Stone Village, dirumah kepala desa, seperti biasa Froogy rutin menyiram
tanaman di halaman rumahnya.
Seorang wanita keluar dari rumahnya dan berbicara padanya.
"Oh ayah! sepertinya kau sangat gembira hari ini, apakah karena
lukisan itu telah kembali padamu?"
"Ya, benar sekali, suasana hatiku sedang baik hari ini."
"Aku senang melihatmu seperti ini. Ngomong-ngomong, ini tentang
pria yang mengantarkan lukisan itu..."
"Oh, kenapa dengan bocah itu?"
"Apa tidak apa-apa membiarkan dia mendapatkan class itu?"
Froogy tertawa mendengar pertanyaan putrinya.
"Dia harus melawan segala rintangan, itu tidak akan mudah."
"Itu berarti..."
"Tak ada kesempatan! Dia tidak akan bisa mendapatkan class itu, dan
bahkan jika dia mendapatkannya... yah, mungkin dia akan..." kata Froogy
tertawa keji.
"....."
"...Menyesal memilih class tersebut!"
*****
Valley Hundred Flowers, lima jam perjalanan menunggangi kuda dari Stone
Village.
Kuda yang ditunggangi Anonim sesekali keluar dari jalur yang benar,
dan bahkan sering berhenti mendadak saat diperjalanan untuk makan rumput dengan
santai. Dia harus membujuknya agar tetap berada di jalur. Akhirnya mereka
sampai di Valley Hundred Flowers.
Anonim dan partynya dibuat terkejut saat melihat pemandangan didepan
mereka. Tidak seperti yang mereka bayangkan, Valley Hundred Flowers adalah
tempat tandus yang bahkan tidak memiliki satupun tumbuhan hidup diatasnya.
Mereka benar-benar tercengang, Valley Hundred Flowers yang mereka
pikirkan adalah tempat yang indah dengan berbagai macam bunga-bunga cantik yang
tumbuh. Namun didepan mereka adalah tanah hitam tandus dengan kabut gelap
menyelimutinya, seolah-olah memiliki atmosfir kematian.
Qilin bertanya. "Ngomong-ngomong, ada dimana kita?"
"Aku juga tidak tahu."
Fatty menggelengkan kepalanya, dia juga tidak yakin ini adalah Valley
Hundred Flowers atau bukan.
"Itu, kita datang ketempat yang benar kan?"
"Daerah ini memiliki suasana yang menyeramkan."
Dihadapan mereka, bukannya rerumputan hijau subur, yang mereka lihat
sekarang ini hanyalah tanaman-tanaman layu dan pasir abu-abu. Alang-alang
kering melambai-lambai saat angin meniup daunnya, rasa dingin tak menyenangkan
tampak dihasilkan dari udara suram. Pemandangan ini tak seperti yang mereka
bayangkan.
Anonim menjawab setelah dia memikirkannya, "Kita tidak melalui
jalur yang salah sepanjang perjalanan, ini harus benar-benar menjadi Valley
Hundred Flowers."
"Itu artinya kita tiba Valley Hundred Flowers, kan?" Tanya
Qilin.
"Yah, mari kita periksa untuk memastikannya!"
"Tetapi Anonim, pemandangan ini berbeda dari apa yang kita
pikirkan. Valley Hundred Flowers harusnya sebuah tempat yang indah, tidak
seperti tempat ini yang memiliki suasana suram dan menakutkan." Asia
menegaskan.
"....."
Kenyataan ini sepenuhnya berlawanan dari Valley Hundred Flowers yang
yang mereka fantasikan, seharusnya dipenuhi dengan bunga-bunga yang dan
pepohonan indah. Namun, tempat ini tak lebih dari sebuah daratan tandus dengan
udara yang suram dan dipenuhi atmosfir kematian.
"Dimana dan akan kemana kita pergi?"
"Bagaimana jika kita kembali?"
Pergi ke suatu tempat yang sama sekali tidak familiar. Pada poin ini,
jika melihat seekor monster, mereka akan terintimidasi untuk bertarung. Dengan
sebuah quest atau petualangan yang tak diketahui sambil terjebak di sebuah
lokasi yang tidak familiar, perasaan tersebut seperti seorang pria buta
diceburkan kedalam sungai!
Meski demikian Anonim memiliki solusi yang sederhana untuk masalah
tersebut.
"Ayo istirahat dan makan, setelah itu baru kita pikirkan
lagi."
Setelah perjalan lima jam tanpa henti, rasa lapar pasti telah
menyelimuti perut mereka.
Dengan segera, kegugupan yang sebelumnya telah memenuhi party ini
mereda. Dengan ekspresi senang pada wajah mereka.
"Makanan apa hari ini?"
Qilin menanyai Fatty dengan sikap yang serius. Jika sudah tiba waktu
makan, Fatty lah yang akan bertugas membuat makanan.
"Bagaimana kalau... aku akan memasak item-item yang kita dapatkan
dari Gua Orc?"
"Tentu saja. aku tidak keberatan." kata Anonim
"Tung-tunggu dulu Fatty, maksudmu daging Orc? Tidak, tidak! aku tidak
ingin memakannya! sebaiknya kita pergi berburu hewan lain untuk dimakan."
Asia juga gelisah mendengarnya. "Aku juga tidak ingin makan daging
Orc!"
"Ditempat tandus seperti ini, bahkan tumbuhan tidak hidup dimana
kita bisa menemukan hewan yang layak untuk dimakan?"
"....."
"Hehe, semua ada solusinya. kita bisa memakan daging itu?"
kata Fatty menunjuk empat ekor kuda yang menemani mereka dalam perjalannan.
"....."
"Kenpa kalian menatapku seperti itu? bukankah kalian yang
berteriak-teriak tidak ingin makan daging Orc? yah, biarpun harga kuda itu
cukup mahal, tapi kita bisa mengumpulkan uang dan membeli yang baru lagi,
kan?"
"....."
Dan akhirnya nasib malang empat ekor kuda telah diputuskan, mereka akan
tinggal didalam perut Anonim dan partynya.
Fatty membuat api unggun, dan setelah mengakhiri hidup kuda dia
mengambil dagingnya dan menusuk dengan kayu. Tak lupa menaburkan bumbu
diatasnya, dan menempatkan tepat diatas api. setelah 15 menit daging panggang
telah siap.
Aroma harum menyebar dari daging panggang tersebut.
"Aemmm!"
"Menakjubkan!"
Mereka menikmati daging panggang, bahkan di suatu tempat seperti Valley
Hundred Flowers yang menakutkan ini tidak mengurangi nafsu makan mereka. Mereka
memakan daging panggang itu dengan rakus.
*****
Perjamuan telah selesai, dan tingkat energi dari party telah pulih
kembali.
Asia mendekat dan memuji. "Daging panggang buatanmu sangat lezat,
Fatty. Untuk membuat semuanya dengan tangan kosongmu sendiri, apa itu
merepotkan?"
"Tidak, melakukan begini akan membuatnya lebih lezat."
Asia mengangguk setuju dengan pemikiran Fatty, mencampurkan
bumbu-bumbunya dengan tangan efeknya akan lebih spektakuler.
Qilin yang mendengar merasa sedikit tidak benar, dan bertanya.
"Fatty, kapan terakhir kali kau mencuci tangan?"
"2 atau 3 minggu yang lalu, atau mungkin sudah sebulan. Yah, aku
tidak benar-benar ingat sih..."
"....."
Setelah mendengar perkataan Fatty, Asia dan Qilin terdiam dan mulai
meneteskan air mata.
*****
"Akhirnya setelah makan, petualangan dimulai."
Anonim berdiri dari tempat duduknya dan membuat semua orang berkumpul
di satu tempat.
"Ah! Akhirnya."
Mata para anggota party berubah. Sekarang mereka tidak memiliki
tanda-tanda kegelisahan lagi. Pola pikir mereka telah beralih untuk menanggapi
situasi apapun. Semangat bertarung yang tinggi!
Mereka siap melawan musuh-musuh yang kuat. Jika musuh datang, mereka
sudah siap untuk pertempuran, seperti itulah cara berpikir mereka saat ini.
Valley Hundred Flowers sangatlah berbahaya, dan ini adalah pertama
kalinya mereka datang kesini. Apapun bisa saja terjadi, mereka harus mempersiapkan
diri.
Satu hambatan terbesar berada di Valley Hundred Flowers adalah...
Mereka tidak memiliki informasi mengenai tempat ini, oleh karena itu
mereka tidak boleh melakukan kesalahan, waspada tinggi, selalu siap menghadapi
semua resiko, dan mengatasi kesulitan yang akan terjadi.
"Aku telah siap!"
"Ayo mulai. Aku siap!"
Sebuah tempat yang benar-benar berbahaya, tapi karena memiliki
teman-teman untuk menghadapi bahaya tersebut bersama, itu akan memberi
seseorang kepercayaan diri untuk melaluinya.
Anonim menatap mereka dan berkata.
"Tempat ini mungkin benar-benar Valley Hundred Flowers. Masalahnya,
kita tidak tau apa-apa tentang giografis daerah ini, kita juga tidak memahami
karakteristik monster-monster yang ada disini. jadi kita harus selalu waspada
dan berhati-hati, aku tidak ingin salah satu dari kita mengalami pinalti kematian..."
Setelah mendengar kata-kata Anonim, mereka mengangguk.
Anonim berpaling kearah Fatty dan memanggil.
"Gemuk!"
"Ya?"
"Pergi ke atas bukit untuk mengintai situasi sekeliling daerah ini.
Jika kau kebetulan bertemu monster, bergegaslah kembali kesini. Jangan
bertarung sendirian."
"Aku? Baik, aku akan pergi sekarang."
Fatty pergi menuju ke atas bukit, dalam waktu singkat dia mencoba
mengamati area disekitar dari ketinggian. Dan setelah itu kembali.
"Tidak ada monster di area ini, meskipun masalahnya adalah mereka
mungkin bersembunyi dari pandangan kita..."
"Bagaimana dengan medannya?"
"Sepertinya ada sebuah kota, aku bisa melihat menara tinggi
didepan. Dan tampaknya ada jalan setapak di sebelah sana, sepertinya jalan itu
menuju tempat tersebut."
"Kalau begitu ayo ke sana."
Setelah keputusan Anonim, party itu bergerak memasuki Valley Hundred
Flowers dan mengikuti jalan setapak. Tak seorangpun yang tidak cemas,
suasan suram menyelimuti daerah tersebut. Langit
gelap bercampur udara kematian membuat tempat itu begitu menakutkan.
Setelah memasuki Valley Hundred Flowers semakin dalam, Asia berkata.
"Aku merasakan
kekuatan kegelapan?"
Sebagai seorang
Priest yang memiliki kekuatan cahaya, kekuatan gelap adalah musuh alaminya.
Jadi Asia bisa merasakan tanda-tanda keberadaannya.
"Kekuatan gelap?
seperti apa?"
"Ya, aku tidak
tahu pasti. Mungkin itu Undead, Zombie atau semacamnya. Semuanya
berhati-hati.."
"Woaaaaa,
Zombie? Apa yang terjadi jika kita digigit? apa kita akan berubah menjadi
Zombie?" kata Qilin ketakutan.
"Kau berisik
sekali Qilin! jika kita tergigit Zombie atau makhluk penghisap darah lainnya,
hanya Vitality dan MP kita yang akan tersedot dan mengisi Vitality dan MP milik
mereka. Itu tidak seperti yang kau tonton di film-film." kata Fatty
memberitahu.
"Apa mereka
memiliki kelemahan?"
"Zombie tidak
menggunakan senjata dan sangat lambat. Sebaliknya, Undead bisa menggunakan
senjata. Namun mereka memiliki kelemahan yang sama, bagi makhluk kegelapan
mereka lemah dengan sihir cahaya."
"Baguslah,
untung kita memiliki Asia disini."
"Kau jangan
menganggap enteng mereka. Para Undead atau Zombie yang berlevel tinggi, akan
memiliki kecerdasan dan bisa menggunakan sihir kutukan."
"Ahem, Mereka
bisa melakukan hal itu? Kurasa lebih baik untuk berhati-hati."
Meskipun berkata
dengan tenang, bisa dilihat keringat mengalir dipunggung Qilin.
"Ya."
Tak seorangpun tau
apa yang akan terjadi. Masing-masing langkah yang mereka ambil membawa mereka
semakin dan semakin dekat ke arah bahaya.