LMS Vol 15 Chapter 2 Bahasa Indonesia


Volume 15 Chapter 2 ­ Dungeon Yang Belum Ditemukan  


Ahn Hyundo membersihkan pedangnya dengan kain bersih.

Pedang terkenal yang diselesaikan oleh pengrajin dengan jiwanya dan dengan meleburkan bagian besi yang paling murni. Karena pendekar pedang terkenal menggunakannya dari generasi ke generasi, nilai dari pedang itu meningkat.

"Melalui pedang, apa yang membuat manusia bisa naik ke langit... adalah pedang."

Ahn Hyundo memiliki banyak pedang ternama, tetapi dia tak pernah secara sembarangan mengeluarkan Radiant Sword. Hanya ketika keputusan besar ada didepan, dia bermeditasi diatas tekad masa mudanya sambil membersihkan Radiant Sword.


"Tahun­tahun ketika tak ada yang ditakutkan didunia ini. Tahun­tahun ketika aku begitu bertekad hanya pada pertarungan hingga aku tak punya waktu melihat sekeliling. Aku menerima Radiant

Sword milikkmu yang tak layak pada saat itu. Ini adalah pedang yang membuat aku menyadari bahwa hari­hari menggunakan pedang tak memiliki arti, bahwa pada akhirnya orang lebih penting."

Ahn Hyundo menatap Radiant Sword yang dia bersihkan sampai berkilau seperti cermin.

Langit biru dan awan­awan menghilangkan sinar itu melalui jendela ruang kerja juga tercermin pada bilah pedang itu. Cahaya matahari membuat dia menyipitkan matanya.

"Ilmu pedang adalah cara mempelajari untuk menggunakan pedang. Jika motifnya hanyalah ilmu pedang yang kuat, apa gunanya memperlajarinya?"

Pedang yang dipelihara seseorang.

Seperti membiakkan rumput dari hutan belantara yang kasar, pada akhirnya, manusia juga harus melewati pelatihan. Ada kebutuhan untuk tidak hanya belajar di dojo kecil, tetapi di dunia yang luas.

"Ketakutan sejati, mengemudikan kehidupan... dan juga seseorang bisa belajar melalui pedang."

Ahn Hyundo memasukkan pedang tersebut pada sarungnya dan meninggalkan kantor.

"Yul Min."

Orang yang mengurus tugas­tugas sekretariat dalam Dojo tersebut bernama Yul Min.

"Ya, paman."

"Tampaknya sudah waktunya untuk mengajari jalan pedang pada murid termuda."

"Jadi sudah waktunya untuk ini. Kalau begitu aku akan memesan 2 tiket. Tentang harinya, tanggal berapa aku harus memesan keberangkatannya?"

"Karena dia harus kuliah sekarang ini... sekitar musim panas harusnya tak apa­apa."

"Meskipun sepertinya dia masih belum siap... Mungkin kau terlalu terburu­buru?"

"Jika dia tidak memadai, dia harusnya bisa mempelajari sesuatu yang lebih besar dari kekurangannya."

Siapapun bisa mempelajari ilmu pedang.

Agar pedang lebih cepat dari siapapun juga, upaya dan pembelajaran berulang­ulang diperlukan. Namun, hanya memiliki pedang yang cepat semacam itu tak sama dengan memenangkan pertandingan. Pedang yang lebih berat atau pengembangan kekuatan otot tidak berarti memenangkan pertandingan juga.

Alasan untuk mempelajari pedang adalah untuk melihat diri sendiri dengan jelas.

Dalam pendapat Ahn Hyundo, anak­anak muda jaman sekarang sangat lemah.

"Ketika mereka pergi ke sekolah dan belajar, mempersiapkan untuk pekerjaan.... Jika mereka menghabiskan 10 tahun atau lebih seperti bahwa mereka akan berakhir berjalan ke dunia tanpa mengetahui apa yang mereka sukai atau apa yang ingin mereka lakukan."

Setelah mereka pergi ke tempat kerja, tak akan ada kesempatan untuk mengubah diri. Di tempat kerja mereka, setelah bekerja di toko dan mendapatkan uang, mereka akan menyadari bahwa saat­saat yang berharga telah benar­benar berlalu dan telah hilang.

Waktu tak akan pernah kembali. Itu akan bagus jika kau bisa mencurangi waktu, tetapi hal itu adalah sebuah kemustahilan yang hanya terjadi di film­film.

Kau akan menemukan dirimu sendiri melalui pedang.

Disini, juga ada alasan dari kemenangan dengan pedang. Observasi dari dirimu sendiri dan lawanmu!

Saat kau saling membandingkan kekuatan satu sama lain, kau akan mendambakan ketinggian yang lebih tinggi. Melihat mereka dengan jelas, pendekar pedang bertarung dengan keinginan akan kemajuan.

"Sebuah pedang yang benar­benar kuat. Kenapa kau harus mempelajari pedang, apa itu pendekar pedang sejati... Aku harus bisa menunjukkan pada dia apa semua itu melalui perjalanan."

* * *

Karena festival Universitas Korea semakin dekat, kurang dari satu minggu yang tersisa, kehidupan sekolah Lee Hyun menjadi benar­benar sibuk.

"Kalian yang mempersiapkan kedai, karena kita harus memenangkan kontes makanan ringan, kalian gak boleh melakukannya secara sembarangan!"

Untuk membuat makanan ringan untuk kedai, mereka secara tiba­tiba masuk pada pengolahan kuliner!

Meskipun Lee Hyun tidak memerlukan untuk belajar karena dia sudah cukup mahir dalam memasak, tak ada waktu untuk beristirahat karena dia harus mengajari para mahasiswa lain.

"Lee Hyun­oppa, bagaimana kamu memecahkan telur?"

"Tidak apa­apa kan membersihkan apel dengan spon?"

"Ketika kau mencuci piring tidak boleh kah menggunakan sabun wajah bukannya Dawn™?" (Sejujurnya aku gak tau apa itu "Dawn™")

Setiap kali sebuah pertanyaan di tanyakan, Lee Hyun mendesah dalam­dalam.

Jaman sekarang, makanan siap saji tersedia dimana­mana. Ada banyak kasus dimana anak­anak berada dalam kondisi hanya belajar dan tak pernah sekalipun membuat makanan mereka sendiri sampai mereka mendaftar di universitas.

"Tetapi siapa yang akan memasak nasi?"

"Cuckoo[1] bisa memasak nasi."

"......"

Semacam inilah percakapannya!

Lee Hyun mengendalikan rasa frustasinya dan menahannya saat dia mengajari para mahasiswa dasar­ dasar dari memasak.

"Ketika kau menggoreng telur, kau harus menyebarkan minyak sayur dipenggorengannya terlebih dulu. Itu mungkin lebih baik jika kau menggunakan minyak zaitun daripada minyak sayur."

"Kupas kulit apelnya terlebih dulu sehingga itu lebih mudah untuk memotong. Jangan mengiris nanas dengan pisau buah!"

"Kau jangan memotong pisang, jika kau mengupasnya..."

Sejujurnya, para mahasiswa menikmati menonton Lee Hyun yang menjadi kesal dan menjelaskan, jadi mereka secara sengaja menanyakan tentang hal­hal yang bahkan sudah mereka ketahui.

"Tetapi tak bisakah kau memasak nasi dengan tepung?"

"Kudengar bahwa aslinya, stew direbus sebagai sup ramen dengan memasukkan ini dan itu...."

Kesabaran Lee Hyun mencapai batas.

Meski demikian, Seoyoon berada pada sisi mempelajari memasak dengan cepat. Meskipun dia menggosongkan buchimgae (pancake sayuran) sehitam batu bara, setelah Lee Hyun mengajari dia triknya, upaya selanjutnya dari dia digoreng dengan indah.

Dengan sumpitnya, Seoyoon mengulurkan sedikit kimchi pancake yang dia goreng pada Lee Hyun.

"Kamu ingin aku mencobanya?"

Ketika Lee Hyun bertanya dengan cemas, Seoyoon mengangguk dengan wajah yang sama cemasnya. Saat Lee Hyun menatap kimchi pancake tersebut, matanya menjadi setajam pisau.

‘Bahan­bahan, tepung, kimchi, cairan kimchi, telur, daun bawang, gurita, beberapa bahan yang lain. Tak ada masalah berdasarkan bahan­bahannya.’

Itu adalah kimchi pancake goreng menggunakan bahan­bahan normal.

‘Melihat itu telah dipanggang dengan baik sampai berwarna kemerahan, seharusnya tak ada masalah apapun dengan proses memasaknya...’

Setelah menghilangkan keraguannya, dia menerima dan memakan kimchi pancake yang Seoyoon berikan pada dirinya.

Kimchi pancake tersebut masuk kedalam mulutnya, dan aroma yang kaya dari kimchi menyebar!

‘Aromanya. Ini adalah rasa dari kimchi lokal bagaimanapun juga. Kubisnya tumbuh dikebun sebelah dengan ikan acar dan serbuk cabai merah bercampur dengan baik... Dan itu adalah kelahiran kembali yang pas sebagai sebuah pancake, enak! Ini adalah kimchi pancake yang dibuat dengan baik.’

Meskipun evaluasinya dari kimchi pancake tersebut berakhir dengan cepat, mulut Lee Hyun sepanas api.

Mana mungkin itu tidak panas karena Seoyoon memberikannya pada dia tepat setelah diangkat dari wajan.

‘Aku harus lebih waspada bagaimanapun juga.’

Mata Lee Hyun menjadi lebih tajam.

Mata dengan penampilan yang bisa membunuh!

Bahkan saat dia menatap, dia mengangkat jempolannya untuk rasanya.

"Itu lezat. Teruslah membuatnya seperti ini."

"......."

Meskipun tak ada jawaban, mata Seoyoon tampak seperti sedang tertawa, meski hanya sedikit.

‘Apa dia juga tau bagaimana caranya tertawa?’

Itu adalah sebuah ekspresi berkedip­kedip yang berlalu sangat singkat. Namun, kecantikan yang dia tunjukkan dalam sekejap itu adalah senyum yang Lee Hyun bayangkan ketika dia membuat Dewi Freya yang pertama.

Seoyoon membuat salad buah dengan baik juga, dan kemampuan dia menyusunnya di piring juga mengagumkan.

Latihan memasak yang mereka lakukan di ruang kelas Fakultas Makanan dan Nutrisi yang mereka pinjam berakhir seperti itu, dan mereka merencanakan untuk membuka kedai secara terpisah.

10 cowok dan 7 cewek menyusun personil untuk kedai tersebut.

"Buat itu sebuah kedai tenda. Melakukan hal itu akan mengurangi biaya. Sepertinya sekitar 5 tenda berjajar akan bagus, bagaimana menurut kalian."

Pada kata­kata Hong Sun Ye, para pria mengangguk serempak. Festival tersebut tidak akan berakhir dalam sehari, jadi mereka juga harus berpersiapan terhadap hujan.

"Kalau begitu 5 tenda. Kita akan bisa mendirikannya sebelum festival dimulai, kan?"

Hong Sun Ye menatap Lee Hyun.

Dia telah melihat kemampuan konstruksi yang menggunakan segala macam material di MT juga, jadi dia berpikir bahwa pada tingkat itu, sebuah tenda atau semacamnya adalah hal yang mudah.

"Sudah pasti itu bisa dilakukan."

"Tetapi dimana kita mendapatkan tenda­tenda tersebut?"

"Seharusnya ada tempat tertentu yang menyewakannya."

"Kalau begitu tenda tak masalah...."

Hong Sun Ye dengan cepat menggambar blueprint. Dia menggambarkan tempat dimana mereka akan mendirikan kedai dan ukuran tendanya saat dia menggambar blueprint tersebut.

"Kupikir 20 meja bisa masuk."

"Lalu sekitar 100 kursi akan dibutuhkan. Apa itu tidak terlalu banyak?"

"Kita juga harus mempersiapkan untuk kasus­kasus ketika pelanggan datang sekaligus. Karena ada sangat banyak mahasiswa dari sekolah lain dan orang­orang yang datang, banyak pelanggan akan berkumpul. Kita bisa meminjam kursi dari ruang kelas, jadi ayo cari sebanyak mungkin."

"Dipagi hari sebelum festival, kita harus memasang tenda, meja, dan bahkan kursi."

"Material­material untuk tungku gas dan memasak..."

"Jika kita memesan di pengepul, meraka akan mengirimnya pada kita dengan truk."

Saat Hong Sun Ye dan Lee Hyun berbincang­bincang, semua pekerjaan berkembang sangat cepat. Orang­orang yang lain hanyalah menempati ruang kosong belaka, kenyataannya, para mahasiswi dan Lee Hyun yang membuat persiapan kedai tersebut.

"Tetapi apa yang harus kita pilih sebagai konsep kedai kita?" Hong Sun Ye menanyai semua orang.

Semua kedai di Universitas Korea berkembang dengan konsep mereka masing­masing. Untuk menarik pelanggan, itu penting hingga mereka mendandani dan mengeluarkan kedai mereka yang berbeda dengan yang lain.

"Haruskah kita menggunakan suasana club?"

"Bagaimana dengan suasana cewek sekolahan. Aku masih memiliki seragamku..."

"Aku juga masih punya seragamku. Tetapi berat badanku naik beberapa pon..."

Setiap kali para mahasiswa cewek berbicara, para mahasiswa laki­laki terdiam.

Rok pendek, pakaian yang mengungkapkan pundak dan punggung telanjangnya yang Seoyoon kenakan dalam sebuah club.

Seoyoon berpakaian seperti seorang cewek sekolahan yang polos dan murni.


‘Jackpot.’

‘Jackpot.’

‘Jackpot.’

‘Jackpot.’

"......"

Fantasi para mahasiswa laki­laki sudah lepas landas.

"Konsep apa yang harus kita gunakan?"

Ini adalah kekhawatiran terbesar para mahasiswa perempuan. Jika untuk menang dalam kompetisi kebanggaan dengan kedai­kedai sekolah lain, mereka membutuhkan untuk merencanakan konsep yang menonjol.

"Untuk sekarang, kalian harus berpakaian secara nyaman. Para cewek akan memikirkan tentang konsepnya dan mencoba untuk memilihnya."

Pada kata­kata para cewek itu, para laki­laki menjawab dengan sungguh­sungguh.

"Baiklah. Kuharap kalian memilih konsep yang bagus."

"Jangan memikirkan hal itu terlalu serius, yang kalian sebutkan sebelumnya juga bagus."

"Ahh. Jika itu adalah festival yang sekarang...."

"......"

Para cewek berkumpul secara terpisah dan berdebat.

Club cewek, cewek sekolahan, seragam kantoran. Meskipun mereka awalnya memilih konsep­konsep yang cukup menggairahkan laki­laki, mereka semua membatalkannya.

"Kita nggak boleh hanya menjadi pemanis mata bagi para laki­laki!"

Mereka juga mempertimbangkan posisi Seoyoon, karena dia sudah jelas gelisah tentang pemaparan dari pakaian.

"Konsep apa yang harus kita gunakan? Karena kita yang melayani, banyak orang akan melihat kita, jadi apa nggak ada sesuatu yang elegan namun memikat, yang bisa mengeluarkan kefeminiman tetapi nggak menusuk hati nurani kita untuk mengenakannya?"

"Karena ini adalah sebuah festival Mei, bagaimana kalau pengantin wanita?" [2]

"Pengantin wanita! Itu sangat bagus. Pengantin wanita di bulan Mei. Dengan para mahasiswa pengantin mengenakan gaun pernikahan dan kerudung pengantin, menurutku itu akan memiliki perasaan penuh semarak."

"Aku setuju juga!"

"Ide yang bagus, tetapi apa ada tempat dimana kita bisa meminjam gaun­gaun itu?"

"Kita akan membeli kain atau material dan membuatnya sendiri. Kita bisa melihat majalah fashion dan membuatnya semirip mungkin."

Para cewek mencapai kesepakatan bersama­sama.

Bukankah mereka mengatakan pakaian yang membuat wanita paling cantik adalah gaun pengantin?

Itu juga akan menjadi sebuah kesempatan bagi mereka untuk mengenakan gaun pernikahan sebelum mereka menikah.

"Seoyoon­seonbae, apa senior juga setuju dengan ini?" "......"
Seoyoon ragu­ragu sebentar sebelum mengangguk.

* * *

Penjelajahan dungeon untuk tugas sekolah!

Karena mereka harus menyelesaikan penjelajahan tersebut sebelum festival dimulai, mereka benar­ benar dikejar waktu.

"Cepat kesinilah."

"Kubilang bahwa kami semua sudah ada disini."

Segera setelah anggota kelompok berkumpul di ruang kapsul setelah menyelesaikan pelajaran pagi, keluhan­keluhan mereka keluar.

Namun, Lee Hyun juga memiliki alasan. "Perjalanannya sangat berat." "Bohong. Kamu berjalan kesini." Anggota kelompok itu tidak tertipu.

"Membutuhkan 3 menit berjalan dari sekolah, jadi kenapa kamu harus datang kesini naik mobil." "Itu lebih dari satu perhentian bis jadi jika kamu menaikinya itu akan lebih lama lagi."
Mata Lee Hyun menjadi sedih dan lembab.

Choi Ji Hoon, yang menggunakan nama Zephyr didalam game telah mengajari para sahyeong hal ini, Lee Hyun mencoba menggunakan metode tersebut untuk menenangkan para cewek.

Lee Hyun mengibaskan tangannya, dan berbicara dengan suaranya yang paling manis. "Rusa licik ini... Apa kamu meragukan kata­kataku sekarang ini?"
"......"

Pada saat itu ekspresi para cewek mengindikasikan bahwa sesuatu didalam perut mereka secara mendesak naik.

‘Ah, asi yang aku minum ketika aku adalah seorang bayi...’

Perasaan mual dan tak menyenangkan!

Bahkan jika kau mencampurkan selai kacang dan keju dan membuat ramen, itu tak akan seburuk ini. "Ah, kita sampai. Untuk sekarang ini mari kita bergegas dan memulai."
Hong Sun Ye, yang melihat Lee Hyun mengerjakan ini dan itu beberapa hari belakangan ini, berpihak

pada dia. Meskipun Lee Hyun bahkan lebih sulit untuk ditangani daripada sepupunya yang pamannya tinggalkan dari pagi hingga sore, Hong Sun Ye menampilkan kesabaran.

"Oppa."

Lee Yoo Jung memanggil Lee Hyun sebelum dia masuk kedalam kapsul.

"Hm?"

"Kamu berada didekat Kerajaan Dale, kan? Kami semua sudah berkumpul, dan kami juga melakukan banyak latihan penjelajahan."

Lee Hyun menjawab seolah­olah tak ada masalah.

"Tentu. Aku sudah hampir sampai disana."

"Ya, kalau begitu itu melegakan. Kami akan pergi dulu dan menunggu. Tolong datanglah dengan cepat."

"Tunggu saja sebentar. Aku akan segera sampai."

Lee Hyun masuk kedalam kapsul, dan saat sensor­sensor terpasang, dia berpikir, ‘Kurasa aku harus segera pergi.’

* * *

Dia sedang sibuk menjual aksesoris dan patung­patung yang dia buat di Kuruso kepada para Merchant, jadi dia masih berada di Kastil Herom Kerajaan Nest.

Bahkan dengan menunggangi kuda, Kastil Nekan Kerajaan Dale jaraknya masih 5 hari perjalanan.

‘Dalam istilah Korea, aku hampir sampai disana. Karena "segera" artinya "masih membutuhkan waktu yang lama" sekarang, mereka mungkin akan mengerti meskipun aku terlambat.’

Kastil Herom!

Karena kerajaan tersebut berada pada posisi di perbatasan, itu adalah sebuah kastil penuh sesak dengan para Merchant yang bertransaksi di gudang barang. Sebagai hasil dari para player yang membeli memiliki gerobak dan barang­barang. Begitu riuh mengingatkan dia tentang pasar saat fajar.

Ada player­player yang habis­habisan pada harga saat mereka menawar, dan para Merchant yang tidak menurunkan harga sedikitpun sedang bertarung dengan sengit.

"Kenapa, gak peduli seberapa mata duitan­nya kau sebagai seorang Merchant, bagaimana bisa kau melakukan ini? Bagaimana bisa kau membeli barang­barang yang seperti anakku sendiri yang aku buat dengan begitu banyak penderitaan dengan harga segitu?"

"Dengar dulu. Tenang dulu dan dengarkan penjelasanku. Harga pasar barang­barang sekarang ini....."

"Harga pasar! Kau anggap apa barang­barang yang aku buat? Apa ada goresan pada barang­barang milikku? Atau kau mengatakan kualitas dari ruby ini rendah?"

Seorang Dwarf pendek tengah histeris. Tentu saja, identitas sejati dari Dwarf itu adalah Weed!

Dia menjadi seorang Dwarf keras kepala terhadap para Merchant pemula dan mematok harga.

Dia menjual ukiran permata pelengkap aksesoris dan patung­patung, dan bahkan hadiah dari para Dwarf. Sejujurnya, ketika dia menjual hadiah­hadiah yang dia terima di pesta perpisahan, dia merasakan tusukan­tusukan kecil dalam hati nuraninya.

‘Meski begitu, pasar sekarang ini telah berubah. Untuk hadiah­hadiah yang tidak aku perlukan, aku hanya bisa menganggapnya sebagai penerimaan sebuah sertifikat hadiah.’

Hadiah dari kebaikan hati!

Dia telah menerima kebaikan hati dari para pemberi hadiah dan berpikir itu sudah cukup bagus, dan menjualnya dengan harga keterlaluan sesuka hatinya.

Karena itu adalah barang­barang yang dijual oleh seorang Dwarf, kredibilitasnya tinggi dan kualitasnya juga bagus, tetapi karena dia bersikeras pada harga yang tinggi, transaksinya tidak terjadi dengan cepat.

* * *

"Ugh, kapan dia datang."

"Ini sudah sangat terlambat... Haruskah kita menyerah dan pergi sendiri?"

"Nggak bisa. Karena jika satu saja orang nggak ada dalam kelompok, kita nggak akan mendapatkan nilai."

Dibawah pohon tua di Kastil Nekan, sekelompok orang tengah menunggu seseorang.

Sebuah party yang terdiri dari 2 Swordsman, seorang Thief, Enchanter, Elemental Magician, dan Ranger!

Hegel meletakkan perisai yang dia bersihkan sampai berkilauan di tanah.

"Ini sudah lama sekali. Meskipun aku mengeluarkan Kudram's Shield untuk sebuah perubahan."

Kudram's Shield.

Sebuah perisai besar yang bisa menutupi seluruh tubuh, perisai itu memiliki defense lebih dari 70, dan memiliki efek memblokir serangan dengan bobotnya yang sangat berat. Choe Sang Jun meminjam armor dan perisai tersebut dari kakaknya, yang merupakan seorang anggota dari Guild Black Lion.

Ketika Rumi si Enchanter melihat perisai itu, dia berkata dengan wajah penasaran, "Sang Jun, bukan, Hegel, siapa yang memperkuat perisai itu?"

"Pengguna sihir terbaik di Kerajaan Haven, Perrier­nim yang melakukannya. Dia adalah Enchanter dari Guild Black Lion."

"Ah, orang terkenal itu yang melakukannya..."

Tatapan para anggota party itu terfokus pada Kudram's Shield.

Bahkan didalam Kastil Nekan, semua perhatian terfokus pada Hegel, yang berpakaian dalam equipment menakjubkan.

Di Benua Versailles, pada umumnya itu memungkinkan untuk menunjukkan kekuatan seseorang dengan equipment. Kekuatan serangan seorang Swordsman bisa menjadi kekuatan untuk mendukung

seluruh party, dan mereka juga bisa menjadi akar dari pemusnahan musuh.

Jika kau melihat Swordsman luar biasa, iri adalah hal yang wajar.

"Pasti bagus, Hegel."

"Itu benar­benar equipment yang membuat iri. Armor itu juga bukan sebuah item normal juga, kan?"

"Kalian tidak akan tau tentang item ini meskipun aku memberitahu kalian, karena ini adalah set Snake's Bantis Armor. Sepatu dan pauldron, dan helmnya adalah item satu set."

"Aku tak pernah mendengar tentang Bantis Armor."

"Tentu saja tidak, meskipun ini bukan sebuah item terkenal, tidak! Ini adalah armor yang begitu langka yang hanya orang­orang yang tau yang menggunakannya, jadi item ini tidak diketahui dengan baik. Namun kemampuannya lebih menakjubkan daripada senjata­senjata milik Norman."

"Itu lebih baik daripada senjata­senjata Norman?"

"Membandingkannya saja sudah mustahil."

Ketika Hegel membual tentang equipment itu, mata Selsia si Elemental Magician berkilauan.

"Dengan equipment seperti itu, benar­benar tak ada perlunya untuk menunggu."

"Hm?"

"Bukankah aku yang melakukan kebanyakan perburuan lagian? Maka ayo pergi."

"Tetapi jika hyung tidak datang, kita tidak akan mendapatkan nilai yang bagus..."

"Kita bisa pergi dulu dan menjelajahi terlebih dulu, tidak bisakah kita bertemu nanti?"

"Haruskah?"

Hegel memasang ekspresi tergoda. Dia juga ingin sekali buru­buru mencoba equipment yang dia pinjam dari kakaknya.

Swordswoman Bella juga membuka mulutnya.

"Lagipula tak banyak yang bisa dilakukan oleh seorang Sculptor dalam sebuah penjelajahan. Jadi meskipun dia tidak ada sejak awal, itu tidak akan banyak berpengaruh."

Dengan persetujuaan Bella, Hegel membulatkan pikirannya.

"Baiklah. Ayo kita pergi."

"Tetapi dungeon apa yang kau putuskan untuk di jelajahi?"

Orang yang telah mencari informasi tentang dungeon dan membuat pilihan adalah Hegel dan Nide.

Nide memberi jawaban pada pertanyaan itu.

"Dungeon itu tidak jauh. Jika kau melintasiPlain's Red Territory, sebuah hutan dengan pepohonan yang mengering akan muncul, pintu masuknya ada disana."

"Apakah itu sebuah dungeon terkenal?"

"Tidak, satu­satunya orang yang menemukannya kemungkinan adalah kita."

"Benarkah?"

Hegel melebarkan bahunya.

"Yep. Itu adalah sebuah lokasi yang Nide dan aku temukan dengan menyelidiki buku dari perpustakaan Kerajaan. Tentu saja, Nide adalah orang yang menemukan buku tersebut."

"Maksudmu itu adalah sebuah dungeon yang belum terbuka sebelumnya?"

"Kemungkinan besar kita akan menjadi yang pertama."

Jika mereka menemukan sebuah dungeon tersembunyi, bukan hanya Fame akan naik, tetapi mereka akan menerima exp 2 kali lipat.

"Bahkan jika disana ada jebakan, Nide bisa menonaktifkannya, dan aku bisa mengambil tanggung jawab untuk pertarungannya."

Rumi si Enchanter tampak khawatir pada pembicaraan tentang dungeon tersembunyi.

"Bagaimana dengan Weed­oppa? Jika itu adalah sebuah dungeon tersembunyi, seharusnya kita menunggu dan pergi bersama­sama?"

"Apa itu diperlukan? Kita bisa menyembunyikan buku dengan informasi dungeon tersebut pada pohon tua ini dan pergi. Biarkan dia melihat buku tersebut dan sekiranya menemukan jalan ke area sekitar pintu masuk."

"Tetapi karena dia tak bisa bertarung, dia mungkin tak akan bisa sampai."

"Dia seharusnya tidak seburuk itu. Jika tidak, dia tak akan bisa pergi ke Kerajaan Thor. Kalau begitu ayo pergi."

Hegel menggali tanah dan menyembunyikan buku tersebut.

Kamu membuang Buku Cerita Aneh milik Gildras

Mereka menyelesaikan persiapan mereka pada toko persediaan sederhana dan pergi menuju Plain's Red Territory.

* * *

Dengan penjualan barang­barang di Kastil Herom, si pelit Weed mendapatkan 35.000 gold!

"Kereta yang akan menuju Kerajaan Dale berangkat besok."

"Berapa biaya perjalanannya?"

"7 gold."

Meskipun dia berencana untuk pergi kesana dengan transportasi kereta, bukan hanya dia harus menunggu, harganya sangat mahal juga.

‘Percuma saja.’

Weed meninggalkan Kastil Herom dan pergi ke hutan yang jarang dikunjungi.

Hutan pemula dimana hewan­hewan kecil seperti burung dan tupai tinggal!

Chik chik.

Para tupai yang sedang mengumpulkan dan memakan buah ek, berkumpul diarea disekitar Weed. Meskipun mereka dekat, mereka tidak berpikir untuk turun dari atas pohon.

Jika dia adalah seorang Manusia, mereka tidak akan mendekat. Karena para Dwarf memiliki sifat tidak suka membunuh, mereka mendekat sedekat ini.

Jika dia adalah seorang Elf, mereka mungkin sudah mendekat dan menggosokkan wajah mereka pada dia. Itu karena para Elf yang memiliki afinitas dengan mahluk­mahluk alam adalah ras yang disambut dimana saja.

Kemudian.

Sembari berdiri tak bergerak, mantel Weed berkibar dan mengeluarkan cahaya terang. Wings of Light dipunggungnya telah terbuka lebar, menampilkan pesona yang megah.

Dedaunan yang tertumpuk ditanah tersapu ke udara, dan para tupai menutupi mata mereka karena cahaya yang terang tersebut. Weed membentangkan sayap tersebut dihutan dan meluncur keatas.

Sungai Verona yang mengalir dengan anggun disamping Kastil Herom tampak seperti saluran air. Kastil Herom, yang mana begitu penuh sesak ketika dia menjual barang­barangnya, sekarang tampak sekecil biji wijen.

Seorang Dwarf terbang diudara, ini adalah sesuatu yang tak pernah terdengar sebelumnya.

"Light Wing, ayo pergi!"

Wings of Light mengepak dengan anggun.

Karena dia tidak memiliki tubuh, Wings of Light hanya bisa bertahan dengan menempel pada tubuh lain.

Segera setelah Wings of Light terbuka lebar, dia bergerak dengan kecepatan yang cepat. Sebelum dia bisa menyesuaikan keseimbangannya, dia meluncur seperti sebuah peluru.

Akselerasi tersebut begitu luar biasa hingga itu bisa dinyatakan sebagai pergerakan instant!
Kamu terbang dilangit.

Wings of Light bisa mengerahkan 26% dari kecepatan maksimumnya.

Karena karakteristik ras Dwarf, kamu mungkin mengalami rasa pusing yang parah.
Sifat dari Dwarf adalah tak bisa menunggangi kuda atau kereta dengan baik!

Karena dia terbang dilangit, pinalti ras Dwarf tak diragukan lagi akan mengeluarkan pengaruhnya. Seperti ketika dia meneguk bir dan jatuh, rasa pusingnya menjadi semakin parah.

Weed mengetahui cara yang paling sederhana untuk memecahkan masalah ini. Dia hanya harus membatalkan Sculptural Shapeshifting!

Namun, Weed masih menyukai tubuh dari seorang Dwarf. Staminanya bagus, dan efek tambahan diberikan pada skill Handicraft, jadi dia masih belum mau membatalkannya.

"Seharusnya tak masalah jika aku bisa menahannya."

Saat dia mengepakkan Wings of Light seperti seorang malaikat, Weed mengarahkan dirinya ke barat daya dan meluncur.

Entah itu pegunungan atau perbukitan, dia melewati semuanya dengan cepat di langit.

Kadang­kadang dia meluncur kearah jurang atau puncak gunung, jadi ada saat­saat ketika dia berada dalam keadaan yang berbahaya. Itu adalah keadaan darurat yang disebabkan oleh terbang dengan rasa pusing dan mabuk!

Itu adalah sebuah penerbangan dengan kecepatan yang luar biasa hingga dia harus menyesuaikan jalurnya untuk menghindari elang­elang yang akan dia tabrak.

* * *

Party Hegel melintasi tanah pasir merah dan pergi melewati Forest of Dead Trees. Tanpa satupun daun, sebuah hutan dengan perasaan menakutkan.

Itu adalah sebuah hutan yang mana tak akan aneh jika hantu muncul setiap saat.

Nide si Thief, yang memiliki banyak pengalaman bepergian di Benua Versailles, berbicara.

"Kalian jangan berkeliaran disini pada malam hari. Ketika malam tiba, meskipun hanya sesekali, Growler ganas muncul dan berkeliaran di hutan."

Pada perkataan itu, Rumi memasang ekspresi ketakutan. Hanya membayangkan para Growler muncul dari dalam hutan dan mengangkat kapak atau tombak bambu kearah dirinya sudah membuat dia ketakutan.

"Jika kita bertemu mereka, kita kemungkinan tak bisa melarikan diri?"

"Ya. Jika kita bertemu Growler pada malam hari, kita tak punya pilihan selain menyerahkan hidup kita."

Mereka berhasil menemukan dungeon tersebut setelah berjuang mencari diantara pepohonan tersebut untuk waktu yang lama. Pintu masuknya dipenuhi dengan tanah dan bebatuan, dan terkubur bersama dengan tulang­tulang hewan.

"Ayo masuk."


Saat Hegel pergi ke pintu masuk duluan, anggota party yang ragu­ragu sebentar mengikuti dia masuk.