kemenangan yang terasa
hampa.
‘Phew, apapun yang terjadi, intinya aku bisa membunuh mereka semua.
Memang susah sih, tapi paling nggak exp ku sudah naik lumayan banyak kan?’
Ark membuka jendela informasi karakter untuk melihat hasil bagus yang
ia harapkan, dan dalam sekejap menunjukkan ekspresi sedih.
Satu tikus memberikan 1 EXP. Namun, sekalipun ia membunuh lebih dari
30 tikus, ia hanya mendapat 30 EXP.
Dia pikir karena ia baru saja mulai bermain, paling nggak itu bukanlah
jumlah yang kecil.
Namun setelah melihat bar EXP miliknya, EXP yang ia dapat ternyata tak
sampai 1%.
Tak peduli sesusah apapun kau melawan mereka, tikus tetaplah tikus.
Rasa kecewa miliknya benar-benar tak tertandingi. Namun, Ark menahan
emosinya.
Karena bagaimanapun, sebuah quest masihlah sebuah quest, dan pasti
akan ada hadiah yang didapat nantinya.
“Semua tikus sudah dimusnahkan.”
“Oh ya? Bagus sekali. Aku punya sedikit hadiah untukmu.”
Kraydon tertawa terbahak-bahak selagi mengeluarkan 10 potong roti
gandum.
“...”
Ark yang tadinya mengharapkan hadiah yang bernilai, menatap Kraydon
dengan ekspresi ngeri.
Tak mungkin ia akan menghabiskan waktu lebih dari 30 menit dalam
situasi yang sangat membahayakan nyawanya, kalau ia hanya akan mendapat
beberapa potong roti gandum.
Namun, Kraydon malah menatap Ark dengan ekspresi bingung, layaknya ada
sesuatu yang salah dengannya.
“Tak mungkin, apakah ada suatu kesalahan disini?”
“Apa maksutmu? Bukannya hal yang terpenting adalah kau masih hidup?”
“Tapi........”
“Kau mengharapkan hadiah yang lebih bagus hanya untuk membunuh
beberapa tikus?”
Ark hanya bisa diam dan menahan amarah dan penderitaan yang ia
rasakan.
Ia menghabiskan waktu 30 menit dan harus memakan 7 potong roti gandum
agar bisa membunuh para tikus.
Dagger dan pakaian kulit miliknya menjadi usang. Dan hadiahnya cuma 10
potong roti gandum? Apa ini lelucon? Tapi apa gunanya bertengkar dengan NPC?
Apalagi, roti gandum memang murah, namun tak terlalu berguna.
Namun, Ark menerima dan mengambil 10 potong roti gandum itu dan pergi
meninggalkan kedai.
Ia kembali ke Hansen dengan ekspresi penuh kekecewaan dan bertanya padanya.
“Apa tak ada pekerjaan yang lebih bagus?”
“Hehe, bocah ini. Dari awal saja kau sudah terlalu rakus. Kau adalah
pendatang baru ditempat ini. Siapa yang mau memberikan pekerjaan penting pada
seorang pendatang baru? Kalau kau ingin pekerjaan dengan hadiah yang besar, kau
harus membangun kepercayaan dengan semua orang.”
‘Sepertinya game ini dipengaruhi oleh tingkat keakraban.’
Banyak game sebelum virtual reality muncul fokus pada hubungan dengan
NPC.
Itu adalah suatu fitur game yang mana keakraban seseorang dengan NPC
akan menentukan quest, informasi, dan skill apa yang akan kau dapatkan.
Sistem seperti ini berperan penting dalam sebuah game yang mana kau
bisa merasakan dirimu sedang berada di dunia nyata, sekalipun aslinya kau
sedang bermain game.
Karena itulah, tak mungkin perusahaan berteknologi tinggi seperti
Global Exos tak mengimplementasikan sistem seperti ini.
‘Dengan kata lain, newbie harus terus-terusan ambil quest dengan
hadiah jelek untuk mendapat hadiah yang lebih bagus.’
Setelah mengerti konsep dasar dari game ini, Ark berniat untuk
bertanya lebih banyak pada Hansen. Namun tiba-tiba seseorang yang ada
dibelakangnya mengajaknya bicara.
“Apa kau seorang newbie?”
Ia memutar badan dan melihat seorang cewek manis mendekat.
“Iya, aku newbie.”
“Apa kau mencoba untuk mendapat quest dari tetua itu?”
Ark menganggukkan kepalanya, dan senyuman menyeringai muncul di wajah
cewek itu.
Namun, segera setelah Ark menunjukkan ekspresi tak nyaman di wajahnya,
cewek itu dengan cepat tersenyum.
“Oh, maaf. Namun, mencoba untuk mendapat quest dari tetua itu bukan
ide yang terbaik.”
“Kenapa?”
“Quest yang diberikan tetua ini semuanya cuma kasih hadiah jelek sama
exp rendah. Sekalipun aku menyelesaikan beberapa quest darinya untuk jaga-jaga,
ia tetap aja kasih aku quest yang mirip-mirip. Ada juga orang yang sudah
mencoba lebih dari 50 kali. Namun, satu-satunya hal yang mereka terima adalah
kenaikan dalam biaya perbaikan barang.”
“Terus apa dong yang harus aku lakuin di awal-awal?”
“Pilihan yang terbaik ya dengan leveling anjing liar di pinggiran
kota. Sekalipun normalnya untuk level 1 adalah leveling di kelinci atau rakun,
EXP yang mereka berikan cuma sedikit lebih besar daripada tikus... Alasan
kenapa di desa ini cuma ada sedikit orang itu ya karena kebanyakan orang lagi
leveling di spot anjing liar.”
“Anjing liar?”
Ark menunjukkan ekspresi gelisah ketika ia mengulangi pertanyaan itu.
Membunuh beberapa tikus saja terbukti jadi hal yang benar-benar susah.
Bukannya memburu anjing liar berarti akan jadi hal yang lebih susah lagi?
Namun, layaknya membaca pikiran Ark, cewek itu kembali berkata.
“Susah untuk membunuh mereka sendiri. Karena itulah orang-orang
membuat party untuk memburu mereka. Kebetulan, aku dan seorang lagi yang
leveling denganku mendapat sedikit masalah, jadi apa kau mau leveling dengan
kami?”
“Ya? Gak apa-apa emang? Aku kan baru level 1?”
“Gak papa kok. Aku juga baru main hari ini, jadi aku baru level 2. Dan
seorang yang lain levelnya masih 3.”
“Kalau gitu, tolong ijinkan aku ikut bergabung.”
“Yuk ikutin aku. Anggota party yang lain lagi nunggu diluar.”
Teman separty cewek itu adalah seorang pria besar yang sedang memakan
roti di gerbang desa.
Melihat seseorang di desa tempat awal bermain menggunakan longsword
(pedang panjang) adalah pemandangan yang langka.
Setelah cewek itu memperkenalkan diri, Ark segera mengamati cewek itu
dari ujung rambut sampai kuku kaki, lalu menganggukkan kepalanya.
“Ya, paling nggak seorang player level 3 akan lebih baik daripada satu
player level 1 ditambah satu player level 2.”
Pria itu bernama Andel, dan si cewek bernama Bulma.
Baik Andel maupun Bulma juga seorang pemula di New World, namun mereka
mengetahui lebih banyak hal ketimbang Ark.
Sekalipun ia mulai bermain New World dalam waktu yang kurang lebih
sama dengan Ark, ia bisa menaikkan level lebih cepat dengan membuat party dan
memburu anjing liar.
“Oke kalo gitu, kita gak punya waktu buat main-main.”
Setelah mereka berjalan selama beberapa waktu, mereka sampai di
lapangan dimana para anjing liar berlalu lalang.
Bulma berkata dengan gugup.
“Kau tak boleh rileks hanya karena kau dekat dengan desa. Mereka lebih
kuat dari kelihatannya, jadi kita harus membunuh mereka dengan cara memisahkan
mereka satu demi satu.”
Ketika Andel diam-diam berhasil mendekati seekor anjing liar, ia
menyerangnya sekali, lalu melarikan diri. Posisi Andel cukup jauh dari anjing
liar yang lain, jadi tak ada yang ikut-ikutan mengejarnya selain anjing yang ia
serang.
Si anjing liar itu meraung kesakitan karena menerima serangan.
Sementara itu, Ark dan Bulma menerjang ke arahnya. Namun, pertempuran
itu tak sesimpel seperti apa yang mereka kira. Rasa takut mereka membuat mereka
tak bisa berpikir dengan baik.
Mungkin seseorang bakal bilang, ngapain juga takut di dalam game, tapi
anjing liar disini, benar-benar tampak seperti anjing sungguhan, bahkan
ujung-ujung bulunya pun terlihat sangat detil.
Nyatanya, Ark bahkan tak pernah bertarung melawan kucing sebelumnya.
Ia bahkan tak pernah membayangkan ia akan bertarung melawan anjing liar,
apalagi benar-benar bertarung melawannya. Melihat anjing-anjing liar ini
menunjukkan taring-taring mereka membuat tubuh Ark gemetar. Gerakan mereka juga
cepat. Saking cepatnya, Ark, yang menggunakan dagger, tak bisa memukul mereka
sekalipun.
“Oalah, Ark. Elu ngapain?”
“Eh anu, ini...”
Ark menerima gigitan di pahanya sebagai hasil dari serangan si anjing
liar.
Dengan instan, ia kehilangan 30 HP. Ketika ia menjadi takut dan mulai
mundur, Andel dan Bulma menyerang anjing liar itu dari belakang, dan dengan
susah payah berhasil membunuhnya. Ketika anjing liar itu mati, ia menjatuhkan
kulit dan daging.
Andel, layaknya hal yang paling alami di dunia ini, langsung mengambil
semua drop dan menatap Ark dengan remeh.
“Apa ini pertama kalinya kau bermain game virtual reality?”
“Gak juga...”
Ini memang pertama kalinya ia bermain virtual reality.
Andel melotot ke arah Bulma dengan tatapan penuh penghinaan.
Kenapa kau ngajak orang kayak gini?
Bulma menatap Ark dengan marah.
Wajah Ark pun memerah karena malu, sadar bahwa dirinya dianggap
sebagai beban.
Game yang mampu menunjukkan segala jenis ekspresi kadang-kadang
bukanlah hal yang baik.
Mereka berhasil membunuh beberapa anjing liar, namun hasilnya tetap
saja sama.
“Ark, aku gak bisa nyerang kalo kamu tau-tau nongol disampingku!”
“Oh, apa elu mau nusuk gue hah?”
“Kau mau aku mundur kesana? Tapi terus gimana aku bisa nyerang?”
“Ah, tapi elu parah banget.”
Andel terus protes dengan ekspresi penuh jengkel.
Ark menjadi panik dan dikejar oleh anjing-anjing liar, dan sebagai
hasilnya, Andel dan Bulma lah yang membunuh semua anjing.
Karena ia bahkan tak bisa menyerang menggunakan daggernya dengan
benar, ia tak mendapat satupun exp. Tentu saja, semua kulit dan daging yang di
drop di monopoli oleh Andel. Kalau Bulma saja tak mengatakan apa-apa, bagaimana
mungkin Ark, yang hanya bisa membuat masalah, protes kepada Andel?
Bukan, ini bukan soal protes.
“Tolong lah elu amatin apa yang kita berdua lakuin dari belakang.”
‘Sialan, kalau terus-terusan begini ntar aku kena kick.’
Ark merasa cemas mendengar terus menerus protes dari Andel.
Hanya ada 4 potong roti tersisa. Equip miliknya juga sudah sangat
lusuh, dan bisa hancur kapan saja.
Tak ada party yang mau menerima seorang player yang di kick oleh party
lain dengan penampilan seperti Ark.
Hari-harinya bertarung mati-matian melawan tikus hanya untuk mendapat
10 potong roti dan 1 EXP akan berlanjut.
Apalagi, koneksi sangatlah penting dalam bermain game.
Jika seseorang pernah bermain game, maka mereka akan mengerti
sepenting apa rasanya untuk menambah satu orang yang akan ada disisimu bila kau
sedang membutuhkan mereka.
‘Oke dah. Kali ini, aku harus bisa nyerang dengan bener, urusan mati
ntar gak masalah.’
Ark memantapkan niatnya.
Tiba-tiba, anjing liar lain yang ditarik oleh Andel sampai.
Ark sama sekali tak mendengarkan saran Andel, dan setelah ia maju ke
depan, ia terus mengayunkan daggernya ke arah anjing liar. Melihat Ark yang
bertarung mati-matian, anjing itu mulai mundur.
Untuk pertama kalinya, Ark mampu menyerang anjing liar itu dengan
dagger miliknya.
Pada waktu yang sama, si anjing liar itu juga menyerang Ark.
- Kau menerima serangan kritikal dari anjing liar. Menerima 50 damage. |
Ark merasa pusing sesaat dan tubuhnya goyah sebelum akhirnya jatuh
terjerembab.
“Awas!”
Bulma berteriak bukan karena ia khawatir soal Ark, namun karena ia
terkejut. Beberapa anjing liar mulai mendekat dan berkumpul di tempat Ark
terjatuh.
Wajah Bulma dan Andel dipenuhi oleh ngeri. Bahkan dengan level mereka,
satu anjing liar adalah musuh yang sangat kuat. Apalagi ada 5!
“Sial, habis dah kita.”
“Makanya elu harusnya dibelakang aja!”
Ark dipenuhi oleh rasa ketidakpuasan.
‘Sial, mending aku keluar party nya aja dah.’
Ark mengepalkan tangannya erat-erat sampai para anjing mulai menggigit
tangannya, lalu berdiri.
“Aku akan menahan mereka, kalian lari!”
“Ha? Tapi kalau gitu...”
Bulma kaget ketika Andel tiba-tiba menarik dirinya dari belakang.
Tanpa melihat kebelakang, Ark mengangkat daggernya dan mengayunkannya
ke segala arah.
Dua dari anjing liar yang berkumpul di sekitar Ark, melompat ke
arahnya. Bersamaan dengan itu, ia melihat cahaya merah berkedip-kedip dari
segala arah. Ketika ia mendengar 3 atau 4 pesan sistem yang mengatakan bahwa ia
menerima beberapa damage, penglihatan dari kedua matanya mulai menjadi gelap.
Tak lama kemudian, Ark terjatuh dan para anjing liar kembali ke posisi awal
masing-masing.
Kematian pertama Ark.
***
Ketika ia membuka matanya, ia melihat beberapa peralatan medis di
dekat gerbang desa.
- Kau menderita luka fatal. Untungnya, kau diselamatkan dengan cepat dan menerima perawatan di kantor intendan. HP akan pulih. Namun, karena operasi yang beresiko, sebuah penalti akan diberikan.
Silahkan mengkonfirmasi detilnya di jendela
informasi karakter.
|
“Apa kau baik-baik saja?”
Suara dari pesan sistem dibarengi dengan suara Bulma.
Ark merasa malu dan mulai menggaruk-garuk kepalanya.
“Oh, maafkan aku. Kau hampir mati gara-gara aku.”
“Nggak, ini semua berkat kamu aku bisa bertahan hidup. Tapi Ark...”
“Gak masalah. Lagian, aku bahkan ga punya 1% exp.”
Ark tak pernah berpikir bahwa kematiannya adalah sesuatu hal yang
perlu dipikirkan.
Sudah biasa kalau mati di dalam game, exp akan dikurangi. Dalam
beberapa kasus, player akan kehilangan item. Itulah alasan kenapa orang-orang
berusaha keras agar tak terbunuh.
Namun Ark berbeda. Ia tak peduli kehilangan beberapa exp pun, toh ia
baru saja mulai.
Apalagi kehilangan item, item yang dia punya saja cuma roti dan minum.
Satu-satunya player yang tak takut akan kematian adalah player berlevel 1.
Karena itulah Ark merasa bingung karena ia tak mengerti reaksi yang
ditunjukkan Bulma.
“Hah? Exp apa? Maksutku kan...”
Andel, layaknya mengerti akan sesuatu, dengan segera memotong Bulma.
“Ah iya, aku lupa kalau Ark ini baru aja mulai bermain.”
Mata Andel bersinar ketika ia mengumumkan idenya.
“Kalau gitu gimana kalau gini aja? Ayo hunt monster yang lebih kuat
dari anjing liar, misal serigala. Kalau serigala, aku yakin kita bisa
mengalahkan mereka. Aku dengar ada beberapa kejadian dimana sebuah party
membunuh seekor serigala, tiba-tiba beberapa serigala yang lain bakal datang
dan berkumpul mengelilingi mereka, membuat tempat itu tak bisa dipakai
leveling. Tapi kalau Ark mau jadi TB dan mati menggantikan kita, para serigala
bisa jadi lawan yang bagus. Sekalipun Ark gak bakal dapet exp, kita bakal bagi
item yang di drop serigala itu. Item-item buat newbie yang mereka drop bisa
dijual lumayan mahal lho.”
“Tapi Andel...”
Bulma menatap Andel dengan terkejut. Mata cewek itu menunjukkan bahwa
Andel kali ini kelewatan.
Meski begitu, Ark menganggukkan kepalanya tanpa pikir panjang.
“Kalau kau setuju, kenapa tidak?”
Ia pikir rencana milik Andel bukanlah hal yang buruk.
Sekalipun ia menolak dan meninggalkan party itu, toh tak ada hal lain
yang bisa ia lakukan.
Akan lebih berguna kalau ia bisa menghadap serigala yang jauh lebih
kuat dari anjing, dan bisa beradaptasi.
Saat ini ia tak memiliki kesempatan sedikitpun; kematian tak bisa
dihindari.
Apalagi, ia juga gak akan mendapat item kalau tak ada serigala yang
muncul.
“Ada Ark bakal menguntungkan buat kita.”
Andel memimpin party tiga orang itu menuju lapangan dengan semangat
tinggi.
Sikap Andel terhadap Ark berubah 180 derajat. Agar bisa memperbaiki
equipnya, ia harus membayar 30 copper. Dan tiap kali situasi menjadi berbahaya,
ia senang karena kemungkinannya untuk mati akan berkurang. Setelah semua
selesai memperbaiki item, mereka berjalan melewati anjing-anjing liar untuk
menuju ke tempat dimana serigala berkumpul.
***
Serigala, sudah jelas, mereka beberapa kali lebih kuat daripada anjing
liar. Itu adalah musuh yang hanya bisa dikalahkan dengan susah payah.
*Auuuuu!*
Tiap kali serigala sekarat, mereka pasti melolong dengan keras.
Ada alasan untuk itu. Serigala yang terletak agak jauh bakal datang
untuk menolong rekan mereka.
Tiap saat itu terjadi, si player dengan level 1, Ark, bakal
menghalangi mereka.
“Bajingan-bajingan ini. Ayo sini lawan gue!”
Tentu saja mereka bakal mencakar dan menggigit dengan beringas, bahkan
terus sekalipun Ark sudah tergeletak.
Namun Ark menolak untuk menutup matanya.
‘Huhuhu. Terus, bunuh gue sepuasmu. Toh aku cuma makhluk menyedihkan
yang tak akan kehilangan apapun sekalipun aku mati.’
Ark bangkit seperti zombie sekali lagi, dari kantor intendan, dan kembali
berangkat untuk mendatangi para serigala.
Setelah ia mati sekitar sepuluh kali, sebuah jendela informasi muncul
ditemani efek suara dan cahaya menyilaukan.
- Kau mempelajari skill baru. Undying Will (Beginner, Pasif): Kau telah melalui banyak situasi hidup dan mati; pikiranmu tak akan bisa dihancurkan, dan akan selalu penuh dengan keberanian.
Dalam kondisi kritis, menyerang titik lemah musuh
akan membuyarkan konsentrasi mereka dan membuatmu bisa menyembuhkan diri lebih
cepat dari yang lain.
Saat kondisi krisis:
+30% Tingkat kritikal.
+5% Regenerasi HP
|
‘Aha, apa ini hadiah dari Tuhan?’
Apakah ini akan membuatnya melarat? Sekalipun ia sudah mati beberapa
kali, ia tak pernah membayangkan akan mendapat skill baru karenanya.
Makin cepat Ark memisahkan gerombolan serigala, makin cepat mereka
mati.
Orang-orang yang melihat Ark leveling mulai membuat komentar
masing-masing.
“Waahh, orang itu kayaknya gak pernah capek.”
“Dia itu pejuang pemberani. Prajurit sejati. Veteran berlevel 1.”
“Apa dia gila? Mungkin ia gak tau cara main game ini?”
Sarkasme bisa didengar sesekali waktu, dan kadang-kadang ada yang
prihatin.
‘Hmph. Orang-orang itu tak mengerti apapun...’
Namun, Ark tak memikirkan komentar mereka. Ark membuka tasnya dan
melihat isinya. Didalamnya dipenuhi oleh kulit dan daging dari serigala.
Melihat item-item itu membuat Ark menjadi tenang.
Pada level 1, ia beradaptasi dengan anjing liar dan serigala sambil
mendapat item drop dari mereka. Apa ruginya coba? Dibandingkan dengan level
Andel dan Bulma yang lebih tinggi, Ark sepertinya tak punya kerugian apapun.
Di pandangan orang lain, Ark mungkin memang kelihatan leveling dengan
ngawur, namun, Ark juga mengumpulkan banyak informasi.
Andel dan Bulma tak pernah merasakan game virtual reality seperti ini.
Kedua player berlevel 3 itu awalnya berpikir bahwa serigala adalah
monster yang sangat kuat.
Namun, kedua player itu dengan lihat mengeluarkan serangan-serangan
kritikal. Mengikuti arahan Ark, mereka tak ragu untuk mengayunkan senjata
mereka untuk menyerang. Berkat bantuan player berlevel 1 itu, mereka mampu
leveling di serigala hingga 2 jam tanpa henti.
‘Hah-hah, ada apa ini?’
Ark merasakan ada sesuatu yang aneh.
Entah bagaimana, makin lama gerakan tubuhnya melambat dan terus
melambat, sampai-sampai kehabisan nafas. Sekalipun ia menggenggam dagger,
rasanya ia tak punya kekuatan.
Rasanya seperti berat tubuhnya bertambah hingga berkali-kali lipat.
Bulma, yang sadar akan gerakan Ark yang makin lambat terus menerus,
menunjukkan ekspresi menyesal di wajahnya.
Namun, Andel yang ada di kejauhan berkata.
“Mungkin dia gak bisa lanjut soalnya dia belum terbiasa sama game
virtual reality. Kita stop aja sampai disini. Tempat leveling sangat berbahaya
ketika ada anggota party yang gak bisa gerak.”
“Ya, baiklah.”
“Ini semua berkatmu, kita bisa leveling lebih gampang. Sampai jumpa
nanti.”
“Bisakah aku... daftarin kamu sebagai teman?”
“Kami akan temui kamu dilain waktu.”
Pada akhirnya, Andel pergi meninggalkan Ark sebelum ia bisa berkata
banyak.
Bulma dengan ragu-ragu mendekati Ark, mengeluarkan sebuah pedang dari
tasnya, lalu memberikannya pada Ark.
“Ambillah ini. Ini senjata yang lumayan bagus untuk awal-awal
permainan.”
“Ah. Trims ya.”
Ark menerima senjata itu dan memeriksa informasinya.
Rusty Iron Sword
|
|||
Tipe Senjata
|
Pedang Satu Tangan
|
||
Attack Damage
|
5~8
|
Daya Tahan
|
30/30
|
Berat
|
15
|
Syarat
|
-
|
Senjata ini memiliki daya tahan yang rendah dan bagian yang karat mengurangi damage keseluruhan. Bergantung pada pedang ini dalam pertempuran bisa membuatmu mati. |
Ark saat ini menggunakan sebuah dagger dengan damage 1~3. Sekalipun
dagger itu tak memiliki nama, jelek tiada tara, dan level 1, Ark masih
bersyukur memilikinya. Sebagai tambahan, tas miliknya penuh oleh kulit dan daging
serigala. Apalagi, ia cukup banyak mengembangkan skillnya. Meski levelnya tetap
tak beranjak naik, secara keseluruhan ia merasa bahwa kemajuan yang ia dapat di
hari ini cukup bagus. Namun, raut wajah Bulma terus menunjukkan rasa
penyesalan.
“Maafkan aku. Sekalipun kau menderita sebanyak ini, aku tak bisa
memberimu banyak hal, kecuali ini.”
“Tak apa, aku benar-benar berterimakasih.”
Tak ada salahnya untuk tampil sok bagus di hadapan player lain.
Lagian, sedikit memuji player yang levelnya lebih tinggi darimu adalah
hal yang bagus. Karena tak ada cara lain selain itu untuk mendapat item-item
yang lebih bagus. Dengan perasaan senang di hatinya, Ark menyelesaikan hari
pertamanya bermain New World.