ARK Chapter 0: Prologue
‘Apa ini ruangan resepsinya?’
Kim Hyun Woo menaikkan kacamata tua miliknya.
Hanya butuh waktu 5 menit dengan berjalan dari stasiun Seoul Selatan untuk bisa mencapai gedung tempat ia berada sekarang.
Di bagian depan bangunan itu, sinar matahari memantulkan tulisan “Global Exos Korea” di batu marmer berwarna hitam.
Sadar bahwa ini adalah kesempatan yang hanya terjadi sekali dalam seumur hidupnya, membuat Hyun Woo tertekan.
Ia tak punya keberanian untuk masuk kedalam, namun ia juga tak punya keberanian untuk berputar dan pergi meninggalkan bangunan itu.
Ia mengambil nafas dalam-dalam dan berjalan kedalam bangunan itu.
“Saya kesini untuk interview.”
“Silahkan naik ke lantai 3.”
Resepsionis yang penampilannya seperti model mengarahkan Hyun Woo ke arah elevator.
“Ah, baik, terima kasih.”
Sambil mengangguk, ia mundur selangkah, membungkukkan badan, dan berjalan ke arah elevator. Ketika ia mendengar suara seperti orang yang menahan tawa dari belakang tubuhnya, pipinya mulai memerah karena malu.
Ia cukup mengerti kenapa mereka tertawa.
Setelah menerima informasi tentang interview secara mendadak, ia terpaksa datang untuk interview dengan menggunakan pakaian pinjaman dari orang lain, yang terlalu besar bagi tubuhnya.
Ia menjadi malu setelah menyadari sejelek dan sebodoh apa penampilannya ketika mengenakan pakaian yang terlalu besar ini.
Ia telah sampai di lantai ketiga, dan ternyata ruang tunggu disitu benar-benar penuh dengan orang.
Banyak orang yang mengenakan pakaian mewah berlalu lalang.
Yang mengejutkan adalah ternyata ada beberapa orang yang mengenakan kaos dan celana jin berwarna biru, dengan wajah penuh rasa percaya diri, yang menunjukkan pengalaman mereka dalam bekerja.
Penglihatan Hyun Woo menjadi buram ketika ia berpikir bahwa dirinya akan diinterview bersama dengan orang-orang seperti itu. Tidak, ia bahkan tak yakin bahwa ia benar-benar bisa di interview dalam kondisinya saat ini.
‘Haruskah aku gak datang kesini? Tapi, kapan lagi ada kesempatan yang lebih bagus dari ini...’
Hyun Woo menghela nafas dalam-dalam dengan raut muka penuh cemas.
Hyun Woo adalah anak muda yang biasa-biasa saja. Paling tidak sampai 5 tahun yang lalu.
Dia adalah pelajar SMA biasa yang suka dengan barang-barang bermerek terkenal, membeli HP terbaru sekalipun orang tuanya terus mengomel, dan bermain game seharian di akhir pekan. Sampai saat itu, ia bakal sering melihat sinetron tentang anak laki-laki di TV, dan berempati pada anak laki-laki itu di satu sisi, sambil berpikir bahwa ia tak akan pernah bisa hidup seperti anak laki-laki yang ada di TV itu. Sampai hal itu benar-benar terjadi.
Ia menerima panggilan darurat ketika sekolah.
Ia menerima kabar bahwa orang tuanya terlibat dalam kecelakaan mobil.
Hanya dengan satu panggilan simpel itu, hidup Hyun Woo berubah.
Ayahnya mati, sedangkan ibunya mampu bertahan hidup setelah menjalani banyak operasi, namun penyakitnya masih ada.
Penyebab dari kecelakaan itu adalah ayahnya yang mengemudi sambil mengantuk. Para korban seharusnya juga masih harus diberi kompensasi. Namun begitu, insuransi milik mereka telah kadaluarsa, jadi pihak insuransi menyatakan bahwa ini bukanlah tanggung jawab mereka.
Polisi dan pengacara korban sering datang mengunjungi rumah.
Ketika Hyun Woo berusaha untuk mengerti situasi dan percakapan ruwet yang sedang terjadi, rumah mereka dijual, dan beberapa rencana untuk menabung dan insuransi harus dibatalkan.
Untuk menyelesaikan masalah itu, mereka menyewa sebuah apartemen kecil. Namun, ibunya masih harus dirawat dengan segera.
Insuransi medik milik mereka dibeli sekitar 10 tahun yang lalu.
Meski begitu, tiap saat ibunya pergi ke rumah sakit karena demam, sakit perut, atau hal-hal yang lain, ia membutuhkan lebih banyak perawatan ketimbang orang biasa. Ditambah dengan perawatan intensif yang dibutuhkan ibunya, sikap perusahaan insuransi mulai berubah. Mereka memberi Hyun Woo pamplet yang ditulis dalam bahasa inggris dan mandarin, sambil berceloteh tentang perubahan batas kompensasi. Karena itu, mereka harus membayar biaya 3 sampai 4 juta tiap bulannya.
- memang sulit, namun bertahanlah untuk ibumu. Gunakan ini untuk membayar biaya perawatan rumah sakit.
5 paman dari keluarga ayah dan ibu menyelipkan amplop kedalam kantong Hyun Woo yang sedang linglung. Namun mereka tak pernah lagi menampakkan diri.
Ia merasa jijik. Uang di dalam amplop miliknya hanya berisi 3 juta won. Uang sebanyak itu, tak cukup bahkan untuk hanya membayar 1 bulan biaya perawatan.
Untuk menutupi biaya hidup dan perawatan di rumah sakit, hutang perlahan namun pasti terus naik. Hyun Woo menyadari itu untuk pertama kalinya. Anak laki-laki kecil yang mencari uang di sinetron yang tayang di TV, bukanlah memilih untuk bersikap dewasa. Ia menghadapi situasi dimana ia tak punya pilihan lain dan dipaksa untuk tumbuh dan menjadi dewasa sebelum waktunya. Situasi itulah yang membuat orang-orang simpatik.
Ia tahu dengan pasti arti dari kata-kata itu. Hidup Hyun Woo telah berubah. Bangun dipagi hari untuk mengirim koran dan susu ke para pelanggan, dan kemudian bekerja paruh waktu dari sore sampai pagi lagi agar bisa mendapat uang. Di masa lalu, tak bisa dibayangkan bagaimana ia harus membersihkan tubuhnya ketika bekerja di situs pembangunan.
Seluruh tubuhnya terasa sakit, namun ia lebih memilih untuk terus bekerja daripada istirahat.
Bukan karena ia sangat rajin. Ia tak punya pilihan lain selain melakukannya. Namun, pendapatannya hampir tak cukup untuk membiayai hidup dan membayar biaya perawatan ibunya.
‘Tiap ada saudara yang datang berkunjung, aku gak akan bisa istirahat gara-gara mereka terlalu berisik!’
Tiap kali mereka datang, apa yang bisa ia lakukan hanyalah mengepalkan kedua tangannya.
Ia mendengar bahwa ayahnya memiliki kepribadian yang baik. Tak ada satu pun pertemuan keluarga maupun dengan teman yang ia lewatkan, dan ia bahkan akan mengeluarkan uang dari tabungannya tanpa ragu ketika ada kerabat yang mendapat masalah besar. Namun, balasan yang ia terima dari Tuhan seperti cerita-cerita di dalam novel.
Setelah ayahnya meninggal, dan ketika ibunya harus dirawat dirumah sakit, tak ada yang mau membantu mereka. Parahnya lagi, mereka bahkan tak mau meminjamkan uang. Itu karena mereka berpikir bahwa keluarga Hyun Woo tak mungkin bisa mengembalikan uang yang dipinjamkan. Hubungan antar keluarga mereka lemah karena dibangun ketika situasi keluarga Hyun Woo masih bagus.
Hyun Woo juga sangat menyadari tentang kenyataan dingin tanpa akhir yang ia alami sebelum lulus dari SMA.
Tak peduli se-spesial apapun seseorang, pada akhirnya mereka juga sama dengan orang lain.
‘Aku hidup hanya untuk merawat ibu dan diriku sendiri!’
Ia berniat untuk mengundurkan diri dari SMA, namun ibunya yang sakit-sakitan, tak sedikitpun menyetujui ide tersebut. Ia tak punya pilihan lain selain meneruskan sekolahnya hingga setahun kemudian.
Namun, setelah lulus SMA, keadaan yang mereka alami masih tak membaik.
Setelah ia lulus SMA, Hyun Woo berniat untuk mencari pekerjaan. Sekalipun pekerjaannya memiliki jam tambahan, hal-hal yang lain masih tetap seperti biasanya. Seperti biasa, ia bekerja seharian penuh, dan hari-harinya dipenuhi oleh rasa cemas karena memikirkan apa dirinya mampu membayar biaya perawatan rumah sakit dan hutang yang terus menerus tumbuh di tiap akhir bulan.
Ia perlahan-lahan mulai iri pada kawan-kawannya yang memiliki HP terbaru atau menggunakan pakaian yang paling trendy.
Ia juga iri dengan orang-orang yang punya uang untuk ditabung. Itu adalah satu hal yang tidak bisa dihilangkan dalam ‘daftar sesuatu yang membuat Hyun Woo iri’. Hyun Woo sejak masih kecil bermimpi untuk bekerja di suatu perusahaan pembuat video game. Sebelum kecelakaan itu terjadi, ia sering bergadang hanya untuk bermain game. Kalau tak kesampaian, paling tidak dia ingin punya pekerjaan yang berhubungan dengan komputer.
Sekalipun ia mengabaikan pemikiran untuk kuliah, ia tak mengabaikan mimpinya.
Itulah alasan kenapa tiap bulan ia mengeluarkan 300 ribu won untuk mengikuti sekolah swasta.
Suatu hari seorang instruktur mendatangi Hyun Woo dan bertanya.
“Hyun Woo, pernahkah kau berpikir untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan game?”
“Perusahaan Game?”
“Hmm, seorang senior memberiku kabar bahwa sebuah perusahaan video game sedang mencari pegawai baru. Aku diminta untuk merekomendasikan murid-murid yang pintar, dan aku berpikir untuk merekomendasikan dirimu. Bagaimana? Apa kau ingin bekerja di sebuah perusahaan game?”
“Apa orang yang bukan lulusan universitas diterima?”
“Umur 20 tahun atau keatas lebih diutamakan. Tak ada syarat pendidikan atau jenis kelamin.”
“Dimana?”
“Pernahkah kau mendengar tentang Global Exos?”
“Ya... Apa?”
Hyun Woo terdiam selama beberapa saat di tempat ia berdiri.
Sudah biasa kalau tak ada syarat pendidikan di sebuah perusahaan game kecil.
Namun, lain halnya untuk sebuah perusahaan besar sekelas Global Exos! Perusahaan itu adalah pusat dari semua perusahaan di industri game.
Mereka adalah yang pertama dalam mengimplementasikan konsep virtual reality ke dalam game, dan mereka juga telah merilis 2 game melegenda yang mampu memberi mereka pendapatan yang ditaksir mencapai 1 triliun won.
“Apa yang kurang di Global Exos, sampai-sampai mereka ingin merekrut orang-orang sepertiku?”
“Aku sih juga gak tau detilnya. Menurut seniorku, proses perekrutan pegawai akan dilakukan dengan berbagai cara, yang sangat unik. Penyaringan dokumen untuk latar belakang pendidikan atau pengalaman bekerja bukanlah prioritas utama. Dan hal-hal yang akan diuji benar-benar berbeda, dan begitu pula tentang cara mereka menentukan gaji para pegawai. Namun dengan banyaknya pendaftar, tentu tak akan mudah... Karena aku tak tahu dengan jelas apa itu pekerjaan antarpribadi, aku akan mencoba untuk mendaftarkanmu.”
***
Sebuah dunia dimana latar belakang pendidikan seseorang bukanlah sebuah prioritas. Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh seseorang di masa lalu.
Namun Hyun Woo bukanlah orang yang cukup naif untuk mempercayai kata-kata seperti itu.
Tanpa latar belakang pendidikan, akan membuat seorang pegawai mendapat batasan untuk sebuah jabatan dalam sebuah bisnis besar, dan biasanya terbatas hanya pada posisi-posisi kecil. Terlebih lagi untuk Global Exos, dan jika ia tak diterima bekerja, ia akan merasa sangat-sangat tak nyaman.
“Mendaftar dengan ijazah SMA tak akan membuatku diterima. Jadi mendingan...”
Nama: Kim Hyun Woo
Jenis Kelamin : Pria
Umur : 22
Pendidikan Terakhir : Universitas S Jurusan Mesin, Tahun ke-2, Dropout.
Ranking 1 kelas, tanpa membolos sekalipun.
Sekalipun tak diketahui oleh media sosial, pernah membobol firewall sebuah perusahaan ketika mereka mengadakan konferensi tentang sistem game, dan menjadi isu yang besar, yang pada akhirnya membuat mereka mengundurkan diri.
Global Exos adalah perusahaan yang benar-benar besar. Tentunya mereka tak akan memeriksa keaslian semua aplikasi pendaftaran. Ketika ia berpikir tentang itu, tak mungkin bagi mereka untuk melakukannya.
Mungkin, tapi mencoba toh tak akan membuatnya rugi, lagian, ia tak akan kehilangan apa-apa...
Beberapa lama waktu berlalu dan ia sudah lupa tentang aplikasi pendaftaran miliknya, hingga suatu kabar yang tak terduga datang.
“Ingat kapan hari aku pernah cerita tentang Global Exos? Aplikasimu lolos penyaringan, dan mereka mengontak kita.”
Instruktur itu juga tak kalah terkejut dengan Hyun Woo.
Ketika ia sedang melamun, para pewawancara sudah datang. Pokoknya, ia mendapat kesempatan untuk bertemu dengan para pewawancara itu.
Mungkin ini bisa jadi sebuah kesempatan emas. Itulah mengapa ia berpikir bahwa ia harus memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya, bahkan bila perlu ia akan memohon sambil menarik-narik celana para pewawancara itu.
‘Apa aku sudah gila? Ide siapa coba buat datang ke tempat ini? Mendaftar dengan ijazah palsu adalah masalahku yang paling besar... Kalau begini, siapa tau apa yang akan muncul di berita nanti? Nah, tentunya Global Exos yang merupakan perusahaan besar, akan mengerti bahwa insiden tentang ijazah palsu dari salah seorang pendaftar hanya akan menciptakan kekacauan dan tak akan menguntungkan mereka... Oh, sama gilanya juga kalau aku mundur sekarang...’
Ia membayangkan dirinya diborgol dan dibombardir dengan pertanyaan dari para reporter.
“Oh, apa kau duduk disini?”
Tiba-tiba, ia mendengar suara seorang perempuan di sampingnya.
Karena dia terkejut, ia mengangkat kepalanya dan melihat si cewek resepsionis yang ia temui di lobi ketika baru masuk ke dalam gedung, namun dengan menggunakan pakaian formal.
“Kursi ini kosong. Apa kau ingin duduk disini?”
Gadis itu mengangguk dan duduk disamping Hyun Woo.
“Maafkan aku karena tertawa tadi. Apa aku membuatmu marah?”
“Tak apa. Pasti susah untuk menahan tawa. Aku benar-benar kelihatan aneh, ya kan?”
“Eh?”
Setelah melihat wajah bingung si cewek resepsionis itu setelah mendengar pertanyaannya, Hyun Woo jadi ikut-ikutan bingung.
“Ahh... sepertinya ada salah paham disini. Aku tak tertawa gara-gara pakaianmu. Sebelumnya tak ada orang yang membungkukkan badan terhadap seorang resepsionis. Aku tertawa karena aku mengira bahwa kamu adalah orang yang sedikti eksentrik. Dan juga, pakaianmu cocok kok dengan dirimu.”
Wajah Hyun Woo memerah. Apa itu berarti ia punya rasa rendah diri yang besar?
“Maaf, aku salah paham.”
Kim Hyun Woo menaikkan kacamata tua miliknya.
Hanya butuh waktu 5 menit dengan berjalan dari stasiun Seoul Selatan untuk bisa mencapai gedung tempat ia berada sekarang.
Di bagian depan bangunan itu, sinar matahari memantulkan tulisan “Global Exos Korea” di batu marmer berwarna hitam.
Sadar bahwa ini adalah kesempatan yang hanya terjadi sekali dalam seumur hidupnya, membuat Hyun Woo tertekan.
Ia tak punya keberanian untuk masuk kedalam, namun ia juga tak punya keberanian untuk berputar dan pergi meninggalkan bangunan itu.
Ia mengambil nafas dalam-dalam dan berjalan kedalam bangunan itu.
“Saya kesini untuk interview.”
“Silahkan naik ke lantai 3.”
Resepsionis yang penampilannya seperti model mengarahkan Hyun Woo ke arah elevator.
“Ah, baik, terima kasih.”
Sambil mengangguk, ia mundur selangkah, membungkukkan badan, dan berjalan ke arah elevator. Ketika ia mendengar suara seperti orang yang menahan tawa dari belakang tubuhnya, pipinya mulai memerah karena malu.
Ia cukup mengerti kenapa mereka tertawa.
Setelah menerima informasi tentang interview secara mendadak, ia terpaksa datang untuk interview dengan menggunakan pakaian pinjaman dari orang lain, yang terlalu besar bagi tubuhnya.
Ia menjadi malu setelah menyadari sejelek dan sebodoh apa penampilannya ketika mengenakan pakaian yang terlalu besar ini.
Ia telah sampai di lantai ketiga, dan ternyata ruang tunggu disitu benar-benar penuh dengan orang.
Banyak orang yang mengenakan pakaian mewah berlalu lalang.
Yang mengejutkan adalah ternyata ada beberapa orang yang mengenakan kaos dan celana jin berwarna biru, dengan wajah penuh rasa percaya diri, yang menunjukkan pengalaman mereka dalam bekerja.
Penglihatan Hyun Woo menjadi buram ketika ia berpikir bahwa dirinya akan diinterview bersama dengan orang-orang seperti itu. Tidak, ia bahkan tak yakin bahwa ia benar-benar bisa di interview dalam kondisinya saat ini.
‘Haruskah aku gak datang kesini? Tapi, kapan lagi ada kesempatan yang lebih bagus dari ini...’
Hyun Woo menghela nafas dalam-dalam dengan raut muka penuh cemas.
***
Hyun Woo adalah anak muda yang biasa-biasa saja. Paling tidak sampai 5 tahun yang lalu.
Dia adalah pelajar SMA biasa yang suka dengan barang-barang bermerek terkenal, membeli HP terbaru sekalipun orang tuanya terus mengomel, dan bermain game seharian di akhir pekan. Sampai saat itu, ia bakal sering melihat sinetron tentang anak laki-laki di TV, dan berempati pada anak laki-laki itu di satu sisi, sambil berpikir bahwa ia tak akan pernah bisa hidup seperti anak laki-laki yang ada di TV itu. Sampai hal itu benar-benar terjadi.
Ia menerima panggilan darurat ketika sekolah.
Ia menerima kabar bahwa orang tuanya terlibat dalam kecelakaan mobil.
Hanya dengan satu panggilan simpel itu, hidup Hyun Woo berubah.
Ayahnya mati, sedangkan ibunya mampu bertahan hidup setelah menjalani banyak operasi, namun penyakitnya masih ada.
Penyebab dari kecelakaan itu adalah ayahnya yang mengemudi sambil mengantuk. Para korban seharusnya juga masih harus diberi kompensasi. Namun begitu, insuransi milik mereka telah kadaluarsa, jadi pihak insuransi menyatakan bahwa ini bukanlah tanggung jawab mereka.
Polisi dan pengacara korban sering datang mengunjungi rumah.
Ketika Hyun Woo berusaha untuk mengerti situasi dan percakapan ruwet yang sedang terjadi, rumah mereka dijual, dan beberapa rencana untuk menabung dan insuransi harus dibatalkan.
Untuk menyelesaikan masalah itu, mereka menyewa sebuah apartemen kecil. Namun, ibunya masih harus dirawat dengan segera.
Insuransi medik milik mereka dibeli sekitar 10 tahun yang lalu.
Meski begitu, tiap saat ibunya pergi ke rumah sakit karena demam, sakit perut, atau hal-hal yang lain, ia membutuhkan lebih banyak perawatan ketimbang orang biasa. Ditambah dengan perawatan intensif yang dibutuhkan ibunya, sikap perusahaan insuransi mulai berubah. Mereka memberi Hyun Woo pamplet yang ditulis dalam bahasa inggris dan mandarin, sambil berceloteh tentang perubahan batas kompensasi. Karena itu, mereka harus membayar biaya 3 sampai 4 juta tiap bulannya.
- memang sulit, namun bertahanlah untuk ibumu. Gunakan ini untuk membayar biaya perawatan rumah sakit.
5 paman dari keluarga ayah dan ibu menyelipkan amplop kedalam kantong Hyun Woo yang sedang linglung. Namun mereka tak pernah lagi menampakkan diri.
Ia merasa jijik. Uang di dalam amplop miliknya hanya berisi 3 juta won. Uang sebanyak itu, tak cukup bahkan untuk hanya membayar 1 bulan biaya perawatan.
Untuk menutupi biaya hidup dan perawatan di rumah sakit, hutang perlahan namun pasti terus naik. Hyun Woo menyadari itu untuk pertama kalinya. Anak laki-laki kecil yang mencari uang di sinetron yang tayang di TV, bukanlah memilih untuk bersikap dewasa. Ia menghadapi situasi dimana ia tak punya pilihan lain dan dipaksa untuk tumbuh dan menjadi dewasa sebelum waktunya. Situasi itulah yang membuat orang-orang simpatik.
Ia tahu dengan pasti arti dari kata-kata itu. Hidup Hyun Woo telah berubah. Bangun dipagi hari untuk mengirim koran dan susu ke para pelanggan, dan kemudian bekerja paruh waktu dari sore sampai pagi lagi agar bisa mendapat uang. Di masa lalu, tak bisa dibayangkan bagaimana ia harus membersihkan tubuhnya ketika bekerja di situs pembangunan.
Seluruh tubuhnya terasa sakit, namun ia lebih memilih untuk terus bekerja daripada istirahat.
Bukan karena ia sangat rajin. Ia tak punya pilihan lain selain melakukannya. Namun, pendapatannya hampir tak cukup untuk membiayai hidup dan membayar biaya perawatan ibunya.
‘Tiap ada saudara yang datang berkunjung, aku gak akan bisa istirahat gara-gara mereka terlalu berisik!’
Tiap kali mereka datang, apa yang bisa ia lakukan hanyalah mengepalkan kedua tangannya.
Ia mendengar bahwa ayahnya memiliki kepribadian yang baik. Tak ada satu pun pertemuan keluarga maupun dengan teman yang ia lewatkan, dan ia bahkan akan mengeluarkan uang dari tabungannya tanpa ragu ketika ada kerabat yang mendapat masalah besar. Namun, balasan yang ia terima dari Tuhan seperti cerita-cerita di dalam novel.
Setelah ayahnya meninggal, dan ketika ibunya harus dirawat dirumah sakit, tak ada yang mau membantu mereka. Parahnya lagi, mereka bahkan tak mau meminjamkan uang. Itu karena mereka berpikir bahwa keluarga Hyun Woo tak mungkin bisa mengembalikan uang yang dipinjamkan. Hubungan antar keluarga mereka lemah karena dibangun ketika situasi keluarga Hyun Woo masih bagus.
Hyun Woo juga sangat menyadari tentang kenyataan dingin tanpa akhir yang ia alami sebelum lulus dari SMA.
Tak peduli se-spesial apapun seseorang, pada akhirnya mereka juga sama dengan orang lain.
‘Aku hidup hanya untuk merawat ibu dan diriku sendiri!’
Ia berniat untuk mengundurkan diri dari SMA, namun ibunya yang sakit-sakitan, tak sedikitpun menyetujui ide tersebut. Ia tak punya pilihan lain selain meneruskan sekolahnya hingga setahun kemudian.
Namun, setelah lulus SMA, keadaan yang mereka alami masih tak membaik.
Setelah ia lulus SMA, Hyun Woo berniat untuk mencari pekerjaan. Sekalipun pekerjaannya memiliki jam tambahan, hal-hal yang lain masih tetap seperti biasanya. Seperti biasa, ia bekerja seharian penuh, dan hari-harinya dipenuhi oleh rasa cemas karena memikirkan apa dirinya mampu membayar biaya perawatan rumah sakit dan hutang yang terus menerus tumbuh di tiap akhir bulan.
Ia perlahan-lahan mulai iri pada kawan-kawannya yang memiliki HP terbaru atau menggunakan pakaian yang paling trendy.
Ia juga iri dengan orang-orang yang punya uang untuk ditabung. Itu adalah satu hal yang tidak bisa dihilangkan dalam ‘daftar sesuatu yang membuat Hyun Woo iri’. Hyun Woo sejak masih kecil bermimpi untuk bekerja di suatu perusahaan pembuat video game. Sebelum kecelakaan itu terjadi, ia sering bergadang hanya untuk bermain game. Kalau tak kesampaian, paling tidak dia ingin punya pekerjaan yang berhubungan dengan komputer.
***
Sekalipun ia mengabaikan pemikiran untuk kuliah, ia tak mengabaikan mimpinya.
Itulah alasan kenapa tiap bulan ia mengeluarkan 300 ribu won untuk mengikuti sekolah swasta.
Suatu hari seorang instruktur mendatangi Hyun Woo dan bertanya.
“Hyun Woo, pernahkah kau berpikir untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan game?”
“Perusahaan Game?”
“Hmm, seorang senior memberiku kabar bahwa sebuah perusahaan video game sedang mencari pegawai baru. Aku diminta untuk merekomendasikan murid-murid yang pintar, dan aku berpikir untuk merekomendasikan dirimu. Bagaimana? Apa kau ingin bekerja di sebuah perusahaan game?”
“Apa orang yang bukan lulusan universitas diterima?”
“Umur 20 tahun atau keatas lebih diutamakan. Tak ada syarat pendidikan atau jenis kelamin.”
“Dimana?”
“Pernahkah kau mendengar tentang Global Exos?”
“Ya... Apa?”
Hyun Woo terdiam selama beberapa saat di tempat ia berdiri.
Sudah biasa kalau tak ada syarat pendidikan di sebuah perusahaan game kecil.
Namun, lain halnya untuk sebuah perusahaan besar sekelas Global Exos! Perusahaan itu adalah pusat dari semua perusahaan di industri game.
Mereka adalah yang pertama dalam mengimplementasikan konsep virtual reality ke dalam game, dan mereka juga telah merilis 2 game melegenda yang mampu memberi mereka pendapatan yang ditaksir mencapai 1 triliun won.
“Apa yang kurang di Global Exos, sampai-sampai mereka ingin merekrut orang-orang sepertiku?”
“Aku sih juga gak tau detilnya. Menurut seniorku, proses perekrutan pegawai akan dilakukan dengan berbagai cara, yang sangat unik. Penyaringan dokumen untuk latar belakang pendidikan atau pengalaman bekerja bukanlah prioritas utama. Dan hal-hal yang akan diuji benar-benar berbeda, dan begitu pula tentang cara mereka menentukan gaji para pegawai. Namun dengan banyaknya pendaftar, tentu tak akan mudah... Karena aku tak tahu dengan jelas apa itu pekerjaan antarpribadi, aku akan mencoba untuk mendaftarkanmu.”
***
Sebuah dunia dimana latar belakang pendidikan seseorang bukanlah sebuah prioritas. Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh seseorang di masa lalu.
Namun Hyun Woo bukanlah orang yang cukup naif untuk mempercayai kata-kata seperti itu.
Tanpa latar belakang pendidikan, akan membuat seorang pegawai mendapat batasan untuk sebuah jabatan dalam sebuah bisnis besar, dan biasanya terbatas hanya pada posisi-posisi kecil. Terlebih lagi untuk Global Exos, dan jika ia tak diterima bekerja, ia akan merasa sangat-sangat tak nyaman.
“Mendaftar dengan ijazah SMA tak akan membuatku diterima. Jadi mendingan...”
Nama: Kim Hyun Woo
Jenis Kelamin : Pria
Umur : 22
Pendidikan Terakhir : Universitas S Jurusan Mesin, Tahun ke-2, Dropout.
Ranking 1 kelas, tanpa membolos sekalipun.
Sekalipun tak diketahui oleh media sosial, pernah membobol firewall sebuah perusahaan ketika mereka mengadakan konferensi tentang sistem game, dan menjadi isu yang besar, yang pada akhirnya membuat mereka mengundurkan diri.
Global Exos adalah perusahaan yang benar-benar besar. Tentunya mereka tak akan memeriksa keaslian semua aplikasi pendaftaran. Ketika ia berpikir tentang itu, tak mungkin bagi mereka untuk melakukannya.
Mungkin, tapi mencoba toh tak akan membuatnya rugi, lagian, ia tak akan kehilangan apa-apa...
Beberapa lama waktu berlalu dan ia sudah lupa tentang aplikasi pendaftaran miliknya, hingga suatu kabar yang tak terduga datang.
“Ingat kapan hari aku pernah cerita tentang Global Exos? Aplikasimu lolos penyaringan, dan mereka mengontak kita.”
Instruktur itu juga tak kalah terkejut dengan Hyun Woo.
***
Ketika ia sedang melamun, para pewawancara sudah datang. Pokoknya, ia mendapat kesempatan untuk bertemu dengan para pewawancara itu.
Mungkin ini bisa jadi sebuah kesempatan emas. Itulah mengapa ia berpikir bahwa ia harus memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya, bahkan bila perlu ia akan memohon sambil menarik-narik celana para pewawancara itu.
‘Apa aku sudah gila? Ide siapa coba buat datang ke tempat ini? Mendaftar dengan ijazah palsu adalah masalahku yang paling besar... Kalau begini, siapa tau apa yang akan muncul di berita nanti? Nah, tentunya Global Exos yang merupakan perusahaan besar, akan mengerti bahwa insiden tentang ijazah palsu dari salah seorang pendaftar hanya akan menciptakan kekacauan dan tak akan menguntungkan mereka... Oh, sama gilanya juga kalau aku mundur sekarang...’
Ia membayangkan dirinya diborgol dan dibombardir dengan pertanyaan dari para reporter.
“Oh, apa kau duduk disini?”
Tiba-tiba, ia mendengar suara seorang perempuan di sampingnya.
Karena dia terkejut, ia mengangkat kepalanya dan melihat si cewek resepsionis yang ia temui di lobi ketika baru masuk ke dalam gedung, namun dengan menggunakan pakaian formal.
“Kursi ini kosong. Apa kau ingin duduk disini?”
Gadis itu mengangguk dan duduk disamping Hyun Woo.
“Maafkan aku karena tertawa tadi. Apa aku membuatmu marah?”
“Tak apa. Pasti susah untuk menahan tawa. Aku benar-benar kelihatan aneh, ya kan?”
“Eh?”
Setelah melihat wajah bingung si cewek resepsionis itu setelah mendengar pertanyaannya, Hyun Woo jadi ikut-ikutan bingung.
“Ahh... sepertinya ada salah paham disini. Aku tak tertawa gara-gara pakaianmu. Sebelumnya tak ada orang yang membungkukkan badan terhadap seorang resepsionis. Aku tertawa karena aku mengira bahwa kamu adalah orang yang sedikti eksentrik. Dan juga, pakaianmu cocok kok dengan dirimu.”
Wajah Hyun Woo memerah. Apa itu berarti ia punya rasa rendah diri yang besar?
“Maaf, aku salah paham.”
“Um, aku yang minta maaf, bikin kamu salah paham.”
“Omong-omong, ngapain kamu kesini?”
“Sejujurnya, aku juga mendaftar. Namaku Kang Misu.”
“Oh, namaku Kim Hyun Woo.”
Kang Misu mengulurkan tangannya. Sementara itu, Hyun Woo mengelap kedua tangannya di celana miliknya dan ketika ia hampir menjabat tangan Kang Misu...
“Semua kandidat harap menuju ke auditorium.”
‘Bangsat. Terserahlah. Palingan aku nanti pingsan, atau kalau gak ya mati. Tunggu dulu, aku gak akan mati gara-gara ini, ya kan?’
Tak bisa lolos dari kerumunan, Hyun Woo terseret hingga sampai di auditorium.
Sekitar 2000 orang berdesak-desakan di dalam auditorium.
Karena hanya sekitar 10 orang yang akan diterima, rasio penerimaannya adalah 1 banding 200. Perhatian semua orang terfokus pada seorang pria berumur 20an yang berdiri di atas panggung.
“Senang bertemu kalian. Aku adalah direktur perencanaan, Ha Myung Woo. Mewakili Global Exos, aku ingin berterima kasih pada kalian semua yang bisa berkumpul disini.”
Pidatonya diikuti dengan tepuk tangan yang keras.
Ha Myung Woo mengangguk dan berkata.
“Kalau begitu langsung saja kita ke poin utama, yang dipikirkan oleh kalian semua. Anda disini yang sudah mengerti tentang pengumuman Global Exos bulan lalu tentang game virtual reality baru bernama New World, bisakah mengangkat tangan kalian?”
Kebanyakan orang mengangkat tangan. Namun, Hyun Woo tak ikut-ikutan.
Game virtual reality tak bisa dimainkan di komputer biasa.
Jika seseorang ingin memainkannya, mereka harus membeli unit network komersial khusus, yang harganya mahal.
Sekalipun ada juga game center virtual reality.
Namun karena harga sebuah unit networknya mahal, mereka memasang tarif bermain yang mahal pula.
Ha Myung Woo menganggukkan kepalanya lagi.
“Jadi kebanyakan dari kalian sudah mengetahuinya. Namun, karena terbatasnya informasi yang tersebar, kami akan menjelaskan secara singkat. Global Exos menciptakan game virtual reality pertama di dunia, yang tentu akan mengubah industri game secara drastis. Tak lama kemudian, satu demi satu, perusahaan game lainnya akan mulai membuat game virtual reality lain, dan pada akhirnya akan membawa popularitas virtual reality kepada puncaknya. Namun game yang kami umumkan akan dirilis nanti memiliki tema yang original dan inovasi yang benar-benar berbeda.”
Beberapa orang yang mempunyai pengalaman dengan game-game tersebut menganggukkan kepala mereka.
Saat diskusi selanjutnya, mulut Hyun Woo terus terbuka karena rasa kagum.
Sampai sekarang, game virtual reality berarti sebuah gambaran visual yang dipancarkan secara langsung ke dalam retina agar bisa melihat dunia virtual tersebut.
Game baru ini, New World, akan benar-benar berbeda dari game yang lain. Informasi yang didapat dari retina akan secara langsung dihantarkan ke dalam otak, yang mana akan membuat game itu bisa dirasakan seperti dunia nyata.
Berkat itu, sekarang virtual reality game tak hanya melihat melalui mata, namun juga merasakan dunia lain dengan kelima indra manusia.
Selama 3 tahun terakhir, Hyun Woo hidup tanpa bermain game, dan perkembangan teknologi di waktu itu benar-benar membuatnya kagum.
“Memang benar bahwa biayanya akan naik hingga 4 kali lebih mahal dari harga unit yang sekarang beredar. Namun, New Word bukanlah game yang simpel. Kita menuju era yang baru. Aku yakin bahwa kami akan bisa menciptakan budaya baru yang akan bertahan 10 hingga 20 tahun kedepan. Test perekrutan kali ini adalah untuk mencari orang-orang cakap yang mampu mengelola New World, dan juga membuat sejarah bersama kami.”
“Apa syaratnya untuk lolos penyaringan?”
Saat itu, seseorang bertanya.
“Semua orang disini pasti penasaran tentang syarat penerimaan disini. Diantara kalian yang ada disini, mungkin ada yang tak punya pengalaman atau tak menerima pendidikan yang cukup layak, namun saat ini, aku ingin semua orang melupakan hal-hal seperti itu. Kami memutuskan untuk tak memasukkan hal-hal tersebut dalam perhitungan. New World adalah sebuah proyek yang akan bertahan hingga puluhan tahun, dan kami akan merekrut orang berdasarkan bakat mereka dalam mengelola proyek dengan skala besar dan berlanjut. Simpelnya, kami akan menilai kalian berdasar kecintaan kalian terhadap game ini, dan juga kemungkinan kalian untuk berkembang.”
Psikiater, ahli kimia, ahli astronom, ahli medis, dan bahkan ahli dalam nanosains. Puluhan ahli seperti itu akan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelejari game virtual reality ini, New World.
Namun, Global Exos tak sedang mencari pegawai dengan pengetahuan seperti diatas. Malah, mereka mencari seseorang yang mampu menciptakan ‘api’. Global Exos mencari orang yang mampu mengendalikan ‘api’ tersebut, itulah yang dijelaskan oleh Ha Myung Woo.
“Bagaimana cara kalian untuk memutuskan siapa yang memiliki kualifikasi untuk bekerja disini?”
“Metode yang kami gunakan sangatlah simpel.”
Ha Myung Woo sedikit membuka bibirnya, dan menjawab.
“Besok sore, semua orang disini akan menerima akses terhadap unit game masing-masing, yang didalamnya sudah terinstall New World. Dengan unit ini, kalian harus menciptakan akun untuk New World. Di dalam game, jika kalian mampu mencapai suatu kondisi tertentu, sebuah event akan muncul, dan kalian bisa menganggap bahwa event tersebut adalah sertifikat resmi untuk penerimaan kalian. Selebihnya, ketika tes ini berlangsung, Global Exos akan memberi kalian modal 1,5 juta won per bulan. Ini adalah kebijakan perusahaan agar semua orang bisa benar-benar berkonsentrasi di dalam game dan bermain dalam kondisi yang sama.”
Itu adalah cara perekrutan pegawai yang benar-benar tak bisa diduga, dan para kandidat yang mendengarnya pun menjadi gaduh dan membuat situasi di dalam auditorium kacau.
Setelah kegaduhannya berkurang, pertanyaan-pertanyaan mulai diajukan.
“Kondisi apa yang harus dicapai?”
“Apa kau bicara tentang quest?”
“Atau mendapat suatu item langka?”
“Aku sudah menebak bahwa kalian pasti akan mempunyai banyak pertanyaan, Namun, aku tak bisa memberimu informasi yang spesifik. Apa yang bisa aku katakan pada kalian adalah, banyak cara agar kalian bisa mencapai tujuan tersebut, dan juga, tak ada jalur tetap untuk mencapai tujuan itu.”
“Apa maksutmu tujuan tes ini adalah untuk mendapatkan sesuatu di dalam game?”
“Kau benar. Namun, kami tak akan memberi kalian satupun petunjuk. Bukankah itu hal yang paling menyenangkan di dalam game?”
Ha Myung Woo berkata dengan suara yang penuh perasaan riang gembira. Namun tak ada seorangpun yang berbagi rasa senang dengannya.
“Kalian punya kebebasan untuk melakukan apapun yang kalian inginkan di dalam game. Tapi sekalipun kalian diberi kebebasan, kalian masih punya tanggung jawab untuk mematuhi aturan yang ada. Dan juga kalian sendirilah yang akan menentukan tujuan kalian masing-masing. Tergantung situasi, kalian akan dinilai menurut apa yang kalian lakukan di dalam game.”
“Berapa lama periode testingnya berlangsung?”
“Berapa banyak orang yang akan diterima?”
“Sejujurnya, aku juga mendaftar. Namaku Kang Misu.”
“Oh, namaku Kim Hyun Woo.”
Kang Misu mengulurkan tangannya. Sementara itu, Hyun Woo mengelap kedua tangannya di celana miliknya dan ketika ia hampir menjabat tangan Kang Misu...
“Semua kandidat harap menuju ke auditorium.”
‘Bangsat. Terserahlah. Palingan aku nanti pingsan, atau kalau gak ya mati. Tunggu dulu, aku gak akan mati gara-gara ini, ya kan?’
Tak bisa lolos dari kerumunan, Hyun Woo terseret hingga sampai di auditorium.
***
Sekitar 2000 orang berdesak-desakan di dalam auditorium.
Karena hanya sekitar 10 orang yang akan diterima, rasio penerimaannya adalah 1 banding 200. Perhatian semua orang terfokus pada seorang pria berumur 20an yang berdiri di atas panggung.
“Senang bertemu kalian. Aku adalah direktur perencanaan, Ha Myung Woo. Mewakili Global Exos, aku ingin berterima kasih pada kalian semua yang bisa berkumpul disini.”
Pidatonya diikuti dengan tepuk tangan yang keras.
Ha Myung Woo mengangguk dan berkata.
“Kalau begitu langsung saja kita ke poin utama, yang dipikirkan oleh kalian semua. Anda disini yang sudah mengerti tentang pengumuman Global Exos bulan lalu tentang game virtual reality baru bernama New World, bisakah mengangkat tangan kalian?”
Kebanyakan orang mengangkat tangan. Namun, Hyun Woo tak ikut-ikutan.
Game virtual reality tak bisa dimainkan di komputer biasa.
Jika seseorang ingin memainkannya, mereka harus membeli unit network komersial khusus, yang harganya mahal.
Sekalipun ada juga game center virtual reality.
Namun karena harga sebuah unit networknya mahal, mereka memasang tarif bermain yang mahal pula.
Ha Myung Woo menganggukkan kepalanya lagi.
“Jadi kebanyakan dari kalian sudah mengetahuinya. Namun, karena terbatasnya informasi yang tersebar, kami akan menjelaskan secara singkat. Global Exos menciptakan game virtual reality pertama di dunia, yang tentu akan mengubah industri game secara drastis. Tak lama kemudian, satu demi satu, perusahaan game lainnya akan mulai membuat game virtual reality lain, dan pada akhirnya akan membawa popularitas virtual reality kepada puncaknya. Namun game yang kami umumkan akan dirilis nanti memiliki tema yang original dan inovasi yang benar-benar berbeda.”
Beberapa orang yang mempunyai pengalaman dengan game-game tersebut menganggukkan kepala mereka.
Saat diskusi selanjutnya, mulut Hyun Woo terus terbuka karena rasa kagum.
Sampai sekarang, game virtual reality berarti sebuah gambaran visual yang dipancarkan secara langsung ke dalam retina agar bisa melihat dunia virtual tersebut.
Game baru ini, New World, akan benar-benar berbeda dari game yang lain. Informasi yang didapat dari retina akan secara langsung dihantarkan ke dalam otak, yang mana akan membuat game itu bisa dirasakan seperti dunia nyata.
Berkat itu, sekarang virtual reality game tak hanya melihat melalui mata, namun juga merasakan dunia lain dengan kelima indra manusia.
Selama 3 tahun terakhir, Hyun Woo hidup tanpa bermain game, dan perkembangan teknologi di waktu itu benar-benar membuatnya kagum.
“Memang benar bahwa biayanya akan naik hingga 4 kali lebih mahal dari harga unit yang sekarang beredar. Namun, New Word bukanlah game yang simpel. Kita menuju era yang baru. Aku yakin bahwa kami akan bisa menciptakan budaya baru yang akan bertahan 10 hingga 20 tahun kedepan. Test perekrutan kali ini adalah untuk mencari orang-orang cakap yang mampu mengelola New World, dan juga membuat sejarah bersama kami.”
“Apa syaratnya untuk lolos penyaringan?”
Saat itu, seseorang bertanya.
“Semua orang disini pasti penasaran tentang syarat penerimaan disini. Diantara kalian yang ada disini, mungkin ada yang tak punya pengalaman atau tak menerima pendidikan yang cukup layak, namun saat ini, aku ingin semua orang melupakan hal-hal seperti itu. Kami memutuskan untuk tak memasukkan hal-hal tersebut dalam perhitungan. New World adalah sebuah proyek yang akan bertahan hingga puluhan tahun, dan kami akan merekrut orang berdasarkan bakat mereka dalam mengelola proyek dengan skala besar dan berlanjut. Simpelnya, kami akan menilai kalian berdasar kecintaan kalian terhadap game ini, dan juga kemungkinan kalian untuk berkembang.”
Psikiater, ahli kimia, ahli astronom, ahli medis, dan bahkan ahli dalam nanosains. Puluhan ahli seperti itu akan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelejari game virtual reality ini, New World.
Namun, Global Exos tak sedang mencari pegawai dengan pengetahuan seperti diatas. Malah, mereka mencari seseorang yang mampu menciptakan ‘api’. Global Exos mencari orang yang mampu mengendalikan ‘api’ tersebut, itulah yang dijelaskan oleh Ha Myung Woo.
“Bagaimana cara kalian untuk memutuskan siapa yang memiliki kualifikasi untuk bekerja disini?”
“Metode yang kami gunakan sangatlah simpel.”
Ha Myung Woo sedikit membuka bibirnya, dan menjawab.
“Besok sore, semua orang disini akan menerima akses terhadap unit game masing-masing, yang didalamnya sudah terinstall New World. Dengan unit ini, kalian harus menciptakan akun untuk New World. Di dalam game, jika kalian mampu mencapai suatu kondisi tertentu, sebuah event akan muncul, dan kalian bisa menganggap bahwa event tersebut adalah sertifikat resmi untuk penerimaan kalian. Selebihnya, ketika tes ini berlangsung, Global Exos akan memberi kalian modal 1,5 juta won per bulan. Ini adalah kebijakan perusahaan agar semua orang bisa benar-benar berkonsentrasi di dalam game dan bermain dalam kondisi yang sama.”
Itu adalah cara perekrutan pegawai yang benar-benar tak bisa diduga, dan para kandidat yang mendengarnya pun menjadi gaduh dan membuat situasi di dalam auditorium kacau.
Setelah kegaduhannya berkurang, pertanyaan-pertanyaan mulai diajukan.
“Kondisi apa yang harus dicapai?”
“Apa kau bicara tentang quest?”
“Atau mendapat suatu item langka?”
“Aku sudah menebak bahwa kalian pasti akan mempunyai banyak pertanyaan, Namun, aku tak bisa memberimu informasi yang spesifik. Apa yang bisa aku katakan pada kalian adalah, banyak cara agar kalian bisa mencapai tujuan tersebut, dan juga, tak ada jalur tetap untuk mencapai tujuan itu.”
“Apa maksutmu tujuan tes ini adalah untuk mendapatkan sesuatu di dalam game?”
“Kau benar. Namun, kami tak akan memberi kalian satupun petunjuk. Bukankah itu hal yang paling menyenangkan di dalam game?”
Ha Myung Woo berkata dengan suara yang penuh perasaan riang gembira. Namun tak ada seorangpun yang berbagi rasa senang dengannya.
“Kalian punya kebebasan untuk melakukan apapun yang kalian inginkan di dalam game. Tapi sekalipun kalian diberi kebebasan, kalian masih punya tanggung jawab untuk mematuhi aturan yang ada. Dan juga kalian sendirilah yang akan menentukan tujuan kalian masing-masing. Tergantung situasi, kalian akan dinilai menurut apa yang kalian lakukan di dalam game.”
“Berapa lama periode testingnya berlangsung?”
“Berapa banyak orang yang akan diterima?”
“Kami hanya akan merekrut 10 orang.”
“Periode testing akan berakhir ketika kami sudah memilih 10 orang.”
Ha Myung Woo menambahkan dengan senyuman.
“Mungkin ini akan menjadi periode testing pegawai paling lama yang pernah ada. Namun, game New World ini sudah pasti layak bagi kalian untuk menghabiskan waktu dan usaha di dalamnya. Saya jamin itu.”
“Aku harap ini akan memotivasi orang-orang untuk menyatukan kekuatan mereka dan bekerja bersama-sama. Semangat~”
Ucap Kang Misu dengan senyuman manis sembari berjalan untuk bercakap-cakap dengan orang-orang di auditorium.
Tak ada hal lain yang Hyun Woo inginkan melebihi bekerja di kantor sebuah perusahaan besar bersama si cantik yang satu ini.
Hyun Woo berdiam diri di depan konter toko sambil mengamati brosur Global Exos.
Ia tau bahwa mereka adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia, namun ia tak menyangka bahwa level mereka setinggi ini.
Di pamplet itu tertulis detil untuk pegawai yang lulus tes spesial.
Ada kabar bahwa departemen perencanaan eksklusif milih New World menerima gaji awal sebesar 100 juta won.
Mengingat gaji awal dari sebuah perusahaan besar yang lain adalah 40 juta, ini benar-benar luar biasa.
Sebagai tambahan, ada satu halaman penuh dengan artikel yang menjelaskan keuntungan-keuntungan yang dijamin oleh perusahaan.
‘Sepertinya hanya 2000 orang yang menerima kualifikasi. Jika mereka memberi 1,5 juta won untuk setiap kandidat, itu artinya 30 milyar sebulan! Sekalipun tesnya hanya berlangsung selama 3 atau 4 bulan, mereka bakal mengeluarkan biaya lebih dari 100 milyar! Kalau mereka mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk tes penerimaan pegawai...’
Benar-benar pekerjaan impian semua orang!
Itu adalah sebuah pekerjaan yang bisa menyelesaikan semua masalah Hyun Woo dalam sesaat.
Apalagi, Hyun Woo tertarik dengan tes penerimaan yang unik itu.
Mereka tak ingin orang dengan nilai nyaris sempurna di TOEIC, atau orang dengan pengalaman kerja yang menakjubkan.
“Periode testing akan berakhir ketika kami sudah memilih 10 orang.”
Ha Myung Woo menambahkan dengan senyuman.
“Mungkin ini akan menjadi periode testing pegawai paling lama yang pernah ada. Namun, game New World ini sudah pasti layak bagi kalian untuk menghabiskan waktu dan usaha di dalamnya. Saya jamin itu.”
“Aku harap ini akan memotivasi orang-orang untuk menyatukan kekuatan mereka dan bekerja bersama-sama. Semangat~”
Ucap Kang Misu dengan senyuman manis sembari berjalan untuk bercakap-cakap dengan orang-orang di auditorium.
Tak ada hal lain yang Hyun Woo inginkan melebihi bekerja di kantor sebuah perusahaan besar bersama si cantik yang satu ini.
***
Hyun Woo berdiam diri di depan konter toko sambil mengamati brosur Global Exos.
Ia tau bahwa mereka adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia, namun ia tak menyangka bahwa level mereka setinggi ini.
Di pamplet itu tertulis detil untuk pegawai yang lulus tes spesial.
Ada kabar bahwa departemen perencanaan eksklusif milih New World menerima gaji awal sebesar 100 juta won.
Mengingat gaji awal dari sebuah perusahaan besar yang lain adalah 40 juta, ini benar-benar luar biasa.
Sebagai tambahan, ada satu halaman penuh dengan artikel yang menjelaskan keuntungan-keuntungan yang dijamin oleh perusahaan.
‘Sepertinya hanya 2000 orang yang menerima kualifikasi. Jika mereka memberi 1,5 juta won untuk setiap kandidat, itu artinya 30 milyar sebulan! Sekalipun tesnya hanya berlangsung selama 3 atau 4 bulan, mereka bakal mengeluarkan biaya lebih dari 100 milyar! Kalau mereka mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk tes penerimaan pegawai...’
Benar-benar pekerjaan impian semua orang!
Itu adalah sebuah pekerjaan yang bisa menyelesaikan semua masalah Hyun Woo dalam sesaat.
Apalagi, Hyun Woo tertarik dengan tes penerimaan yang unik itu.
Mereka tak ingin orang dengan nilai nyaris sempurna di TOEIC, atau orang dengan pengalaman kerja yang menakjubkan.
(TOEIC: Tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam berbahasa inggris)
Bila mereka mencari orang dengan keahlian seperti itu, Hyun Woo tak akan mendaftarkan dirinya.
Namun, mereka mengajukan sebuah metode agar para kandidat mendapat sesuatu di dalam game sebagai tes untuk penerimaan mereka. Karena itulah, satu-satunya syarat adalah kandidat harus pintar dalam bermain game.
‘Apa mereka benar-benar tak memeriksa latar belakang pendidikanku?’
Jika latar belakang pendidikannya yang palsu ketahuan, mungkin hal itu akan menjadi masalah yang besar.
Tapi, mungkin saja itu tak ketahuan. Ketika Hyun Woo memikirkan tentangnya, harapannya berkembang.
‘Dengan begini, mungkin ada harapan bagiku.’
Sejak masa kecil, Hyun Woo senang bermain game.
Sekalipun ia menghabiskan banyak waktu untuk memainkan game-game yang menarik, mereka tak terlalu memberi kesan baik di dalam ingatannya.
Apalagi, sekali ia menyelesaikan game, semua item yang ia dapat bisa dijual untuk uang.
Sekalipun begitu, ia tak berpikir bahwa diterima menjadi pegawai adalah hal yang mudah.
Rasio perbandingan 200 banding 1. Kandidat lain juga pasti akan berusaha sekeras mungkin hingga mempertaruhkan nyawa mereka.
Namun, karena mereka memulai dengan kondisi yang sama, Hyun Woo yakin bahwa ia tak akan tertinggal.
‘Ini adalah kesempatan sekali dalam seumur hidup. Aku tak boleh melewatkannya!’
Hari itu juga, Hyun Woo mengundurkan diri dari kerja paruh waktunya di toserba, dan berhenti mengirim susu dan koran di pagi hari.
Namun, karena biaya hidup dan perawatan rumah sakit ibunya, ia tak bisa keluar dua pekerjaan paruh waktunya yang lain.
Dengan 1,5 juta won perbulan yang dijanjikan Global Exos, ia masih tetap tak bisa membayar biaya perawatan rumah sakit.
Ia tak percaya bahwa hutangnya akan terselesaikan begitu saja. Ia mengerti bahwa besok hutangnya masih akan terus bertambah.
Karena itulah, ia membutuhkan beberapa uang tambahan agar bisa ditabung.
‘Karena aku punya waktu lebih sedikit dari yang lain, aku harus melakukan ini layaknya nyawaku sedang dipertaruhkan.’
Segera setelah ia menyelesaikan pekerjaannya, ia buru-buru pulang ke rumah.
‘Aku harus mencari informasi tentang game ini...’
Namun, Hyun Woo mulai menggeleng-gelengkan kepalanya.
‘Itu cuma informasi. Merasakannya sendiri akan membuatku mengerti tentang game ini lebih cepat.’
Hyun Woo langsung masuk ke dalam unit game. Setelah ia menyalakannya, ia mendengar suara pelan seperti sesuatu yang berputar, dan tiba-tiba, semuanya menjadi gelap.
Tiba-tiba, cahaya yang menyilaukan, bersamaan dengan dunia yang baru, muncul dihadapannya.
- New World Dimulai.
Bila mereka mencari orang dengan keahlian seperti itu, Hyun Woo tak akan mendaftarkan dirinya.
Namun, mereka mengajukan sebuah metode agar para kandidat mendapat sesuatu di dalam game sebagai tes untuk penerimaan mereka. Karena itulah, satu-satunya syarat adalah kandidat harus pintar dalam bermain game.
‘Apa mereka benar-benar tak memeriksa latar belakang pendidikanku?’
Jika latar belakang pendidikannya yang palsu ketahuan, mungkin hal itu akan menjadi masalah yang besar.
Tapi, mungkin saja itu tak ketahuan. Ketika Hyun Woo memikirkan tentangnya, harapannya berkembang.
‘Dengan begini, mungkin ada harapan bagiku.’
Sejak masa kecil, Hyun Woo senang bermain game.
Sekalipun ia menghabiskan banyak waktu untuk memainkan game-game yang menarik, mereka tak terlalu memberi kesan baik di dalam ingatannya.
Apalagi, sekali ia menyelesaikan game, semua item yang ia dapat bisa dijual untuk uang.
Sekalipun begitu, ia tak berpikir bahwa diterima menjadi pegawai adalah hal yang mudah.
Rasio perbandingan 200 banding 1. Kandidat lain juga pasti akan berusaha sekeras mungkin hingga mempertaruhkan nyawa mereka.
Namun, karena mereka memulai dengan kondisi yang sama, Hyun Woo yakin bahwa ia tak akan tertinggal.
‘Ini adalah kesempatan sekali dalam seumur hidup. Aku tak boleh melewatkannya!’
Hari itu juga, Hyun Woo mengundurkan diri dari kerja paruh waktunya di toserba, dan berhenti mengirim susu dan koran di pagi hari.
Namun, karena biaya hidup dan perawatan rumah sakit ibunya, ia tak bisa keluar dua pekerjaan paruh waktunya yang lain.
Dengan 1,5 juta won perbulan yang dijanjikan Global Exos, ia masih tetap tak bisa membayar biaya perawatan rumah sakit.
Ia tak percaya bahwa hutangnya akan terselesaikan begitu saja. Ia mengerti bahwa besok hutangnya masih akan terus bertambah.
Karena itulah, ia membutuhkan beberapa uang tambahan agar bisa ditabung.
‘Karena aku punya waktu lebih sedikit dari yang lain, aku harus melakukan ini layaknya nyawaku sedang dipertaruhkan.’
Segera setelah ia menyelesaikan pekerjaannya, ia buru-buru pulang ke rumah.
‘Aku harus mencari informasi tentang game ini...’
Namun, Hyun Woo mulai menggeleng-gelengkan kepalanya.
‘Itu cuma informasi. Merasakannya sendiri akan membuatku mengerti tentang game ini lebih cepat.’
Hyun Woo langsung masuk ke dalam unit game. Setelah ia menyalakannya, ia mendengar suara pelan seperti sesuatu yang berputar, dan tiba-tiba, semuanya menjadi gelap.
Tiba-tiba, cahaya yang menyilaukan, bersamaan dengan dunia yang baru, muncul dihadapannya.
- New World Dimulai.