LMS Vol 15 Chapter 7 Bahasa Indonesia


Volume 15 Chapter 7 ­ Keingintahuan Smith 


Weed kembali ke Kastil Nekan dengan wajah lesu.

Perburuan tanpa istirahat didalam Dungeon Kramado!

Dia masih bisa mendapatkan level dan item­item yang lumayan banyak, tetapi dengan rasa lelahnya, dia menimbulkan kutukan kerja yang berlebihan dan jatuh kedalam kondisi kritis. Vitality dan statistik miliknya saat ini bahkan tidak sampai ⅓ dari aslinya.

Weed memasuki sebuah bar setelah membeli kacang, bawang merah dan bawang putih.


"Beri aku satu setengah bir!"

Dia memesan bir dan meneguknya.
Sejumlah kecil Vitality telah dipulihkan.

Kamu berada dalam kondisi Overwork yang parah.
Dia merasa dia bisa hidup sekarang.

‘Bukan hanya perburuan, festivalnya juga melelahkan.’

Festival pertama dari kehidupan kampusnya dan itu membosankan bagi dia!

‘Aku tak bisa bersantai seperti orang lain ketika waktunya menghasilkan uang. Jika aku makan apapun yang ingin aku makan, memainkan segala yang ingin aku mainkan, dan melakukan apapun yang aku inginkan seperti orang lain, maka kapan aku bisa menghasilkan uang?’

Jaman sekarang, bahkan anak kecil tau tentang kesenjangan antara si kaya dan si miskin.

Dalam sudut pandang Weed, anak kecil yang datang ke TK naik mobil luar negeri yang dikendarai orang tua mereka, penuh dengan kepercayaan diri dan martabat. Namun, anak kecil yang datang naik bis sekolah agak terintimidasi.

"Kau...."

"Huh?"

"Kau menggunakan bolpoin Monami[1] untuk menulis."

"Mamaku di phk... Bulan depan, aku akan menggantinya dengan pena buatan Jepang."

Itu adalah percakapan antara anak­anak TK dari mimpi Weed.

Kenyataannya, memiliki uang atau tidak, menghasilkan perbedaan bahkan dalam hal yang kecil.

Ketika memakan makanan pada nampan makan siang mereka, seorang anak kecil dari keluarga kaya akan mencelupkan sosis mereka kedalam kecap dan memakannya duluan. Tetapi anak­anak dari keluarga miskin memakan touge atau sayur­sayuran mereka duluan.

Obsesi bahwa sosis perlu disimpan untuk yang terakhir.

Lee Hyun mengakui perasaan rendah dirinya.

‘Anak­anak yang tumbuh dengan meminum susu putih tak akan pernah sama dengan anak­anak yang tumbuh dengan meminum susu strawberi.’

Teori tulusnya pada susu strawberi telah melekat dalam hatinya!

Saat dia meminum bir'nya, Weed teringat hal­hal yang terjadi dalam festival.

Konser langsung Jeong Hyo Lynn berlangsung sampai subuh.

Konser itu terus berjalan saat encore terus diteriakkan, dan karena dia memeluk tangan Lee Hyun, Lee Hyun harus terus bersama dia.

‘Dan bukan hanya itu saja.’

Jika itu berakhir disana, vitalitasnya tidak akan begitu kelelahan seperti ini.

* * *

Dihari terakhir dari festival, para senior berbicara pada Seoyoon.

"Seoyoon, kamu harus menikmati festival juga. Apa kamu hanya akan berkerja disini saja?"

90% dari pelanggan kedai datang untuk melihat dia, tetapi para seniornya memberi dia kebebasan.

"Setidaknya keluarlah dan melihat­lihat. Semua orang harus berpartisipasi dalam festival bersama­ sama. Apa ada seseorang yang ingin kamu ajak keluar dan bermain?"

Sebagai tanggapan pada niat baik para seniornya, Seoyoon secara reflek menatap Lee Hyun.

Lee Hyun segera tersenyum cerah untuk dia.

"Baiklah. Jangan khawatir tentang kedai dan nikmatilah festivalnya."

Kedai itu sukses dan karena pesanan berjalan dengan baik, tampaknya hampir tak ada bahan­bahan yang tersisa. Jika mereka menutup lebih awal pada jam 8 malam, dia bisa pulang dan log in ke Royal Road.

Lee Hyun adalah seseorang yang akan menolak meskipun itu adalah kencan dengan Seoyoon jika dia punya 2 jam untuk di habiskan di Royal Road.

"Lee Hyun."

Tentara cadangan yang kembali dari pasukan tidak melewatkan masalah yang sensitif.[2]

"Ya. Seonbae."

"Meskipun kami tak bisa mempercayainya, sepertinya Seoyoon menginginkan kamu. Pergilah pandu dia berkeliling festival."

Karena dia tak bisa menolak para pasukan cadangan seniornya, Lee Hyun dipaksa untuk mengambil peran sebagai pemandu festival.

"Argh, aku iri pada dia."

"Ah, aku bisa memandumu dengan baik juga...."

Ditengah­tengah kecemburuan dari para senior dan para pelanggan, Lee Hyun dan Seoyoon meninggalkan kedai itu bersama­sama.

Dia berganti dari gaun pernikahan ke pakaian santai, tetapi kecantikannya masih cukup untuk membuat mata dari para laki­laki yang datang untuk melihat festival melompat keluar. Para pria yang melewati mereka melihat kebelakang lagi dengan ekspresi tak percaya dan tidak bergerak.

"Haruskah kita pergi?"

Lee Hyun tiba­tiba memegang tangan Seoyoon.

Jeong Hyo Lynn suka berpegangan tangan sampai pada poin tidak mau melepaskannya, jadi dia memegang tangan Seoyoon duluan, yakin bahwa Seoyoon kemungkinan tidak akan tidak menyukainya. Itu bukanlah keberanian yang jantan, tetapi festival itu penuh dengan kerumunan orang, jadi alasan utamanya adalah bahwa mereka sepertinya akan terpisah jika mereka tidak berpegangan tangan.

"....."

Lembut dan halus, tangannya tenyata hangat.

Dia merasa tubuh Seoyoon menjadi kaku setelah dia memegang tangannya, tetapi dia segera rileks. "Apa ada sesuatu yang ingin kamu lakukan?"
Ketika Lee Hyun bertanya, Seoyoon tidak bisa menjawab.

Meskipun suaranya tersendat setiap kali waktunya berbicara, itu juga karena dia tak pernah berkeliling festival kampus sebelumnya.

"Kalau begitu aku akan memandumu."

Lee Hyun pergi untuk bermain Whack­a­Mole bersama Seoyoon karena harganya tidak terlalu mahal dan reaksinya cukup bagus ketika dia memainkannya bersama Jeong Hyo Lynn.

Para mahasiswa dari permainan tikus yang telah melihat Lee Hyun sebelumnya tengah sebal. "Argh...."
"Itu pria yang sama dengan yang kemarin."

"Seonbae! Pria itulah yang datang bersama Jeong Hyo Lynn­ssi kemarin... Dan hari ini dia bersama Seoyoon­ssi."

Orang­orang dari permainan tikus itu tak bisa menyembunyikan rasa cemburu mereka yang meluap­ luap.

Seolah­olah itu masih belum cukup bahwa dia bersama Jeong Hyo Lynn kemarin, jadi hari ini dia membawa Seoyoon.

Terlebih lagi, perilaku Lee Hyun sangat sangat menjengkelkan.

‘Kemarin ketika Jeong Hyo Lynn menggandeng tangannya, dia bertindak seolah­olah dia malu... tetapi hari ini dia secara antusias memegang tangan Seoyoon­ssi.’

‘Bajingan tengik.’

‘Dia adalah playboy diantara semua playboy.’

Para tikus muncul penuh kemarahan.

"Kamu harus memegang palu plastik ini dan memukul mereka." Dengan saran Lee Hyun, Seoyoon mengangkat palu plastik itu.
Pyok pyok pyok pyok pyok pyok pyok! (Suara palu plastik memukul tikus) Itu sangat berbeda dari bermain dengan Jeong Hyo Lynn yang kikuk.
Bahkan sambil memegang tangan Lee Hyun, Seoyoon tidak melewatkan satupun tikus dengan serangannya yang cepat.

Dibandingkan dengan kepribadiannya yang sederhana, kemampuan atletiknya tidaklah normal. Setiap kali mereka terpukul oleh palu plastik itu, para tikus itu merasa sedih.

‘Itu tak akan tidak adil jika itu adalah seorang pria dengan wajah yang tampan atau memiliki banyak uang.’

‘Pesona macam apa yang dimiliki pria biasa seperti itu....’

Mereka juga pergi untuk menembak boneka. Berkat pengalaman kemarin, dia bisa dengan mudah menjatuhkan boneka nuri dan boneka kiwi.

"Hadiah."

Lee Hyun memberi Seoyoon boneka nuri sebagai sebuah hadiah.

"Aku harus memberikan boneka yang satunya sebagai hadiah untuk adikku, jadi kamu hanya bisa mendapatkan 1."

"....."

Seoyoon memegang boneka nuri itu erat­erat ditangannya.

Karena itu adalah hari terakhir dari festival, Lee Hyun membawa Seoyoon untuk melihat­lihat festival sampai larut malam.

Mereka terjebak dalam pemandangan yang banyak orang menatap mereka dengan penampilan heran saat mereka berjalan­jalan ke berbagai acara.

Seoyoon tidak mengeluarkan tawa berseri­seri, tetapi dia tersipu merah cerah. Ketika melewati tempat yang ramai, dia pergi ketempat dimana Lee Hyun memimpin dia, dan dia bahkan memegang tangan Lee Hyun erat­erat.

"Apa kamu mau menari?"

Lampu­lampu menyala terang di halaman dimana panggung utama berada.

Lagu balada sedang bermain dan para pasangan menari, jadi Lee Hyun juga menanyai Seoyoon apakah dia ingin menari.

Seoyoon mengangguk ringan, dengan wajah yang berwarna merah cerah.

Lee Hyun memegang tangannya dan mendekatkan dia lebih dekat.

Tubuh mereka bergerak secara alami mengikuti alunan musik.

Lagu itu tidaklah sulit untuk menari mengikutinya, tetapi mereka berdua kikuk. Mereka tak bisa menentukan siapa yang akan memimpin, jadi mereka berdua beberapa kali saling menginjak kaki masing­masing.

"......"

Lee Hyun sangat gelisah karena dia tidak tau kapan Seoyoon akan meledak.

* * *

"Festival terkutuk itu akhirnya berakhir. Sepertinya aku bisa kembali rutinitasku yang biasanya sekarang."

Setelah meminum birnya, dia merenggangkan diri dan menguap.

Itu sangat menenangkan dan restoratif ketika berada dalam keadaan Overwork. Sembari berada dalam tubuh Dwarf, meminum bir dan beristirahat memiliki efek yang besar.

‘Ketika tubuhku kembali normal, kupikir itu akan menjadi waktu yang tepat untuk membatalkan Sculptural Shapeshifting.’

* * *

Masing­masing ras memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri­sendiri. Para Dwarf memiliki keuntungan dalam hal Vitality dan Endurance, tetapi karena anggota tubuh mereka pendek, mereka cukup dirugikan dalam pertempuran yang sebenarnya. Jika seseorang tak bisa beradaptasi dengan cepat, itu saja akan membuat pertarungan menjadi lebih sulit.

Para Barbarian memiliki kemampun fisik terbaik. Dengan tubuh mereka yang tinggi dan kekuatan otot mereka, membuat tubuh mereka yang terbaik untuk menjadi seorang Warrior. Namun, mereka tak bisa menggunakan Mana dan memiliki kerugian mudah tergoda oleh pesona.

Para Manusia bisa dikatakan berada tepat dipertengahan. Mereka bagus dalam menggunakan kekuatan suci atau sihir dan saling menutupi poin­poin lemah mereka ketika berburu dengan party.

Ras­ras spesial seperti Orc, Elf, Peri, atau Hobgoblin juga populer, tetapi yang paling umum dipilih adalah ras Manusia.

Mereka juga menduduki kerajaan­kerajaan terbesar dan memberikan pengaruh terbesar pada Pusat Benua.

"Mereka mengatakan pasukan Demonic Spirit yang dipimpin Daymond saat ini terlibat dalam pertempuran dengan pasukan sekutu di Odein."

"Benteng Odein menunjukkan kekuatannya, kan?"

"Mungkin! Bukankah benteng itu terkenal tak bisa ditembus. Kemungkinan akan sulit untuk menerobos barisan pertahanan Benteng Odein bahkan jika mereka adalah Demonic Spirit raksasa."

Saat Benua Versailles jatuh kedalam kekacauan, pasukan persekutuan berkumpul di Benteng Odein untuk memblokir Daymond dan Demonic Spirit miliknya.

Lebih dari 100.000 pasukan sekutu telah berkumpul di satu tempat, dan 100.000 pasukan bala bantuan yang lain berkonsentrasi menyerang mereka dari belakang.

Hanya fakta bahwa 10.000 mantra serangan diluncurkan dari Benteng Odein setiap kali para Demonic Spirit menyerang itu saja sudah mengagumkan!

"Para pahlawan, datanglah ke Benteng Odein!"

"Kami menyambut para Mage untuk bergabung dalam peperangan."

Guild Empire of prosperity berada di Benteng Odein, termasuk para tentara bayaran yang berkumpul. Mereka berjuang mati­matian karena wilayah mereka akan direnggut dari mereka jika para Demonic Spirit bisa menembus Benteng Odein.

Bahkan para player tanpa nama yang berlevel tinggi juga bergabung. Karena tentara bayaran dalam jumlah yang besar ikut serta, perhatian Benua Versailles terfokus pada Benteng Odein.

Pertempuran­pertempuran luar biasa terjadi setiap hari di dinding Benteng Odein sampai pada poin sulit untuk membuat prediksi dari pemenangnya.

Ketika para Demonic Spirit memanjat dinding, kekalahan pasukan sekutu telah diprediksi. Namun, para Demonic Spirit ditekan mundur oleh semangat juang yang besar dari para tentara bayaran, Warrior, dan Knight.

Pasukan sekutu bisa menekan mundur Pasukan Kebangkitan, tetapi dengan segera para Demonic Spirit tambahan bergabung dalam pertempuran dan pasukan sekutu harus mundur kembali ke Benteng Odein.

Pertempuran­pertempuran dari pasukan reguler dari setiap kerajaan dikerahkan sebagai pasukan ekspedisi untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Pasukan Kebangkitan juga sedang memanas.

Para Dark Gamer masuk kedalam Benteng Odein dengan pedang menggantung di pinggang mereka, sehingga pasar untuk senjata, armor, dan barang­barang pertempuran meroket.

Seluruh Benua Versailles tengah kacau karena kelanjutan dari apa yang bisa disebut perang skala besar yang pertama.

* * *

Weed mengeluarkan Statue of Death dari dadanya.

Ini adalah hadiah yang dia dapatkan dengan mengalahkan Death Hand di Kuruso. Itu adalah sebuah item yang dia curigai berkaitan dengan quest berantai yang lain.

"Itu mungkin bukan sebuah quest yang berkaitan dengan Pasukan Kebangkitan, kan?"

Tingkat kesulitan untuk memenangkan pertandingan melawan Death Hand sudah cukup tinggi. Dia tak akan punya kepercayaan diri akan kemenangannya jika dia membuat sebuah patung normal dari kayu atau batu bukannya sebuah patung cahaya.

"Ini adalah sebuah patung iblis memegang sabit...."

Penampilan dari patung tersebut menghasilkan kecurigaan yang cukup besar.

Pasukan Kebangkitan pertama kali muncul di tempat yang tak jauh dari Morata. Karena para petualang menemukan lokasi asli dari Order of Resurrection, bentuk dari simbol mereka terungkap.

Simbol itu tampak sama persis dengan patung yang Weed pegang.

Itu buruk bagi Weed jika patung itu memiliki hubungan dengan Pasukan Kebangkitan!

Dia tak pernah berpikir itu mungkin menjadi sebuah quest untuk bertarung melawan Pasukan Kebangkitan yang melawan 100.000 pasukan sekutu.

"Tentunya itu tak akan menjadi sebuah quest yang konyol...."

Ekspresi Weed menjadi serius.

Dalam kebenarannya, Weed tak pernah bisa menyelesaikan sebuah quest yang sulit dan konyol tanpa pengorbanan apapun.

Meskipun keseriusannya semakin jelas pada ekspresi Dwarf berwajah lesu, hal itu membuat keadaannya yang menyedihkan semakin buruk.

Seorang karyawan mendekati dia.

"Pelanggan."

"Ya?"

"Tuan Merchant yang disebelah sana memberimu satu kendi bir untuk diminum."

"......"

Sikap menyedihkannya telah bertindak sejauh menimbulkan rasa simpati!

Itu adalah Weed, yang memiliki keyakinan, kekuatan, dan karisma yang jauh dari apa yang dimiliki pahlawan.

Setelah melambaikan tangannya untuk mengekspresikan terimakasihnya, Weed meminum bir itu.

Tubuhmu menjadi loyo.

Tidur akan meningkatkan kecepatan pemulihan dari rasa lelah.


Tubuhnya yang kelelahan dan tersiksa terus menuntut istirahat.

"Meskipun itu adalah sebuah quest yang sulit, jika aku menghindarinya, aku tak akan bisa melangkah maju. Pada dasarnya, itu karena aku berhasil menyelesaikan quest­quest sebelumnya yang diberikan Order of Freya hingga aku berada dimana aku sekarang ini."

Pertempurannya dengan Death Knight Van Hawk, Vampire Lord Tori, peperangan melawan Lich Shire dan Immortal Legion, dan bahkan menjadi Lord of Morata semuanya berkaitan dengan quest­quest yang telah dia selesaikan.

Jika dia tak bisa menemukan Helain Grail di City of Heaven, Lavias, dia mungkin menjadi seorang Dark Gamer yang hanya tau bagaimana caranya berburu.

Bahkan sebelum itu, jika dia tidak menerima quest dari Sage Rodriguez, dia mungkin menjadi seorang Warrior atau seorang Knight dan berkembang secara normal.

Besi menjadi lebih kuat semakin kau mengeraskannya.

Entah itu peningkatan Fame miliknya lebih cepat daripada orang lain dengan menjadi seorang Sculptor atau kesulitan yang dia hadapi saat dia mendapatkan teknik­teknik memahat, semuanya adalah kejadian berharga yang berkaitan.

Dia tak mau menghindari quest apapun.

‘Bahkan jika itu benar­benar sulit, aku tak akan tau sebelum aku mencobanya. Tak akan ada hasil yang keluar dari hal itu jika aku hanya menghindarinya.’

Weed menggunakan skill miliknya dengan tekat yang sudah bulat.

"Identify!"

*Ding*

Skill mu gagal.

Kamu gagal mengidentifikasi item karena kurang berkonsentrasi.


"......"

Dia benar­benar kecewa.

Rasa lelahnya yang ditingkatkan alkohol membuat penggunaan skill miliknya gagal.

"Identify!"

*Ding*

Skill mu gagal.

"Identify!"

*Ding*

Skill mu gagal.

"Identify!"

*Ding*
Kotak mainan kayu

Penampilan mainan itu telah terkotori oleh tanah.

Ukuran itu sesuai untuk dimainkan anak­anak.

Nilai Artistik: Terlalu memalukan untuk disebutkan.

Efek: kamu bisa menghentikan tangisan anak kecil.


Seorang anak berusia sekitar 7 tahun dengan permen dimulutnya meninggalkan sebuah mainan tersembunyi dibawah pagar.

"Hyung pasti tak bisa mengetahui tentang ini, karena hyung akan mencuri mainanku lagi. Hyung selalu mengambil mainanku dan merusaknya. Dia benar­benar hyung yang buruk."

Anak itu menyembunyikan mainnya sambil menggumamkan komentar buruk tentang kakaknya. Itu adalah pemandangan komunikasi yang menghangatkan hati diantara keluarga.
Kotak kayu itu disembunyikan diantara duri­duri dibawah pagar, jadi mainan itu tak akan menonjol. Kemudian, Death Hand melihat mainan itu saat dia lewat dan mengambilnya.
"Ini adalah... sebuah kotak kayu yang layak digunakan."


Lost Toy (mainan yang hilang)

Sebuah mainan milik anak laki­laki bernama Brave, yang tinggal di Desa Hagen di Kerajaan Sur.

Jika kamu mengembalikan mainan ini pada Brave, dia akan memberimu salah satu permen miliknya yang berharga.

Tingkat Kesulitan: F

Hadiah: permen milik Brave

Persyaratan Quest: jika bermain denngan mainan itu bukannya mengembalikannya dan tertangkap oleh anak kecil, kamu akan menghasilkan Infamy yang besar dan menerima gelar 'Toy Snatcher' (perampas mainan).
"GACK!"

Dia begitu terkejut hingga dia sepenuhnya tersadar dari rasa mabuknya.

Sebuah patung yang dia identifikasi dengan tekad yang tegas tak menghasilkan apa­apa selain quest tingkat kesulitan F.

"Dari semua tempat, aku harus pergi ke Kerajaan Sur... Malang sekali nasibku."

Itu menjengkelkan untuk menemukan tempat itu hanya untuk menyelesaikan quest kecil.

"Sebuah permen....."

Weed mendesah dalam­dalam.

Meskipun dia biasanya menghindari quest­quest biasa dan menjengkelkan, karena dia telah mendengar rumor­rumor buruk tentang quest­quest itu, dia tak pernah menyangka sebuah permintaan langka dari Kerajaan Kuruso adalah sebuah quest kelas F.

"Tetapi karena aku bisa sampai disana dengan cepat jika aku terbang... Itu sedikit lebih baik."

Terbang hanya memungkinkan jika dia pulih dari kelelahannya. Jika dia menabrak karena aliran Mana miliknya terputus ketika dia sedang terbang di udara dengan kutukan Overwork, maka hal itu akan mengarah pada kematiannya.

Weed memutuskan untuk beristirahat sambil meminum bir.

"Biaya bir yang harus aku bayar sudah sejauh.... Ack!"

Dia meminum birnya sambil mengupas kacang dan mengupas bawang merah dan bawang putih.

Tak peduli apa yang dia lakukan, tak ada waktu untuk kemewahan atau kesenangan apapun. Bahkan saat dia meminum bir di kedai, dia berniat untuk memulihkan pengeluarannya.

* * *

Desa Hagen, sebuah desa yang terkenal akan bahan­bahan kuenya!

Produk utama kota itu adalah tebu, tepung terigu, buah kenari, anggur, jagung, dan semacamnya. Kualitas produk itu dibuat untuk menarik para koki. Sekarang, kue, biskuit, dan wine manis buatan sendiri terjual laris.

Itu adalah sebuah kota yang secara sengaja dicari para pasangan untuk menikmati suasana romantis.

"Oppa, makanlah yang banyak!"

"Sayang, sayang harus makan yang banyak juga. Haruskah aku menyuapi mu?" (Guah... Kalimat yang bikin penerjemah merasa enek.)

Pasangan­pasangan tersebar dimana­mana seperti kecoak!

Weed mengabaikan mereka dan berjalan dengan tingkat bahu seperti seseorang yang memiliki kekasih, seorang pria yang datang untuk membeli kue untuk pacarnya.

"Lihatlah sebentar kue­kuenya sebelum kau pergi!"

Dia juga tak lupa untuk melirik barang­barang yang dijual para penjual keliling.

Sambil berkeliaran, dia berbicara pada bibi­bibi yang dia temui.

"Apa kau mengenal seorang anak bernama Brave?"

Om­om mungkin tak mengetahui sesuatu seperti nama­nama dari anak­anak. Namun, dia memiliki perasaan bahwa bibi­bibi yang punya anak dengan usia yang sama akan memiliki peluang yang lebih tinggi tentang mengetahui nama anak.

"Brave? Ya ampun, apa dia membuat masalah lagi?"

"Apa?"

"Dia nakal dan suka iseng dikota. Dia tak pernah memperhatikan apa yang dikatakan orang­orang dewasa. Anakku tidak seharusnya bermain dengan anak itu, tapi...."

"Dimana aku bisa bertemu Brave? Aku punya sebuah mainan yang harus dikembalikan pada anak itu."

"Ini masih baru saja malam, jadi itu akan sulit untuk menemui dia bahkan jika kau mengunjungi rumahnya... Kau akan bisa menemui dia jika kau pergi ke gang atau tempat bermain."[3]

Ini adalah sebuah kota kecil, tetapi menemukan Brave tidaklah mudah. Meskipun dia mencari diseluruh tempat yang disarankan bibi itu, dia masih tak bisa menemukan keberadaan Brave.

Pada akhirnya, dia menemukan Brave di dalam sebuah gudang dibelakang toko roti. Bajingan itu tengah mencuri dan memakan roti sambil banyak noda krim dan sisa­sisa roti disekitar mulutnya.

‘Ketemu kau.’

Weed berkata dengan senang,

"Bocah, patung ini adalah mainanmu yang hilang, kan?"

"Huh? Itu seorang Dwarf. Seorang Dwarf berbicara."

"Dengar, aku menemukan mainan yang kau hilangkan."

"Kumismu benar­benar lucu. Apa kakimu lebih pendek dari kakiku?"

"Ini patungmu, kan?"

Brave mengambil patung yang Weed ulurkan pada dia.

*Ding*
Quest Lost Toy selesai.

Kamu menemukan dan mengembalikan mainan itu pada Brave, seorang anak laki­laki di Desa Hagen.

Hadiah Quest: jika Brave sedang good mood, kamu akan bisa menerima satu permen.
Quest menjengkelkan itu telah selesai.

Weed dengan sabar menunggu untuk menerima permen tersebut.

‘Ini adalah sebuah quest yang bahkan tak mengeluarkan biaya pekerjaan, tetapi aku bisa mendapatkan sekitar 3 copper jika aku menjual permen itu di toko.’

Bukannya sebuah permen, Brave mengembalikan patung itu.

"Ya, ini memang milikku. Meskipun aku berpikir hyung­ku yang mencurinya... Tetapi aku tak membutuhkan ini lagi."

"......."

"Aku bukan lagi anak kecil. Aku berusia 8 tahun. Kau lihat, aku sudah melewati usia untuk bermain dengan mainan dan semacamnya. Mister bisa bermain dengan itu."

*Griiiiind!*

Suara Weed mengertakkan giginya bisa terdengar. Tetapi dia bersabar, dan tetap bersabar.

Keuntungannya akan lebih besar semakin kau mempertahankan kemungkinan hubungan bersahabat dengan penduduk Benua Versailles.

Dasar­dasar dari layanan mentalitas adalah keramahan, pertolongan, dan dedikasi.

Bertahan meskipun kau marah, dan jika ada sesuatu yang tak adil, kau jangan pernah menyuarakannya.

Kau bisa menyebutnya peraturan ketat yang menyedihkan dari seorang Dark Gamer.

"Meski begitu, kau seharusnya mengambil mainan ini, karena ini adalah milikmu. Ambillah sebagai pembayaran dari ketulusanku, aku datang kesini secara khusus untuk menemukanmu. Tidakkah kau berpikir kau harus memberiku sebuah permen?"

"Kubilang aku tidak mau bermain dengan itu!" Brave tiba­tiba berteriak.

"Mister, apa kau segitu menginginkan permenku? Bagaimana kau tau permen rasa kayu manis milikku rasanya lezat....."

"Ahem."

"Lagian, aku tidak akan memberimu permenku, jadi kau bisa mengambil mainan itu dan bermain dengannya. Oh ya, cobalah memberikan mainan itu pada mister Smith si pemabuk, yang menginginkan mainan itu."

"Mister Smith?"

"Dia hanyalah seorang paman tua yang tak punya pekerjaan lain yang lebih baik selain mabuk­ mabukan. Tetapi yah, aku merasa dia lebih baik daripada seorang mister Dwarf yang menginginkan permen milik anak kecil."

*Ding*
Mainan yang Diinginkan Smith si Pemabuk

Mainan yang diminta Smith si pemabuk dari Desa Hagen.

Smith yang minum di bar sampai dia mabuk berat, menginginkan mainan milik Brave.

Tingkat Kesulitan: F

Hadiah: kemungkinan tidak ada

Catatan Quest: tak ada hukuman meskipun kamu mengabaikannya.
Brave menyeringai saat dia menambahkan,

"Dia adalah seorang paman tua yang tak kompeten yang selalu meninggalkan tagihan alkoholnya yang belum dibayar. Dia juga tak punya keluarga. Aku tak mau menjadi tua dan tak berguna seperti dia. Hehe!"

Weed mendesah.

Sebuah quest berantai tingkat kesulitan F.

Karena bar'nya dekat, dia akan masuk untuk melihat Smith setidaknya sekali.

"Baiklah, bocah. Kalau begitu sampai jumpa lagi."

"Kubilang aku bukan bocah. Dan kemungkinan tak ada alasan untuk menemuinu lagi. Jika kau mau membawakan pedang besi yang aku mau, maka kita akan bertemu lagi."

Weed dalam diam memasukkan patung itu kedalam dadanya dan menghilang.

Brave berniat mencuri roti lagi dari gudang itu.

Setelah beberapa saat, seorang Orc menakutkan melompat keluar dari tempat dimana Weed menghilang.

Si Orc Karichwi!

Sebuah eksistensi yang bahkan menciutkan para penjahat kejam menjadi domba penurut hanya dengan wajah dan tubuhnya!

"KYAAAAK, ITU SEORANG ORC!"

"Chwiik! Ketemu kau. Bocah manusia kecil!"

Weed tak banyak berkata.

Dia memberi Brave rasa takut, untuk mengukir rasa hormat kepada orang dewasa sampai sumsum tulangnya.

* * *

Ketika dia menunjukkan patung itu kepada Smith si pemabuk, secercah cahaya kembali ke matanya yang kabur.

"Dimana kau mendapatkan patung ini?"

"Itu adalah sebuah patung yang biasanya dipakai bermain seorang bocah bernama Brave."

"Aku memang ingin memiliki patung milik bocah itu... Apa mungkin kau mencurinya dari dia?"

Weed menggeleng.

Setelah transformasinya menjadi Orc Karichwi, dia membatalkan Sculptural Shapeshifting dan kembali ke wujud Manusia'nya.

"Tidak. Aku menemukan mainan yang hilang itu dengan banyak kesulitan dan mencoba untuk mengembalikannya pada dia, tetapi dia bilang dia tak lagi mau bermain dengan itu. Brave memberitahuku bahwa seseorang menginginkan mainan ini, bukan, patung ini, jadi aku membawanya kesini."

"Begitukah. Maukah kau meminjamkan sebentar patung itu padaku? Aku ingin memeriksanya ketika Brave yang memilikinya, tetapi dia hanya mengijinkan aku untuk melihatnya sangat sebentar."

"Ini. Kau bisa memilikinya."

*Ding*
Quest Mainan yang Diinginkan Smith si Pemabuk selesai.

Smith si pemabuk mendapatkan patung yang dia inginkan.

Meskipun ini masih siang bolong, kau bisa mendapatkan minuman dari dia.

Hadiah Quest: mintalah secara langsung dari Smith si pemabuk.

Fame naik 1 poin
Smith memeriksa patung itu dengan cermat.

"Patung ini.... aku pernah melihatnya sekali sebelumnya ketika berkelana dimasa­masa mudaku."

"Apa?"

"Apa Brave pernah memberitahumu darimana patung ini berasal?"

"Dia tidak mengatakannya."

"Ini adalah sebuah kisah 20 tahun yang lalu. Waktu ketika aku berkelana di benua sebagai seorang tentara bayaran... Ahem! Saat itu, aku adalah seorang tentara bayaran yang luar biasa. Kau mungkin tak mempercayainya, tetapi aku bahkan mengkomando sebuah pasukan tentara bayaran."

Tentu saja, Weed tidak mempercayainya.

Pemabuk semuanya sama saja — tak pernah ada orang menjadi seorang Merchant besar atau tentara bayaran kelas pertama dimasa lalu. Bualan mereka tak mencakup satu atau dua hari, jadi dia setuju pada pernyataannya dan membiarkannya.

"Dibawah perintah Yang Mulia Ratu, aku mengeksekusi Count Savoid si penghianat bersama dengan Pasukan Kerajaan. Ada sebuah patung yang tampak sama persis seperti patung ini didalam gudang milik Count Savoid."

"Aku mengerti."

"Itu disesalkan, tetapi aku juga tak tau patung macam apa itu. Itu tak seperti aku tak punya kecurigaan...

Menurutmu mungkinkah ada sebuah cerita tentang ini jika kau pergi untuk memeriksa perpustakaan

lokal?"

Weed entah kenapa memiliki perasaan yang kuat quest itu tidak akan berakhir disini.

"Kenapa kau tidak mencaritahunya untukku? Jika kau melakukannya, aku akan menceritakan padamu kisah­kisah lamaku sebagai seorang tentara bayaran.

*Ding*
Keingintahuan Smith

Smith si mantan tentara bayaran memiliki pertanyaan tentang sebuah patung yang dia lihat dimasa mudanya.

Jika kamu mengumpulkan informasi tentang patung itu dan memberikannya pada dia, sepertinya dia akan menceritakan kisah­kisah yang dia kumpulkan sebagai seorang tentara bayaran.

Tingkat Kesulitan: D

Hadiah: Cerita Smith

Persyaratan Quest: tidak ada