Chapter 20: Rencana
Bertemu
City of Flower
Paradise
"Skeleton sialan!"
Fatty, Qilin dan Asia bersembunyi dibalik dinding-dinding bangunan.
Mereka bertiga berkonsentrasi mengintai dan mengamati monster-monster
yang ada di City
of Flower Paradise.
"Aaaahhh! ini sangat membosankan tanpa Anonim."
"Haaaaaaaa." Asia mengeluarkan desahan berat.
"Aku berharap pinalti kematiannya cepat berakhir, terasa
membosankan selalu mengamati." Qilin mengeluh
"Berhenti mengeluh."
Tak peduli apa yang kau lakukan, berburu dengan Anonim sangat
menyenangkan. Ketegangan dan kesenangan melakukan sesuatu yang signifikan
menciptakan perasaan kepuasan.
Karena itu ketika Anonim tidak ada rasanya sangat membosankan.
Fatty tiba-tiba berkata.
"Karena Anonim masih belum bisa login, kenapa kita tidak bertemu di
kehidupan nyata?"
"Apa?"
"Kita bisa saling bertemu dan membicarakan hal ini di realitas!
Kenapa kita tidak pergi dan berkumpul bersama?"
"Aku tak yakin apakah itu adalah ide yang bagus."
"Kenapa tidak. Saling bertemu di kehidupan nyata akan sangat
bagus."
Itu adalah sebuah kesempatan langka untuk berbicara bersama pasti akan
sangat menyenangkan.
Asia dan Qilin saling menatap.
Bertemu dan berbicara di kehidupan nyata adalah sebuah cara yang bagus
untuk menghabiskan waktu. Tak perlu dikatakan lagi, Asia dan Qilin setuju.
"Kedengarannya bagus."
"Benar Asia, aku juga ingin bertemu denganmu di dunia nyata."
Qilin mengatakan kepada Asia.
"Ya, aku juga."
Karena dia mendapatkan persetujuan Asia, Qilin berkata.
"Kita harus mengajak Anonim?"
"Bukankah sudah jelas, Tentu saja dia harus ikut."
****
Vetra Nabatea pergi ke kelas di lantai dua, dan menemukan tempat
duduknya. Itu adalah satu di dekat jendela, di baris kedua dari belakang. Dia
tahu jalannya dengan baik, jadi dia sampai di tempat duduknya dengan cepat dan
menjatuhkan tas sekolahnya di atas meja.
Satu minggu telah berlalu.
Masa ujian telah selesai.
Vetra telah fokus belajar selama beberapa minggu terakhir, dia menemukan
bahwa 98% pilihan ganda dan pertanyaan-pertanyaan kosong ada pada hal-hal yang
telah dia pelajari. Dia tidak mengalami kesulitan untuk menjawabnya.
Vetra telah menyelesaikan pertempuran yang bisa menentukan masa
depannya, dan dia merasa bahagia dan gembira!
Panas terik hari ini tidak bisa mengurangi kebahagiaan Vetra.
"Selamat pagi Vetra, apa rencanamu untuk liburan sekolah ini?"
Kegembiraan Vetra memudar saat dia melihat seorang gadis tinggi dengan
kulit putih tiba-tiba berdiri di depannya. Menunjukkan giginya yang putih, dia
tersenyum kearahnya seperti sinar mentari.
Pada saat ini atmosfir kelas langsung berubah, Vetra seoleh-olah
merasakan tatapan anak laki-laki yang seolah-olah bisa membunuhnya, tapi gadis
polos ini tampak tidak merasakannya dan terus tersenyum.
Pada saat itu, Vetra merasa waktu diam dan semua suara hilang. Yang dia
ingin hanyalah cepat-cepat menghindar dari bencana di depan matanya.
Vetra memandang gadis itu dan berkata.
"Pagi Eriana! Aku mungkin akan tinggal dirumah dan bermain game
sepanjang hari." jawab Vetra acuh tak acuh
"Eh benarkah? kau hanya akan bermain game saat liburan?" tanya
Eriana heran
"Ya."
Vetra menjawab singkat, dia hanya ingin cepat-cepat terhindar dari gadis
ini.
"Dia adalah maniak game Eriana!"
"Betul, betul dia tidak memiliki pekerjaan lain selain bermain
game."
"Menjauhlah darinya Eriana, hati-hati dia akan mengeluarkan skill
dan menyerangmu."
"Haha hahaa..."
Tawa siswa dikelas mengejek Vetra.
Apa sih, bukankah kalian juga bermain game? setiap hari bukankah kalian
selalu berbicara tentang High Avatar kelas? Vetra berkata dalam hatinya
mencemooh teman-teman sekelasnya.
"Jangan pedulikan ucapan mereka Vetra." kata Eriana
Julia yang berada di belakang Eriana memperingatkan sahabatnya.
"Eriana guru akan segera datang."
"Ya, baiklah."
Eriana kembali ke kursinya dan duduk.
"Haaaaaaaaaaa..."
Melihat Eriana pergi, Vetra menghembuskan napas lega.
Dalam waktu kurang dari lima menit, bel berbunyi. Dan seorang guru
perempuan masuk kedalam kelas.
****
Saat ini akhir sekolah sebelum libur panjang, hari ini wali kelas
membagikan hasil ujian. Di bawah tatapan seluruh siswa, wali kelas memanggil
para siswa satu persatu dan memberikan raport mereka.
Setelah menunggu lama.
"Vetra Nabatea!"
Sebuah suara memanggil terdengar dari mulut wali kelas, Vetra bangkit
dari kursinya dan berjalan menuju wali kelas untuk menerima raportnya.
Nilai rata-rata C+... Lulus!
Supaya Vetra tidak salah mendengar, dia membuka raport dan melihat nilai
ujiannya: B, C, C, B, C, C, C...
Itu benar, nilainya tidak ada D atau dibawahnya.
Tidak diragukan lagi dia telah melampaui nilai minimum.
Vetra sangat gembira. Dia tidak perlu kembali kerumah dan bisa
menunjukkan ke orangtuanya, walaupun nilainya tidak cukup baik. Tetapi ini
sudah cukup, dia naik kelas.
"Saya bersyukur kalian semua tidak ada yang tertinggal dikelas ini.
Mulai hari ini, kalian bukan lagi siswa kelas 1..."
"Kita akan bertemu lagi setelah libur sekolah dan selama liburan
saya berharap kalian semua akan tetap rajin belajar."
Setelah mengucapkan beberapa kata-kata semangat, wali kelas siap
berjalan meninggalkan kelas.
"Bu, tunggu!"
Mendengar teriakan salah satu siswa guru tersebut behenti.
"Ya, ada apa?"
"Anda belum memberitahu kami berapa lama libur sekolah, kan?"
"Maaf, maaf saya lupa... libur selama dua minggu, kalian akan masuk
lagi pada tanggal 1 Juni." kata wali kelas memberi tahu
"...Dan apa ada pertanyaan lagi?"
"Tidak."
"Oke, kalau begitu kelas dibubarkan. Selamat berlibur."
Wali kelas meninggalkan kelas.
Kelas sudah berakhir, libur panjang dimulai. Vetra tidak mau
menyia-nyiakan waktu dikelas dan mendapat bencana. Dia berdiri dari bangkunya
dan langsung meninggalkan kelas.
Vetra berjalan keluar meninggalkan sekolah.
Ding Dong!
Saat berada di gerbang sekolah, suara Handphonenya berbunyi. Dia
mengambil Handphone dari saku dan membuka layarnya.
Dia mendapat mendapat sebuah pesan di grup CC.
Gebita Maia: "Anonim! Anonim! Anonim!"
Vetra Nabatea: "Ada apa?"
Gebita Maia: "Aku ingin bertemu di kehidupan nyata. Asia dan Fatty juga,
bagaimana menurutmu?"
"....."
Vetra linglung membaca pesan di layarnya.
Vetra tidak berpikir bahwa mereka akan mengusulkan hal ini. Bagi dia,
sudah cukup untuk berteman didalam permainan, tidak perlu bertemu di kehidupan
nyata.
Vetra jarang pergi keluar dan berkumpul bersama teman-temannya. Ya, itu
karena dia tidak memiliki teman sih.
Ding Dong!
Pesan lain muncul, itu dari Asia.
Arisaema: "Benar, kupikir itu akan lebih bermakna jika kita
pergi bersama daripada hanya bertemu didalam permainan."
Vetra membalas pesan, dia membuat alasan dan menolaknya.
Vetra Nabatea: "Aku sibuk dan memiliki banyak pekerjaan yang harus
dikerjakan."
Ding Dong!
Ding Dong!
Ding Dong!
Dalam sekejap pesan balasan langsung memenuhi grup CC.
Gebita Maia: "Kau harus datang. Titik!"
Alan Wu: "Jika kau tidak datang, ketika kau sudah bisa
online maka kami akan PK kau sampai mati. Setiap hari!"
Arisaema: "Hehee, Aku juga berpikir itu akan menyenangkan
seperti kata Fatty."
Balas Asia juga ikut mengancam.
Pada poin itu, jika Vetra yang merupakan pusat dari kelompok mereka
tidak datang, maka itu tidak akan menyenangkan.
"....."
Vetra tertekan membaca isi pesan obrolan. Semuanya menyemangati dia
untuk datang, ya lebih tepatnya mengancam dia.
Dia menyadari bahwa mereka benar-benar ingin bertemu. Itu akan sangat
memalukan jika dia menolak sekarang.
Setelah berpikir, dia mengirim pesan.
Vetra Nabatea: "Oke. Apa tidak apa-apa kita bertemu besok?"
Ding Dong!
Balasan instan.
Arisaema: "Tidak apa-apa, asalkan kau datang."
Gebita Maia: "Ini adalah kesempatan bagus, aku tidak sabar ingin melihat wajah
kalian."
Alan Wu: "Dia telah setuju, jadi jam berapa kita
berkumpul?"
Gebita Maia: "Bagaimana jika pukul 04.00 sore?"
Arisaema: "Aku tidak ada masalah."
Alan Wu: "Aku juga."